BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan hematologi dibagi dalam tiga rangkaian yaitu
pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah khusus dan faal hemostasis.
Pemeriksaan darah rutin adalah serangkaian pemeriksaan laboratorium klinis yang
diperiksa dengan atau tanpa indikasi, bertujuan untuk menyaring (screning) atau
diagnosis suatu penyakit, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hitung jenis
leukosit, hitung eritrosit, hitung leukosit, nilai hematokrit, hitung trombosit
dan Laju Endap Darah (Kosasih, 1984).
B. Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian dari
Hematokrit?
b.
Apakah pengertian,
prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Mikro?
c.
Apakah pengertian,
prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Makro?
d.
Apa saja manfaat dari
Hematokrit?
e.
Berapakah Nilai normal
Hematokrit?
f.
Apa saja Pemeriksaan
darah ritin?
g.
Berapakah nilai
patologis beserta contoh kasusnya?
C. Tujuan
a.
Mengetahui pengertian
dari Hematokrit?
b.
Mengetahui pengertian,
prinsip, dan cara kerja dari Hematokrit Metode Mikro?
c.
Mengetahui pengertian, prinsip,
dan cara kerja dari Hematokrit Metode Makro?
d.
Mengetahui manfaat dari
Hematokrit?
e.
Mengetahui Nilai normal
Hematokrit?
f.
Mengetahui Pemerisaan
darah ritin?
a.
Mengetahui nilai
patologis beserta contoh kasusnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Hematokrit (Ht)
Hematokrit
berasal dari kata haimat yang artinya darah dan krinein yang berarti
pemisahan. Proses pemisahan darah melalui uji hematokrit dilakukan dengan
cara mengambil beberapa mili volume darah baik darah vena ataupun darah
kapiler, lalu memasukannya kedalam suatu tabung khusus, dan memutarnya didalam
alat centrifuge dalam waktu dan kecepatan tertentu. Untuk pemeriksaan
hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi
antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu
tertentu, maka eritrosit akan mengendap (Sadikin, M. 2002). Tabung khusus yang
di gunakan untuk proses hematokrit disebut tabung Wintrobe. Tabung ini
mempunyai skala khusus pula yang di sebut dengan skala hematokrit. Karena
menggunakan tabung wintrobe, maka hematokrit dengan cara ini sering di sebut
dengan istilah hematokrit metode wintrobe atau metode mikro
Hematokrit adalah nilai yang
menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan
demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh darah,
sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat persentase
zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga
meningkat (Hardjoeno, H. 2007).
Nilai hematokrit yang rendah sering
ditemukan pada kasus anemia leukemia, sedangkan peningkatan nilai hematokrit
ditemukan pada dehidrasi (suatu peningkatan relatif). Hematokrit dapat menjadi
indikator keadaan dehidrasi. Hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat
penurunan volume cairan dan peningkatan eritrosit.
a. Metode
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada
2, yaitu :
1.
Metode makrohematokrit
Pada
metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan
dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm
dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan
kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang
dinyatakan dalam %.
·
Prinsip :
Sampel
darah yang di sentrifusdalam waktu tertentu kemudian dibaca volume dari masa
erirosit yan telah dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam sekian % dari
volume semula (volume %)
2.
Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah
(darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat)
dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan
diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi
heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa
antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah :
sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah
satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5
menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat
pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam vol %.
·
Prinsip :
Sejumlah
darah dimasukkan kedalam tabung kapiler lalu dilkukan sentrifugasi untuk
mendapatkan nilai hematokrit yang diukur menggunakan Ht Reader
b.
Aplikasi
Penggunaan Pemeriksaan Hematokrit
·
Manfaat pemeriksaan
hematokrit dalam klinik
Mafaat pemeriksaan hematokrit untuk
mengukur derajat anemi dan polisetemia. Untuk mengetahui adanya ikterus yang
dapat diamati dari warna plasma. Di mana plasma terbentuk warna kuning atau
kuning tua (R. Ganda S, 1989)
Dapat juga digunakan untuk menentukan
rata-rata volume eritrosit, merupakan tes scerning dalam mendeteksi adanya
hiperbilirubinemia. (Maxwell M. Wintrobe, 1947). Warna plasma yang diperoleh
dari pemusingan yang berwarna kuning atau kuning tua baik dalam keadaan
fisiologis atau patologis merupakan indikasi
naiknya bilirubin dalam darah, misalnya : infeksi hepatitis, naiknya
kolestrol juga dapat diketahui dari warna plasma yang berwarna seperti susu,
misalnya penderita diabetes melitus. Plasma yang berwarna merah merupakan
indikasi adanya hemolisis dari eritrosit seperti penggunaan spuit yang belum
kering, pada pengambilan darah atau hemolisis intra vascular. Serta untuk
mengetahui volume rata-rata eritrosit dan konsentasi Hb rata-rata didalam
eritrosit. (Depkes RI, 1989)
c.
Nilai
Normal
·
Table Nilai rujuk pemeriksaan
Hematokrit
o
Bayi baru lahir
: Hematokrit 44-65 vol %
o
Anak (1-3 tahun) : Hematokrit 29-40 vol %
o
Anak (4-10 tahun) : Hematokrit 31-43 vol %
o
Pria dewasa : Hematokrit 40-50 vol %
o
Wanita dewasa : Hematokrit 36-46 vol %
B.
Ruang
lingkup pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu
suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan
atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping
itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon
terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
·
Pemeriksaan
Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
a. Pengertian
1.
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah
molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin
seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda
di tiap laboratorium klinik, yaitu :
•
Bayi
baru lahir : 17-22 gram/dl
•
Umur
1 minggu : 15-20 gram/dl
•
Umur
1 bulan : 11-15 gram/dl
•
Anak
anak : 11-13 gram/dl
•
Lelaki
dewasa : 14-18 gram/dl
•
Perempuan
dewasa : 12-16 gram/dl
•
Lelaki
tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
2.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang
menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan
dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3%
sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
3.
Leukosit
(White Blood Cell / WBC)
Leukosit
merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai
normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit
bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum
tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi
bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal,
dll.
4.
Eritrosit
(Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit
atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi
sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.
Nilai
normal eritrosit pada pria berkisar 3,5 juta – 5,5 juta sel/ul darah, sedangkan
pada wanita berkisar 3 juta - 5 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa
ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik),
gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik
seperti kanker dan lupus, dll.
5.
Laju
Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate
(ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku,
dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai
meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan
jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi
stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology
(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada
metode Westergreen :
∙ Laki-laki : 0 – 15
mm/jam
∙ Perempuan : 0 – 20
mm/jam
6.
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung
jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus
dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang
lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit
hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan
jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan
jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai
normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%
b. Manfat
pemeriksaan
a.
Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
d.
Manfaat pemeriksaan Hematokrit
Mafaat
pemeriksaan hematokrit untuk mengukur derajat anemi dan polisetemia. Untuk mengetahui
adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma.
e.
Manfaat pemeriksaan Jumlah
Leukosit
Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk
mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas
tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metbolik toksik dan diagnosis
keadaan leukemia.
f.
Manfaat pemeriksaan LED
Pemeriksaan
ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen,
atau infeksi, membedakan tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit
yang secara klinis susah dibedakan.
Misal
: Rheumatoid Artritis dan Artritis akibat degeneratif.
g.
Manfaat pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk membantu diagnosis dan dalam pemantauan perjalanan penyakit
terutama penyakit infeksi dan keganasan.
Pemeriksaan
hitung jenis terdiri dari :
1. Neutrofil
-
Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh melawan
infeksi.
-
Meningkat pada endokarditis, pneumonia (inflamasi
paru-paru), leukemia granulistik, luka bakar, eklampsia (tekanan darah tinggi
akibat kehamilan) dan hemolisis.
-
Nilai normal : 50 - 70 %
2. Limfosit
-
Limfosit berperan untuk memproduksi antibodi dalam
melawan infeksi.
-
Meningkat pada hepatitis yang disebabkan infeksi,
penyakit yang disebabkan virus lain dan TBC.
-
Nilai normal : 25 - 40 %
3. Monosit
- Monosit
berperan dalam sistem imun.
- Meningkat
pada leukemia monositik, TBC, infeksi dan peradangan kronik.
- Nilai normal
: 2 - 8 %
4. Eosinofil
-
Eosinofil berperan dalam reaksi alergi, obat serta
infeksi.
-
Meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit,
penyakit kolagen, anemia pernisiosa dan
penyakit Addison.
-
Nilai normal : 2 - 4 %
5. Basifil
· Basofil
berperan dalam proses imunologi dan inflamasi.
· Meningkat
pada polisitemia, mielofibrosis, Myeloid metaplasia.
· Nilai normal
: 0 - 1,0 %
·
Nilai Patologis
a. Hemoglobin
(Hb)
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan
anemia defisiensi besi. Sebab lainnya
dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik,
lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari
obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan
sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18
gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik
dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis,
polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari
obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
b.
Hematokrit
Hematokrit
merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht tinggi (> 55 %) dapat
ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain
penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia.
Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat
ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis,
pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
c.
Leukosit
Segala macam
infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
·
Anemia hemolitik
·
Sirosis hati dengan nekrosis
·
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis
berolahraga)
·
Keracunan berbagai macam zat
·
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat,
eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit
rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain
antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi
leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
d.
Laju endap darah
∙ LED yang
meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia
hemolitik, dan penyakit keganasan.
∙
LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis
e.
Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis
leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat
lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil,
dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih
spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit
hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl).
Untuk
melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang
diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah
mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis
sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan
mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam
sel/μL.
·
Contoh kasus
Leukemia (Kanker Darah) merupakan
penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Biasanya ditandai
oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal
dalam darah tepi (sel blast) secara berlebihan dan menyebabkan terdesaknya sel
darah yang normal yang mengakibatkan fungsinyaterganggu.
Leukemia
dibagi atas 2 jenis :
1.
Leukemia akut : Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Non Limfoblastik Akut (LNLA) atau Leukemia
Myeloblastik Akut (LMA)
2.
Leukemia Kronis : Leukemia
Mielositik Kronis (LMK).
Gejala /
Tanda-tanda :
1.
Pucat, lemah, anak rewel, nafsu
makan menurun,
2.
Demam tanpa sebab yang jelas,
3.
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar
getah bening,
4.
Kejang sampai penurunan kesadaran,
5.
Perdarahan kulit (petekie, hematom)
dan atau perdarahan spontan (epistaksis, perdarahan gusi),
6.
Nyeri tulang pada anak. Sering kali
ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan tiba-tiba tidak mau
melakukannya lagi, anak lebih nyaman untuk digendong.
7.
Pembesaran testis dengan konsistensi
keras.
Diagnosis
Proses Diagnosis Leukemia dilaksanakan berdasarkan : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang.
Proses Diagnosis Leukemia dilaksanakan berdasarkan : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang.
·
Anamnesis :
1.
Pucat,
2.
Demam tanpa sebab yang jelas,
3.
Perdarahan kulit,
4.
Nyeri tulang,
5.
Lesu,
6.
Berat Badan turun.
·
Pemeriksaan
Fisik :
1.
Pucat,
2.
Epistaksis / Petekie / Ekimosis,
3.
Pembesaran kelenjar getah bening,
4.
Hepatomegali,
5.
Splenomegali.
·
Diagnosa
Dokter kadang-kadang menemukan leukemia pada pemeriksaan darah rutin. Jika Anda memiliki gejala-gejala yang mengarah ke leukemia, Dokter Anda akan mencoba untuk mengetahui penyebabnya dan bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda.
Dokter kadang-kadang menemukan leukemia pada pemeriksaan darah rutin. Jika Anda memiliki gejala-gejala yang mengarah ke leukemia, Dokter Anda akan mencoba untuk mengetahui penyebabnya dan bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda.
Anda mungkin
menjalani satu atau lebih dari tes berikut:
·
Pemeriksaan Fisik: Dokter akan
memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening, limpa, atau hati.
·
Pemeriksaan darah:
Laboratorium akan melakukan hitung darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel
darah putih, sel darah merah, dan platelet. Leukemia menyebabkan jumlah sel
darah putih sangat tinggi. Juga seringkali ditemukan rendahnya tingkat
trombosit dan hemoglobin dalam sel darah merah.
·
Biopsi: Biopsi
adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia ada
dalam sumsum tulang Anda. Hal ini memerlukan anestesi lokal untuk membantu
mengurangi rasa sakit. Dokter akan mengambil beberapa sumsum tulang dari tulang
pinggul atau tulang besar lainnya. Ada dua cara yang umum digunakan:
·
Aspirasi sumsum tulang: menggunakan
jarum berongga tebal, yang diambil hanya sumsum tulang
·
Biopsi sumsum tulang: menggunakan
jarum berongga sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil tulang dan sumsum
tulang.
Pemeriksaan
Lainnya
·
Sitogenetik:
Laboratorium akan meneliti kromosom dari sampel sel darah, sumsum tulang, atau
kelenjar getah bening. Jika kromosom abnormal ditemukan, tes dapat menunjukkan
jenis leukemia yang Anda miliki. Misalnya, orang dengan CML memiliki kromosom
abnormal yang disebut kromosom Philadelphia.
·
Spinal Tap: Dokter Anda
dapat mengambil beberapa cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di
dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Dokter menggunakan jarum
panjang tipis untuk mengeluarkan cairan dari tulang punggung bagian
bawah. Prosedur ini memakan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan dengan
anestesi lokal. Anda harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak
pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan untuk meneliti adanya sel-sel
leukemia atau tanda-tanda lain dari masalah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemeriksaan
laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sample dari
penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana,
pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit subklinis,
Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat
menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan, Menyediakan informasi
prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan penyakit, Mengetahui
ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi
karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat
beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Daftar Pustaka
- Pemeriksaan darah lengkap. http//www.itd.unair.ac.id.29 juni 2014
- Tinjauan umum mengenai hematokrit. http//www.catatananalis.blogspot.com.29 juni 2014
- Definisi hematokrit. http//www.dtebu.com.29 juni 2014
- Yusrianto.2010.hematokrit.Http//www.com.info sehat.id. 29 juni 2014
- http://analiskesehatanroris.blogspot.co.id
Artikel yang mungkin Anda cari ; hematologi pada ibu nifas, hematologi pada persalinan, hematologi paket, hematologi pemeriksaan darah, hematologi pcv, hematologi pdw, hematologi plt, hematologi pada ikan, hematologi pada kehamilan, hematologi pada anak, hematologi pengertian, hematologi pada anjing, hematologi p-lcr, hematologi pada anak pdf, hematologi powerpoint, hematologi pemeriksaan darah lengkap darah rutin, hematologi ppt download, hematologi pada proses infeksi, hematologi quiz, qc hematologi, hematology test quizlet, o que hematologia, questoes hematologia, hematologi rdw, hematologi rutin 1 adalah, hematologi rbc, hematologi rutin pdf, hematologi rspad, hematologi rendah, hematologi rscm,