Pedikulosis

 

Foto : alomedika.com

Pedikulosis merupakan infestasi ektoparasit berupa kutu pada kulit atau rambut. Etiologi tersering adalah Pediculus humanus capitis, Pthirus pubis, dan Pediculus humanus corporis. Gatal adalah gejala yang paling sering ditemukan, tetapi pasien juga bisa datang dengan ekskoriasi, limfadenopati leher, konjungtivitis, dan ruam hipersensitivitas.

Walaupun prevalensi di suatu negara rendah, tetapi diperkirakan bahwa sirkulasi penyakit ini di komunitas cukup tinggi. Prevalensi pedikulosis kapitis tertinggi umumnya pada anak usia sekolah dan prasekolah.

Patofisiologi pedikulosis

Patofisiologi pedikulosis diawali dengan infestasi ektoparasit pada kulit dan rambut di kepala, pubis, atau badan. Ektoparasit yang umumnya menyebabkan pedikulosis adalah Pediculus humanus capitis, Pthirus pubis, dan Pediculus humanus corporis.

Kutu yang menyebabkan pedikulosis pada manusia adalah kutu penghisap darah. Jenis kutu ini memiliki 6 kait yang digunakan saat menghisap darah dari permukaan tubuh.

Rasa gatal pada pedikulosis, timbul akibat reaksi hipersensitivitas. Pada saat pasien baru pertama kali terinfeksi, gatal akan timbul dalam 2‒6 minggu setelah paparan. Namun, jika pasien terkena pedikulosis lagi (refrakter), gatal akan timbul dalam 1-2 hari.

Diagnosis Pedikulosis

Diagnosis pedikulosis secara definitif ditegakkan jika ditemukan nits, nymph, atau kutu dewasa pada area dengan keluhan. Umumnya, pasien mengeluh rasa gatal yang hebat sehingga sering menggaruk.

Anamnesis

Keluhan yang umum dilaporkan oleh pasien adalah pruritus yang hebat pada daerah yang terinfestasi, sehingga pasien akan menggaruk terus menerus. Tindakan menggaruk dapat merusak integritas kulit sehingga dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder.

Pioderma derajat berat dapat menyebabkan terjadi bercak alopecia yang tidak teratur. Beberapa kasus dapat menunjukan gejala demam, lemas, pucat, mudah marah, dan pembesaran kelenjar getah bening. Selain itu, pasien juga dapat menemukan nits, nymph, atau kutu dewasa secara tidak sengaja.

Pedikulosis kapitis pada anak dapat menyebabkan gangguan tidur. Faktor risiko yang harus digali antara lain higienitas yang buruk, tidak memiliki akses terhadap pakaian bersih, tunawisma, dan tinggal di tempat padat.

Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik tergantung jenis dan lokasi dari kutu. Lokasi yang terinfestasi akan menunjukan masalah dermatologis seperti pioderma, makula eritematosa, maculae cerulae (makula berwarna biru-keabuan), ekskoriasi wheals, dan puncta hemoragik. Pada beberapa kasus dapat pula ditemukan limfadenopati leher dan konjungtivitis.

Pedikulosis kapitis derajat berat dan tidak diobati dapat menyebabkan rambut pasien menjadi kusut karena eksudat, sehingga rentan terhadap infeksi jamur. Akibatnya, akan terbentuk massa berbau bernama plica polonica. Masa tersebut menampung banyak nits, dan kutu. Infestasi kutu badan kronis akan menimbulkan penebalan dan perubahan warna kulit yang disebut vagabond’s disease.

Diagnosis Banding

Keluhan pruritus pada kepala, tubuh, dan kemaluan dapat didiagnosis banding dengan eksim/urtikaria, infeksi jamur, atau skabies. Sementara itu, diagnosis banding keluhan bercak putih pada kulit kepala adalah ketombe atau dermatitis seboroik.

Lesi kulit akibat garukan atau ekskoriasis harus dibedakan dengan folikulitis maupun pioderma.

Pemeriksaan Penunjang Pedikulosis

Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan mikroskop dan pemeriksaan wood lamp.

Pemeriksaan Mikroskop

Pemeriksaan mikroskop dapat dilakukan dengan pengambilan nits atau kutu secara langsung menggunakan cellulose tape pada daerah terinfestasi. Sampel kemudian diperiksa langsung di bawah mikroskop.

Pemeriksaan Wood lamp

Pemeriksaan wood lamp dapat menunjukan fluorescence berwarna hijau kekuningan dari nits.


Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/pedikulosis

 

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK

Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak