 |
| https://caramengobatipenyakitejakulasidini.files.wordpress.com |
DENPASAR, JITUNEWS.COM – Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory.
Menurut Ketua Perhimpunan Pecinta Tanaman Obat Denpasar, Selly Dharmawijaya Mantra, meski Indonesia dikenal sebagai gudang tanaman obat, namun karena keterbatasan pemahaman dan keinginan masyarakat untuk mengenalnya, maka potensi keanekaragaman hayati ini terabaikan serta tidak dimanfaatkan.
“Alam sesungguhnya telah menyediakan berbagai macam tanaman yang bisa dijadikan obat, namun pengetahuan masyarakat akan tanaman obat tersebut masih kurang. Jadi, memang perlu ada terobosan lebih lanjut untuk mengelola tanaman tersebut menjadi obat alternatif,” ujar Selly seperti dilansir dari laman antaranews.
Lebih lanjut Selly mengatakan, upaya meramu atau meracik obat dari tumbuhan sangat diperlukan, hal tersebut sebagai jalan keluar untuk tidak mengkonsumsi obat-obat kimiawi.
“Padahal jika kita mau memanfaatkan potensi ini, maka kita akan dapat memperoleh obat-obatan yang relatif murah, karena tanaman obat bisa ditanam dan diBudidayakan di pekarangan atau dalam bentuk pot. Bahan obat sebenarnya tumbuh di sekitar kita, namun warga tidak mengetahui dan malas untuk mengelolanya,” katanya.
Apalagi, kata dia, obat-obatan produksi pabrik harganya terus meningkat. Maka dari itu warga harus mencoba meramu obat-obatan herbal untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
“Kalau meminum obat-obatan dari tanaman yang diracik secara benar dan tepat, saya yakin khasiatnya sama dengan obat-obatan kimiawi. Karena obat kimiawi juga dihasilkan dari bahan tanaman obat yang ada di alam ini. Malah berdasarkan penelitian ahli tanaman obat, menyebutkan dampak samping yang negatif relatif kecil dibanding obat kimiawi,” kata Selly.
Penulis : -
Editor : Riana
Menurut Ketua Perhimpunan Pecinta Tanaman Obat Denpasar, Selly Dharmawijaya Mantra, meski Indonesia dikenal sebagai gudang tanaman obat, namun karena keterbatasan pemahaman dan keinginan masyarakat untuk mengenalnya, maka potensi keanekaragaman hayati ini terabaikan serta tidak dimanfaatkan.
“Alam sesungguhnya telah menyediakan berbagai macam tanaman yang bisa dijadikan obat, namun pengetahuan masyarakat akan tanaman obat tersebut masih kurang. Jadi, memang perlu ada terobosan lebih lanjut untuk mengelola tanaman tersebut menjadi obat alternatif,” ujar Selly seperti dilansir dari laman antaranews.
Lebih lanjut Selly mengatakan, upaya meramu atau meracik obat dari tumbuhan sangat diperlukan, hal tersebut sebagai jalan keluar untuk tidak mengkonsumsi obat-obat kimiawi.
“Padahal jika kita mau memanfaatkan potensi ini, maka kita akan dapat memperoleh obat-obatan yang relatif murah, karena tanaman obat bisa ditanam dan diBudidayakan di pekarangan atau dalam bentuk pot. Bahan obat sebenarnya tumbuh di sekitar kita, namun warga tidak mengetahui dan malas untuk mengelolanya,” katanya.
Apalagi, kata dia, obat-obatan produksi pabrik harganya terus meningkat. Maka dari itu warga harus mencoba meramu obat-obatan herbal untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
“Kalau meminum obat-obatan dari tanaman yang diracik secara benar dan tepat, saya yakin khasiatnya sama dengan obat-obatan kimiawi. Karena obat kimiawi juga dihasilkan dari bahan tanaman obat yang ada di alam ini. Malah berdasarkan penelitian ahli tanaman obat, menyebutkan dampak samping yang negatif relatif kecil dibanding obat kimiawi,” kata Selly.
Penulis : -
Editor : Riana
Sumber : http://jitunews.com/read/22795/selly-mantra-pengetahuan-masyarakat-tentang-tanaman-obat-masih-kurang
Posting Komentar