Makalah Pemeriksaan Hematologi Hematokrit Metode Makro dan Mikro

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
        Pemeriksaan hematologi dibagi dalam tiga rangkaian yaitu pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah khusus dan faal hemostasis. Pemeriksaan darah rutin adalah serangkaian pemeriksaan laboratorium klinis yang diperiksa dengan atau tanpa indikasi, bertujuan untuk menyaring (screning) atau diagnosis suatu penyakit, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hitung jenis leukosit, hitung eritrosit, hitung leukosit, nilai hematokrit, hitung trombosit dan Laju Endap Darah (Kosasih, 1984).
           
B.     Rumusan Masalah
a.         Apakah pengertian dari Hematokrit?
b.         Apakah pengertian, prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Mikro?
c.         Apakah pengertian, prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Makro?
d.        Apa saja manfaat dari Hematokrit?
e.         Berapakah Nilai normal Hematokrit?
f.          Apa saja Pemeriksaan darah ritin?
g.         Berapakah nilai patologis beserta contoh kasusnya?
C.    Tujuan
a.         Mengetahui pengertian dari Hematokrit?
b.        Mengetahui pengertian, prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Mikro?
c.         Mengetahui pengertian, prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Makro?
d.        Mengetahui manfaat dari Hematokrit?
e.         Mengetahui Nilai normal Hematokrit?
f.         Mengetahui Pemerisaan darah ritin?
a.         Mengetahui nilai patologis beserta contoh kasusnya?

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Definisi Hematokrit (Ht)
            Hematokrit berasal dari kata haimat yang artinya darah dan krinein yang berarti pemisahan.  Proses pemisahan darah melalui uji hematokrit dilakukan dengan cara mengambil beberapa mili volume darah baik darah vena ataupun darah kapiler, lalu memasukannya kedalam suatu tabung khusus, dan memutarnya didalam alat centrifuge dalam waktu dan kecepatan tertentu.  Untuk pemeriksaan hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka eritrosit akan mengendap (Sadikin, M. 2002). Tabung khusus yang di gunakan untuk proses hematokrit disebut tabung Wintrobe. Tabung ini mempunyai skala khusus pula yang di sebut dengan skala hematokrit. Karena menggunakan tabung wintrobe, maka hematokrit dengan cara ini sering di sebut dengan istilah hematokrit metode wintrobe atau metode mikro
            Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat (Hardjoeno, H. 2007).
            Nilai hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia leukemia, sedangkan peningkatan nilai hematokrit ditemukan pada dehidrasi (suatu peningkatan relatif). Hematokrit dapat menjadi indikator keadaan dehidrasi. Hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat penurunan volume cairan dan peningkatan eritrosit.
           
a.      Metode
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :
1.              Metode makrohematokrit
            Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
·           Prinsip :
            Sampel darah yang di sentrifusdalam waktu tertentu kemudian dibaca volume dari masa erirosit yan telah dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam sekian % dari volume semula (volume %)
2.               Metode mikrohematokrit
               Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
               Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam vol %.
·           Prinsip :
Sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung kapiler lalu dilkukan sentrifugasi untuk mendapatkan nilai hematokrit yang diukur menggunakan Ht Reader
b.      Aplikasi Penggunaan Pemeriksaan Hematokrit
·           Manfaat pemeriksaan hematokrit dalam klinik
        Mafaat pemeriksaan hematokrit untuk mengukur derajat anemi dan polisetemia. Untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma. Di mana plasma terbentuk warna kuning atau kuning tua (R. Ganda S, 1989)
        Dapat juga digunakan untuk menentukan rata-rata volume eritrosit, merupakan tes scerning dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia. (Maxwell M. Wintrobe, 1947). Warna plasma yang diperoleh dari pemusingan yang berwarna kuning atau kuning tua baik dalam keadaan fisiologis atau patologis merupakan indikasi  naiknya bilirubin dalam darah, misalnya : infeksi hepatitis, naiknya kolestrol juga dapat diketahui dari warna plasma yang berwarna seperti susu, misalnya penderita diabetes melitus. Plasma yang berwarna merah merupakan indikasi adanya hemolisis dari eritrosit seperti penggunaan spuit yang belum kering, pada pengambilan darah atau hemolisis intra vascular. Serta untuk mengetahui volume rata-rata eritrosit dan konsentasi Hb rata-rata didalam eritrosit. (Depkes RI, 1989)
c.       Nilai Normal
·                     Table Nilai rujuk pemeriksaan Hematokrit
o   Bayi baru lahir             : Hematokrit 44-65 vol %
o   Anak (1-3 tahun)         : Hematokrit 29-40 vol %
o   Anak (4-10 tahun)        : Hematokrit 31-43 vol %
o   Pria dewasa                  : Hematokrit 40-50 vol %
o   Wanita dewasa            : Hematokrit 36-46 vol %
B.     Ruang lingkup pemeriksaan darah rutin
     Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
·           Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
a.      Pengertian
1.         Hemoglobin (Hb)
             Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
            Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
       Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
       Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
       Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
       Anak anak : 11-13 gram/dl
       Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
       Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
       Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
       Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
2.        Hematokrit
            Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
3.             Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll.
4.         Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 3,5 juta – 5,5 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 3 juta - 5 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll.
5.        Laju Endap Darah
            Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
            International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen :
∙ Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
∙ Perempuan : 0 – 20 mm/jam
6.         Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%
b.      Manfat pemeriksaan
a.         Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
d.        Manfaat pemeriksaan Hematokrit
            Mafaat pemeriksaan hematokrit untuk mengukur derajat anemi dan polisetemia. Untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma.
e.         Manfaat pemeriksaan Jumlah Leukosit
            Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metbolik toksik dan diagnosis keadaan leukemia.
f.         Manfaat pemeriksaan LED
            Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen, atau infeksi, membedakan tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah dibedakan.
       Misal : Rheumatoid Artritis dan Artritis akibat degeneratif.
g.        Manfaat pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
            Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosis dan dalam pemantauan perjalanan penyakit terutama penyakit infeksi dan keganasan.
            Pemeriksaan hitung jenis terdiri dari :
1. Neutrofil
-          Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh melawan infeksi.
-          Meningkat pada endokarditis, pneumonia (inflamasi paru-paru), leukemia granulistik, luka bakar, eklampsia (tekanan darah tinggi akibat kehamilan) dan hemolisis.
-          Nilai normal : 50 - 70 %
2. Limfosit
-        Limfosit berperan untuk memproduksi antibodi dalam melawan   infeksi.
-          Meningkat pada hepatitis yang disebabkan infeksi, penyakit yang disebabkan virus lain dan TBC.
-          Nilai normal : 25 - 40 %
3. Monosit
-   Monosit berperan dalam sistem imun.
-   Meningkat pada leukemia monositik, TBC, infeksi dan peradangan kronik.
-   Nilai normal : 2 - 8 %
4. Eosinofil
-   Eosinofil berperan dalam reaksi alergi, obat serta infeksi.
-   Meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit, penyakit kolagen, anemia   pernisiosa dan penyakit Addison.
-   Nilai normal : 2 - 4 %
5. Basifil
· Basofil berperan dalam proses imunologi dan inflamasi.
· Meningkat pada polisitemia, mielofibrosis, Myeloid metaplasia.
· Nilai normal : 0 - 1,0 %
·      Nilai Patologis
a.      Hemoglobin (Hb)
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi.   Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
b.      Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
c.       Leukosit
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
·         Anemia hemolitik
·         Sirosis hati dengan nekrosis
·         Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
·         Keracunan berbagai macam zat
·         Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
d.      Laju endap darah
∙ LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit         imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.
  LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis
e.       Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.  Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl).
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.
·         Contoh kasus
            Leukemia (Kanker Darah) merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Biasanya ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi (sel blast) secara berlebihan dan menyebabkan terdesaknya sel darah yang normal yang mengakibatkan fungsinyaterganggu.

