Kapal Nelayan |
Indramayu (ANTARA News) - Ribuan nelayan di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diimbau untuk tidak melaut akibat gelombang tinggi disertai angin kencang di perairan laut Jawa membahayakan keselamatan mereka.
Perubahan angin timur menyebabkan tinggi gelombang di tengah laut utara Jawa mencapai enam meter, sedangkan sepanjang pesisir pantai Indramayu sekitar empat metet bagi nelayan tradisional dengan alat tangkap dan perahu sederhana mengancam keselamatan mereka ditambah arus dimuara Karangson masih tinggi.
Sofyandi, Kepala Bagian Keselamatan Pelayaran Pelabuhan Indramayu, kepada wartawan di Indramayu, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mengimbau agar nelayan di Pantura Kabupaten Indramayu tidak melaut karena gelombang tinggi disertai angin kencang masih membahayakan keselamatan mereka.
Ia menambahkan, perubahan angin timur menyebabkan perairan utara laut Jawa berpotensi gelombang tinggi sejak sebulan lalu, diperkirakan hingga akhir bulan Februari cuaca masih belum normal, diharapkan nelayan memahami kondisi lahan pencarian ikan mereka.
Potensi gelombang tinggi disertai angin kencang, kata dia, aktifitas nelayan sepanjang Pantura terganggu, namun jika mereka memaksakan melaut resikonya bahaya karena ukuran perahu sederhana kesulitan mengatasi terjangan gelombang enam meter ditambah angin kencang.
Sementara itu Dedy Aryanto, manajer Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Glayem Indramayu kepada wartawan di Indramayu, Senin, mengatakan sudah sepekan terakhir TPI berhenti akibat nelayan tidak melaut karena mereka takut gelombang tinggi.
Ia menambahkan, perubahan angin barat menyebabkan gelombang tinggi di sepanjang pantai Glayem mencapai empat meter diperkirakan tengah laut sekitar enam meter, ukuran perahu nelayan terbatas bisa membahayakan keselamatan mereka jika memaksakan melaut.
Sementara itu Rahman salah seorang nelayan Indramayu menuturkan, gelombang tinggi disertai angin kencang nelayan tidak melaut karena mereka khawatir terjadi kecelakaan sehingga pendaratan ikan pun terhambat.
Perubahan angin timur menyebabkan tinggi gelombang di tengah laut utara Jawa mencapai enam meter, sedangkan sepanjang pesisir pantai Indramayu sekitar empat metet bagi nelayan tradisional dengan alat tangkap dan perahu sederhana mengancam keselamatan mereka ditambah arus dimuara Karangson masih tinggi.
Sofyandi, Kepala Bagian Keselamatan Pelayaran Pelabuhan Indramayu, kepada wartawan di Indramayu, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mengimbau agar nelayan di Pantura Kabupaten Indramayu tidak melaut karena gelombang tinggi disertai angin kencang masih membahayakan keselamatan mereka.
Ia menambahkan, perubahan angin timur menyebabkan perairan utara laut Jawa berpotensi gelombang tinggi sejak sebulan lalu, diperkirakan hingga akhir bulan Februari cuaca masih belum normal, diharapkan nelayan memahami kondisi lahan pencarian ikan mereka.
Potensi gelombang tinggi disertai angin kencang, kata dia, aktifitas nelayan sepanjang Pantura terganggu, namun jika mereka memaksakan melaut resikonya bahaya karena ukuran perahu sederhana kesulitan mengatasi terjangan gelombang enam meter ditambah angin kencang.
Sementara itu Dedy Aryanto, manajer Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Glayem Indramayu kepada wartawan di Indramayu, Senin, mengatakan sudah sepekan terakhir TPI berhenti akibat nelayan tidak melaut karena mereka takut gelombang tinggi.
Ia menambahkan, perubahan angin barat menyebabkan gelombang tinggi di sepanjang pantai Glayem mencapai empat meter diperkirakan tengah laut sekitar enam meter, ukuran perahu nelayan terbatas bisa membahayakan keselamatan mereka jika memaksakan melaut.
Sementara itu Rahman salah seorang nelayan Indramayu menuturkan, gelombang tinggi disertai angin kencang nelayan tidak melaut karena mereka khawatir terjadi kecelakaan sehingga pendaratan ikan pun terhambat.
Sumber : AntaraNews.com
Posting Komentar