 |
| Kulit Kayu Medang |
Barangkali selama ini belum banyak yang tahu bahan baku obat anti nyamik. Jawabnya, kulit kayu medang yang sebagian berasal dari Rokan Hilir.
Riauterkini-BAGANSIAPIAPI-Berbagai potensi alam ada di Rohil, salah satunya bahan baku kulit kayu Medang, untuk bahan baku pembuatan obat anti nyamuk bakar. Karena belum ada pabrik di Rohil, bahan baku ini dikirim ke Medan, Sumatera Utara.
Salah satu lokasi pengumpulan kulit kayu Medang ini berada di Kepenghuluan Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Banko, dilokasi ini kulit kayu dikeringkan mengandalkan panas matahari saja.
Berdasarkan pengamatan riauterkini.com, Sabtu (20/10/12) sore, sekelompok ibu-ibu terlihat bekerja memotong-motong kulit kayu ini menjadi ukuran kecil menggunakan parang (pisau, rd), kemudian dijemur menggunakan terpal.
Salah seorang ibu, Butet, mengatakan kalau dia bersama ibu-ibu lainnya bekerja hanya sebatas mengambil upah mengeringkan kulit kayu. “Kita hanya mengambil upah mengeringkan, 1 kilonya Rp 50,” katanya. Meski hanya bekerja sebagai tukang keringkan, dia mengetahui kalau kulit kayu itu dikirim oleh jurangannya ke Medan, dan kulit kayu dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan obat anti nyamuk bakar.
Dalam sebulan, bisa mencapai dua sampai tiga kali pengiriman, mobil yang datang mengambil kulit kayu tersebut dengan berat hingga 1 sampai 2 ton. “Kalau berapa persisnya mungkin bisa ditanya kepada juragan kami,” katanya.
Dikatakan, ditempat itu memang sudah lama menjadi tempat penampungan kulit kayu Medang sebagai bahan baku obat nyamuk bakar tersebut, dan kulit kayu tersebut dihasilkan dari dalam hutan yang cukup jauh dari lokasi itu.
Riauterkini-BAGANSIAPIAPI-Berbagai potensi alam ada di Rohil, salah satunya bahan baku kulit kayu Medang, untuk bahan baku pembuatan obat anti nyamuk bakar. Karena belum ada pabrik di Rohil, bahan baku ini dikirim ke Medan, Sumatera Utara.
Salah satu lokasi pengumpulan kulit kayu Medang ini berada di Kepenghuluan Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Banko, dilokasi ini kulit kayu dikeringkan mengandalkan panas matahari saja.
Berdasarkan pengamatan riauterkini.com, Sabtu (20/10/12) sore, sekelompok ibu-ibu terlihat bekerja memotong-motong kulit kayu ini menjadi ukuran kecil menggunakan parang (pisau, rd), kemudian dijemur menggunakan terpal.
Salah seorang ibu, Butet, mengatakan kalau dia bersama ibu-ibu lainnya bekerja hanya sebatas mengambil upah mengeringkan kulit kayu. “Kita hanya mengambil upah mengeringkan, 1 kilonya Rp 50,” katanya. Meski hanya bekerja sebagai tukang keringkan, dia mengetahui kalau kulit kayu itu dikirim oleh jurangannya ke Medan, dan kulit kayu dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan obat anti nyamuk bakar.
Dalam sebulan, bisa mencapai dua sampai tiga kali pengiriman, mobil yang datang mengambil kulit kayu tersebut dengan berat hingga 1 sampai 2 ton. “Kalau berapa persisnya mungkin bisa ditanya kepada juragan kami,” katanya.
Dikatakan, ditempat itu memang sudah lama menjadi tempat penampungan kulit kayu Medang sebagai bahan baku obat nyamuk bakar tersebut, dan kulit kayu tersebut dihasilkan dari dalam hutan yang cukup jauh dari lokasi itu.
Sumber : Riau Terkini.com
Posting Komentar