Leukemia dibagi atas 2 jenis :
1.    Leukemia akut : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Non Limfoblastik Akut (LNLA) atau Leukemia Myeloblastik Akut (LMA)
2.    Leukemia Kronis : Leukemia Mielositik Kronis (LMK).
Gejala / Tanda-tanda :
1.    Pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan menurun,
2.    Demam tanpa sebab yang jelas,
3.    Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening,
4.    Kejang sampai penurunan kesadaran,
5.    Perdarahan kulit (petekie, hematom) dan atau perdarahan spontan (epistaksis, perdarahan gusi),
6.    Nyeri tulang pada anak. Sering kali ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan tiba-tiba tidak mau melakukannya lagi, anak lebih nyaman untuk digendong.
7.    Pembesaran testis dengan konsistensi keras.
Diagnosis
            Proses Diagnosis Leukemia dilaksanakan berdasarkan : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang.
·           Anamnesis :
1.         Pucat,
2.         Demam tanpa sebab yang jelas,
3.         Perdarahan kulit,
4.         Nyeri tulang,
5.         Lesu,
6.         Berat Badan turun.
·           Pemeriksaan Fisik :
1.         Pucat,
2.         Epistaksis / Petekie / Ekimosis,
3.         Pembesaran kelenjar getah bening,
4.         Hepatomegali,
5.         Splenomegali.
·           Diagnosa
     Dokter kadang-kadang menemukan leukemia pada pemeriksaan darah rutin. Jika Anda memiliki gejala-gejala yang mengarah ke leukemia, Dokter Anda akan mencoba untuk mengetahui penyebabnya dan bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda.
Anda mungkin menjalani satu atau lebih dari tes berikut:
·           Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening, limpa, atau hati. 
·           Pemeriksaan darah: Laboratorium akan melakukan hitung darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet. Leukemia menyebabkan jumlah sel darah putih sangat tinggi. Juga seringkali ditemukan rendahnya tingkat trombosit dan hemoglobin dalam sel darah merah. 
·           Biopsi: Biopsi adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia ada dalam sumsum tulang Anda. Hal ini memerlukan anestesi lokal untuk membantu mengurangi rasa sakit. Dokter akan mengambil beberapa sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya. Ada dua cara yang umum digunakan: 
·           Aspirasi sumsum tulang: menggunakan jarum berongga tebal, yang diambil hanya sumsum tulang
·           Biopsi sumsum tulang: menggunakan jarum berongga sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil tulang dan sumsum tulang.
Pemeriksaan Lainnya
·           Sitogenetik: Laboratorium akan meneliti kromosom dari sampel sel darah, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening. Jika kromosom abnormal ditemukan, tes dapat menunjukkan jenis leukemia yang Anda miliki. Misalnya, orang dengan CML memiliki kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia.
·           Spinal Tap: Dokter Anda dapat mengambil beberapa cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Dokter menggunakan jarum panjang  tipis untuk mengeluarkan cairan dari tulang punggung bagian bawah. Prosedur ini memakan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Anda harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan untuk meneliti adanya sel-sel leukemia atau tanda-tanda lain dari masalah.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
        Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample  dari penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana, pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit subklinis, Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan, Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan penyakit, Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.




Daftar Pustaka 
  1. Pemeriksaan darah lengkap. http//www.itd.unair.ac.id.29 juni 2014
  2. Tinjauan umum mengenai hematokrit. http//www.catatananalis.blogspot.com.29 juni 2014 
  3. Definisi hematokrit. http//www.dtebu.com.29 juni 2014 
  4. Yusrianto.2010.hematokrit.Http//www.com.info sehat.id. 29 juni 2014 
  5. http://analiskesehatanroris.blogspot.co.id 
Artikel yang mungkin Anda cari ; hematologi pada ibu nifas, hematologi pada persalinan, hematologi paket, hematologi pemeriksaan darah, hematologi pcv, hematologi pdw, hematologi plt, hematologi pada ikan, hematologi pada kehamilan, hematologi pada anak, hematologi pengertian, hematologi pada anjing, hematologi p-lcr, hematologi pada anak pdf, hematologi powerpoint, hematologi pemeriksaan darah lengkap darah rutin, hematologi ppt download, hematologi pada proses infeksi, hematologi quiz, qc hematologi, hematology test quizlet, o que hematologia, questoes hematologia, hematologi rdw, hematologi rutin 1 adalah, hematologi rbc, hematologi rutin pdf, hematologi rspad, hematologi rendah, hematologi rscm,
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts