Sudah berhari-hari dari dialog sama teman dan buka tulisan di Blog, Facebook, iklan di tv semua mengumandangkan kata "Galau". Jadi, masyarakat sosial kita sekarang sedang mengalami syndrom akut bernama Syndrom galau. Seberapa parahkah syndrom ini menjangkit masyarakat kita?. Mungkin tidak bisa dikatakan hanya demam galau ini sebentar atau musiman karena "Galau"nya masyarakat di Iklan dan jejaring sosial ini memang cerminan dari masyarakat kita sebenarnya karena sebentar lagi BBM akan naik pada tanggal 1 April nanti.
Demam galau ini akan semangkin meningkat, dengan siklus yang berubah - ubah. Bukan ahli kesehatan yang harus turun tangan, tapi kebijakan pemerintah dan tokoh agama yang harus turun tangan. Pergaulan anak - anak muda yang sudah memberlakukan sistem liberal adalah merugikan negara kita yaitu negara yang memiliki sopan santun. Sekarang tidak ada budaya Indonesia, semua hanya bersifat permukaan. Jati diri kita terkikis karena ke-galauan tersebut.
Sistem kebijakan pemerintah yang di-setir oleh kebijakan barat, membuat bangsa kitapun jadi galau kalau kita harus mandiri. Bangsa ini begitu besar, banyak orang - orang pintar di luar sana karena negara kita tidak mau mengucurkan untuk pendanaan penelitian bagi profesor kita disini. Hasil penelitian yang tidak di apresiasi, yang seharusnya menjadi pendapatan negara ditukar dengan lisensi dari luar sehingga kita tetap menjadi bangsa yang konsumtif.
Semakin banyak orang yang terlena dengan keadaan ini, akan semakin banyak orang terkena syndrom galau. Pencegahan paling dasar adalah menguatkan akidah dan akhlak kita, memperkuat keyakinan kita, dan memperdalam agama kita. Mudah-mudahan saya tidak termasuk orang yang ikut-ikutan, ikut ke barat dan ikut ke timur.
Posting Komentar