ImadAnalis. Pelaksanaan program imunisasi vaksin MR (measles dan rubella) fase pertama tengah berlangsung sejak Agustus hingga September 2017 mendatang. Vaksin MR ini merupakan pengganti vaksin measles, mumps, dan rubella (MMR) yang sebelumnya sempat kosong stoknya selama dua tahun.
Sebenarnya, tidak ada perbedaan besar antara vaksin MR dan MMR. Perbedaannya adalah kandungan mumps untuk melawan gondongan yang tidak dimasukkan ke dalam vaksin MR. Hal ini dilakukan karena kasus penyakit gondongan sudah jarang dijumpai di kalangan masyarakat Indonesia.
Menurut data Depkes.go.id, Rabu (16/8/2017), vaksin MR yang digunakan telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari Badan POM. Vaksin MR 95 persen efektif untuk mencegah penyakit campak dan rubella dan telah digunakan di lebih dari 141 negara.
Selain itu, biasanya efek samping yang ditimbulkan usai pemberian vaksin meliputi demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan. Hal ini normal dan akan hilang setelah dua sampai tiga hari.
Terkait dengan kejadian ikutan setelah pemberian vaksin MR seperti peristiwa lumpuh yang menyerang seorang anak setelah pemberian vaksin, belum ditemukan bukti keterkaitan antara vaksin MR dengan kelumpuhan tersebut. (liputan6)
Baca juga : Benarkah Vaksin MR Bisa Bikin Lumpuh?