Masih Sebuah Angan, Belum Bisa Mewujudkannya. Sudah berjalan mau dua tahun, saya membangun sebuah website informasi tentang dunia laboratorium medik. Blueprint untuk web ini sudah saya buat, saya juga sudah merencanakan sebuah tim, kantor dan sebagainya. Saya tersendat-sendat karena bagaimana saya mendapatkan uang untuk membangun bisnis saya ini.
 |
| Buku "Kembali Ke Titik Nol". (Foto : https://utewae.wordpress.com) |
Kalau saya coba minta nasihat dari Google, banyak cara untuk mendaptkan investor untuk membuat usaha kita lebih maju lagi. Saya benar-benar ingin, usaha saya tidak dibangun dengan uang pinjaman, apalagi pinjaman yang berbunga alias riba.
Saya takut. Asli sangat takut. Jika, uang yang saya hasilkan dari riba (HARAM) itu saya kasih ke anak dan istri saya. Saya ngga mau mereka ikut makan uang haram. Saya juga pernah mendengar tutur dari Mas Saptuari yang sudah menerbitkan bukut "Kembali ke Titik NOL", taubat RIBA. Masa, saya yang sudah disajikan berbagai cerita dari mereka, malah mau nge-RIBA. Kan sebodoh-bodohnya orang itu yang tidak mau belajar dari pengalaman orang lain.
Bagaimana Jalan Keluarnya?
Saya mungkin akan terus bekerja sambil ngurusin blog, dan menyisihkan sebagian penghasilan saya untuk membangun bisnis saya ini. Semoga saja ya, bisa sedikit-sedikit diwujudkan.
 |
| Ilustrasi Manajemen Keuangan. (Foto : https://www.freepik.com) |
Jadi, apa saja yang saya harus persiapkan agar saya bisa membangun bisnis saya dari nol tanpa riba? Perlu teman-teman ketahui, saya ini sekarang bekerja di sebuah Rumah Sakit, jadi saya memutuskan untuk menyisihkan gaji saya untuk mebeli keperluan usaha saya.
- Menyisihkan gaji
- Membuat planing pertiga bulan
- Mengutamakan Kepentingan bukan keinginan
- Sabar
- Shadaqah
- Shalat Dhuha
- dll
Mungkin itu yang saya lakukan, sebagian besar adalah amalan penarik rezeki langit, atau ada yang bilang marketing langit, mintanya sama Allah, jangan minta ke Bank atau lembaga riba lainnya. Semoga tulisan ini ada faedahnya ya, amiin. Mohon maah kalau ada kekhilafan, mohon dimaafkan.
