Sidang Umum PBB, Pemimpin Global Komitmen Berantas Bakteri Kebal Obat

Posting Komentar
Media tanam Bakteri (Sumber : http://voices.nationalgeographic.com)

Pada hari ketiga Rabu (21/9/2016), 193 negara-negara berkembang dan maju berkumpul di markas PBB di New York untuk membahas tentang “ancaman berbahaya” dari bakteri super (super-bugs) atau bakteri kebal obat.

Berbicara pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon seperti dikutip dari laman un.org, Kamis (22/9/2016) mengatakan, resistensi antimikroba menimbulkan ancaman jangka panjang bagi kesehatan manusia, produksi pangan yang berkelanjutan dan pembangunan.

"Ini tidak berarti bahwa hal itu mungkin terjadi di masa depan. Ini adalah realitas yang nyata-di seluruh belahan dunia, pada negara berkembang dan negara-negara maju, di daerah pedesaan dan perkotaan, di rumah sakit, di peternakan dan di masyarakat," kata Ban.
Baca Juga : Shower Puff Bisa Jadi Sarang Kuman
Sekretaris Jenderal juga menyatakan keprihatinan pada hilangnya kemampuan untuk melindungi manusia dan binatang dari infeksi yang mengancam jiwa karena resistensi antimikroba.

Risistensi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, parasit, dan jamur mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan yang sebelumnya mampu menyembuhkan mereka.
Baca Juga : Risiko Gemuk Anak Turut Dipengaruhi Bakteri di Ususnya
Sekjen PBB menjelaskan, sejumlah penyakit yang sekarang merajalela karena resistensi antimikroba. Lebih dari 200.000 anak-anak yang baru lahir, diperkirakan meninggal setiap tahun dari infeksi yang tidak merespon terhadap antibiotik yang tersedia. Epidemi tifus multidrug-resistant, kini menyapu bagian Afrika, yang menyebar melalui air.

"Resistensi terhadap obat HIV/AIDS terus meningkat. Ekstensif tubercolosis (TB) yang resistan terhadap obat telah diidentifikasi di 105 negara. Dan ketahanan terhadap obat antimalaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendesak di Greater Mekong Sub-region," kata Sekjen Ban.
Baca Juga : RI Resmi Izinkan Peredaran Vaksin DBD Sanofi Pasteur
Tren ini, ujarnya, merusak prestasi susah payah di bawah Tujuan Pembangunan Milenium (the Millennium Development Goals), termasuk terhadap HIV/AIDS, TB, malaria dan kelangsungan hidup ibu dan anak.

"Jika kita gagal untuk mengatasi masalah ini dengan cepat dan komprehensif, resistensi antimikroba akan membuat kualitas yang baik terhadap penyediaan cakupan kesehatan universal lebih sulit, jika bukan tidak mungkin, "kata Sekjen Ban.
Baca Juga :  Vaksin DBD Telah Disetujui BPOM
Dikutip dari laman voanews.com, dalam sejarah sidang majelis umum PBB, hanya ada tiga penyakit yang pernah diangkat pembahasannya, yaitu: HIV, Ebola, dan penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas.

Komitmen negara-negara ini meliputi aksi global yang mendukung grup koordinasi pemberantasan resistensi antimikroba. Selain komitmen internasional untuk bekerja sama untuk mendorong inovasi dan penelitian lebih lanjut, negara-negara berkembang juga berjanji untuk meningkatkan kemampuan diagnosis tenaga kesehatan dan menginformasi masyarakat lebih menyeluruh tentang penyalahgunaan antibiotik, serta inisiatif lokal untuk menanggulangi penyalahgunaan antibiotik.
Baca Juga : Kabar Buruk Bagi Wanita Penyuka Celana Ketat, Virus Ini Akan Menyerang dan Merusak Vagina
Ada tiga penyebab terjadinya resistensi antimikroba yang pada dasarnya adalah mutasi genetik bakteri untuk bertahan hidup. Evolusi ini terjadi karena penyalagunaan antibiotik berlebihan oleh manusia, penggunaan antibiotik pada hewan ternak yang dikonsumsi manusia, dan pertahanan alami yang dibentuk oleh organisme sendiri.

Sejak ditemukannya penisilin pada tahun 1928, sang penemu, Alexander Flemming dan beberapa ilmuwan telah memperingatkan akan bahaya bakteri super yang resisten terhadap antibiotik. Seabad kemudian, bakteri super menewaskan 700 ribu orang per tahun.
Sumber : Ilmuwan Temukan Molekul Lebih Ampuh dari Antibiotik [Molekul berbentuk bintang, atau polimer peptida.]
Data Komite Pengendalian Resistensi Antimikobra tahun 2000 menunjukkan, 70 persen penggunaan antibiotik yang diresepkan dokter tidak sesuai. Pada penelitian lanjutan tahun 2009 yang dilakukan terhadap 20 rumah sakit besar, pengendalian resistensi antimikroba juga belum memuaskan.

Selain komitmen kerja sama internasional, negara-negara ini juga berjanji untuk lebih ketat meregulasi perusahaan farmasi yang menjual antibiotik, termasuk pengaturan pemasaran antibiotik dan pemberian resep antibiotik berdasarkan insentif ekonomi dari industri farmasi. 

Sumber :
Netral News. 2016.Sidang Umum PBB, Pemimpin Global Komitmen Berantas Bakteri Kebal Obat. Diakses tanggal 24 September 2016. Link ; http://www.netralnews.com/news/kesehatan/read/25391/sidang.umum.pbb..pemimpin.global.komitmen.berantas.bakteri.kebal.obat
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar