Teliti obat diabetes, Sri Fatmawati dianugerahi “Early Chemist Award”

Posting Komentar

http://www.lensaindonesia.com
LENSAINDONESIA.COM: Sri Fatmawati SSi MSc PhD, dosen Jurusan Kimia FMIPA ITS meraih penghargaan Early Chemist Award dalam ajang The International Chemical Congress of Pacific Basin Societies 2015 di Honolulu, Hawaii, pada 20 Desember 2015 lalu. Gelar ini diperoleh atas ketekunannya dalam penelitian di bidang Kimia Organik Bahan Alam.

Early Chemist Award merupakan penghargaan bagi peneliti muda di bidang kimia dan ilmu spektroskopi. Penghargaan ini diberikan kepada 40 peneliti yang memiliki rekam jejak dan publikasi terbanyak. Penghargaan ini dianugerahkan dalam kongres kimia lima tahunan terbesar yang digelar sejak tahun 1984. 

Seperti dikutip dari laman Kimia ITS, terdapat sekitar 8.000 makalah dari 71 negara se-Asia Pasifik yang terdaftar dalam kongres Kimia Pasifik Basin tahun 2015. Selain Fatma, sapaan akrab Sri Fatmawati, terdapat juga lima peneliti Indonesia lainnya yang meraih penghargaan serupa.

Dalam kongres tersebut, Fatma menyampaikan makalah mengenai penggunaan ekstrak bahan alam dari berbagai tumbuhan sebagai bahan obat diabetes. “Kami mengisolasi senyawa aktif dari tanaman, kemudian ekstrak tersebut diteliti proses penghambatannya terhadap enzim yang menyebabkan kadar gula darah naik atau pemicu komplikasi penderita diabetes,” jelas Fatma awal pekan ini.

Sebagai langkah awal, Fatma menyeleksi berbagai tanaman yang berpotensi sebagai obat diabetes di Indonesia. Menurutnya, Indonesia punya potensi alam yang luar biasa. Dia sendiri hanya mencoba membuktikan secara ilmiah obat yang sudah digunakan di masyarakat.

Fatma mengaku, penelitian yang ia lakukan merupakan riset dasar, sehingga hasilnya masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum dijadikan obat dan diproduksi secara massal.

“Riset kami belum sampai pada tahap klinis. Masih banyak tahapan lain yang harus dilalui sampai suatu senyawa bisa disebut sebagai obat,” paparnya lebih lanjut.

Hidup di negara yang belum sepenuhnya mendukung penelitian dasar tentu memberikan kendala tersendiri bagi Fatma. Ia mengaku sudah terbiasa kesulitan membeli bahan kimia, enzim, dan lain-lain, namun itu bukan halangan.

Apalagi, perempuan yang meraih gelar PhD dari Universitas Kyushu, Jepang ini dikelilingi orang-orang yang mendukungnya. Baik sesama dosen, kepala laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis, pimpinan Jurusan Kimia, dekan FMIPA, serta Rektor ITS mendukung riset saya. “Satu lagi, saya memiliki mahasiswa-mahasiswi cerdas yang turut membantu saya,” ungkap L’Oreal Women in Science 2013 di Prancis.

Ia mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kongres kimia terbesar itu. Selain karena biaya akomodasi yang sudah disediakan, Fatma bisa berjumpa dengan para penerbit jurnal seperti Elsevier, para editor jurnal kimia papan atas, hingga peraih nobel kimia.

“Di situlah letak kebahagiaannya, saya bertemu dengan peneliti kelas dunia sehingga dapat memacu diri untuk lebih baik lagi, dan bisa memotivasi mahasiswa saya agar lebih baik dari saya,” tuturnya.

Tapi Fatma membantah bila penelitian yang dilakuaknnya semata ingin mendapatkan penghargaan saja. Dia mengaku termotivasi agar memiliki jejak sejarah hidup yang baik. “Kata Rasulullah, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Sebagai dosen, mungkin inilah yang bisa saya lakukan,” ucap Fatma yang menyandang gelar Kartini Award 2015 sebagai The Most Inspiring Woman itu. @licom 

Sumber : http://www.lensaindonesia.com/2016/01/05/teliti-obat-diabetes-sri-fatmawati-dianugerahi-early-chemist-award.html
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar