Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menemukan alat yang dikemas menyerupai test pack kehamilan. Alat yang diberi nama Pilator itu berfungsi sebagai pendeteksi bakteri salmonella pada makanan dengan cepat dan akurat.
Sebagaimana test pack kehamilan, detektor bakteri salmonella ini juga menerapkan prinsip biosensor. Contoh makanan yang mengandung bakteri akan menunjukkan warna tertentu.
"Hanya saja jika test pack kehamilan menunjukkan hasil berbentuk garis, alat kami ini menunjukkan perubahan warna," kata Maria Florencia Puspitasari Schonherr, salah satu penemu Pilator di Universitas Brawijaya Malang, Minggu (21/5).
Kata Maria, bakteri salmonella adalah salah satu bakteri yang acapkali menjadi penyebab kasus foodborne disease, yakni penyakit masuk ke tubuh manusia melewati makanan berbakteri. Makanan yang dihuni bakteri patogen tersebut jika dikonsumsi akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Gejala yang ditimbulkan di antaranya gastroenteritis, demam enterik seperti demam tifoid dan demam paratifoid. Dari situlah kemudian Maria dan kawan kawan berinovasi menciptakan Pilator, agar dengan mudah dan cepat bakteri salmonella dapat diketahui.
Sebagaimana test pack kehamilan, detektor bakteri salmonella ini juga menerapkan prinsip biosensor. Contoh makanan yang mengandung bakteri akan menunjukkan warna tertentu.
"Hanya saja jika test pack kehamilan menunjukkan hasil berbentuk garis, alat kami ini menunjukkan perubahan warna," kata Maria Florencia Puspitasari Schonherr, salah satu penemu Pilator di Universitas Brawijaya Malang, Minggu (21/5).
Kata Maria, bakteri salmonella adalah salah satu bakteri yang acapkali menjadi penyebab kasus foodborne disease, yakni penyakit masuk ke tubuh manusia melewati makanan berbakteri. Makanan yang dihuni bakteri patogen tersebut jika dikonsumsi akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Gejala yang ditimbulkan di antaranya gastroenteritis, demam enterik seperti demam tifoid dan demam paratifoid. Dari situlah kemudian Maria dan kawan kawan berinovasi menciptakan Pilator, agar dengan mudah dan cepat bakteri salmonella dapat diketahui.
Maria bersama empat temannya sesama mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UB menciptakan Pilator. Keempat mahasiswa tersebut adalah Sri Mursidah (Jurusan Teknologi Industri Pertanian 2013), Ani Masruroh (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 2014), Rika Anisa Anggraeni (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 2014) dan Yunita Khilyatun Nisak (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 2014).
"Penggunaan Pilator tidak memerlukan pengujian yang rumit ataupun alat mahal. Hanya dengan meneteskan sampel ke alat, maka akan terdeteksi apakah pada bahan pangan tersebut mengandung salmonella atau tidak," jelas Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 2014 itu.
Kendati prosesnya sederhana, hasil penelitian laboratorium menunjukkan alat tersebut terbukti cepat dan akurat. Keakuratan dari teknologi ini dipastikan dengan hasil uji selektivitas, uji LOD dan uji linieritas.
"Kami optimis alat ini bermanfaat di masyarakat. Sebab deteksi salmonella praktis. Pilator sendiri berbahan dasar kertas saring whatman #1 berukuran 5 x 3 x 1 cm ini bisa dibilang merupakan yang pertama di Indonesia," kata Sri Mursidah yang diamini teman-temannya.
Umumnya, tambah Ani Masruroh, deteksi salmonella harus dilakukan di laboratorium atau menggunakan metode lain yang terbilang mahal dan lama karena kerumitannya. Tetapi alat ini sangat praktis dan efisien, hanya tinggal meneteskan sampel dan dapat langsung diketahui hasilnya dalam 1-2 menit.
"Jadi ke depan kami harap Pilator dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak khususnya mereka yang bertanggung jawab terhadap keamanan pangan. Sehingga keamanan pangan di Indonesia dapat benar-benar terjamin dan dapat meminimalisir terjadinya foodborne disease," pungkas Maria. (Merdeka)
"Penggunaan Pilator tidak memerlukan pengujian yang rumit ataupun alat mahal. Hanya dengan meneteskan sampel ke alat, maka akan terdeteksi apakah pada bahan pangan tersebut mengandung salmonella atau tidak," jelas Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 2014 itu.
Kendati prosesnya sederhana, hasil penelitian laboratorium menunjukkan alat tersebut terbukti cepat dan akurat. Keakuratan dari teknologi ini dipastikan dengan hasil uji selektivitas, uji LOD dan uji linieritas.
"Kami optimis alat ini bermanfaat di masyarakat. Sebab deteksi salmonella praktis. Pilator sendiri berbahan dasar kertas saring whatman #1 berukuran 5 x 3 x 1 cm ini bisa dibilang merupakan yang pertama di Indonesia," kata Sri Mursidah yang diamini teman-temannya.
Umumnya, tambah Ani Masruroh, deteksi salmonella harus dilakukan di laboratorium atau menggunakan metode lain yang terbilang mahal dan lama karena kerumitannya. Tetapi alat ini sangat praktis dan efisien, hanya tinggal meneteskan sampel dan dapat langsung diketahui hasilnya dalam 1-2 menit.
"Jadi ke depan kami harap Pilator dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak khususnya mereka yang bertanggung jawab terhadap keamanan pangan. Sehingga keamanan pangan di Indonesia dapat benar-benar terjamin dan dapat meminimalisir terjadinya foodborne disease," pungkas Maria. (Merdeka)
Posting Komentar