Penelitian yang dilakukan di Negara dengan pola makan rendah garam menunjukkan mayoritas penduduknya tidak mengalami hipertensi. Pemberian garam dengan porsi yang tidak berlebihan bisa dilakukan setelah anak menginjak usia balita. Selain itu, hindari junk food yang umumnya tinggi garam dan rendah serat.
Pencegahan :
- Tiga hal penting sering dianjurkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi adalah membatasi atau mengurangi asupan natrium (garam), mengurangi konsumsi kalori bagi yang kegemukan, dan rutin berolahraga.
- Alternative lain dengan meningkatkan kalium dan kalsium yang dapat menurunkan kadar sodium sehingga menurunkan tekanan darah. Pangan sumber kalium adalah pisang dan melon. Konsumsi pangan lainnya yang kaya kalsium yaitu susu.
- Anak-anak yang mendapatkan ASI dari ibunya secara cukup ketika bayi ternyata memiliki tekanan darah (sistolik) lebih rendah 0.8 mmHg ketika berusia 7 tahun. Tekanan darah yang lebih rendah berarti risiko kematian akibat penyakit jantung koroner juga lebih rendah. Namun belum ada penelitian yang dapat menunjukkan hubungan konsumsi ASI dan tekanan darah saat dewasa. Bayi yang mendapatkan ASI, asupan natriumnya juga rendah. Kandungan natrium ASI per 100 ml adalah 16 mg, jauh lebih rendah daripada susu sapi yang mencapai 51 mg. natrium diketahui sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. ASI yang mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yang dapat memengaruhi pembentukan jaringan dalam tubuh, termasuk jaringan pembuluh darah. Apabila jaringan pembuluh darah baik, maka aliran darah juga lancer. Bayi-bayi yang mendapat ASI jarang mengalami Overfeeding sehingga pertumbuhan berat badannya normal.
Sumber : Nakita-No. 653/Th.XIII/ 3 – 9 Oktober 2011| Hal : 7
){kind=link}
Posting Komentar