Imad Analis. Peneliti Indonesia bersama peneliti dari Australia yang tergabung dalam Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) dalam mengembangkan vaksin rotavirus (RV3-BB) yang dapat memberikan kekebalan aktif dan melindungi diri dari serangan rotavirus, mendapat tanggapan positif dari kalangan dokter nasional.
Spesialis Anak dan Konsultan Gastrohepatologi Anak, Dr. Muzal Kadim mengatakan bahwa rotavirus merupakan penyebab terbesar kasus diare pada anak Indonesia berusia di bawah lima tahun.
“Di tingkat nasional, saja sekitar 30 hingga 40 persen presentasenya. Kalau berdasarkan riset yang saya lakukan di Jakarta tahun 2009-2010, hasilnya di atas 60 persen penyebab diare pada anak usia di bawah 5 tahun karena rotavirus,” katanya kepada Gatra.com, di Jakarta, Sabtu (3/3).
Jika vaksin ini dikembangkan, kata Muzal maka akan mengurangi hampir separuh kasus diare pada anak dan balita. Selain itu, pengembangan vaksin rotavirus oleh peneliti dalam negeri diharapkan dapat menekan besarnya biaya vaksin tersebut.
Pasalnya, selama ini vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia adalah buatan luar yaitu Rotateq produksi Amerika dan Rotarix milik Belgia, sehingga harganya mahal.
“Tujuan pengembangan vaksin rotavirus RV3-BB ini supaya vaksin rotavirus menjadi lebih murah dan bisa dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional. Selama ini, diare banyak terjadi di daerah yang orangnya tidak mampu untuk membayar vaksin itu,” katanya.
Nantinya, lanjut Muzal vaksin tersebut direncanakan akan diproduksi oleh salah satu perusahaan Indonesia, Bio Farma.
“Namun, masih dalam tahap penelitian,” katanya. (Sumber : Gatra)
“Di tingkat nasional, saja sekitar 30 hingga 40 persen presentasenya. Kalau berdasarkan riset yang saya lakukan di Jakarta tahun 2009-2010, hasilnya di atas 60 persen penyebab diare pada anak usia di bawah 5 tahun karena rotavirus,” katanya kepada Gatra.com, di Jakarta, Sabtu (3/3).
Jika vaksin ini dikembangkan, kata Muzal maka akan mengurangi hampir separuh kasus diare pada anak dan balita. Selain itu, pengembangan vaksin rotavirus oleh peneliti dalam negeri diharapkan dapat menekan besarnya biaya vaksin tersebut.
Pasalnya, selama ini vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia adalah buatan luar yaitu Rotateq produksi Amerika dan Rotarix milik Belgia, sehingga harganya mahal.
“Tujuan pengembangan vaksin rotavirus RV3-BB ini supaya vaksin rotavirus menjadi lebih murah dan bisa dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional. Selama ini, diare banyak terjadi di daerah yang orangnya tidak mampu untuk membayar vaksin itu,” katanya.
Nantinya, lanjut Muzal vaksin tersebut direncanakan akan diproduksi oleh salah satu perusahaan Indonesia, Bio Farma.
“Namun, masih dalam tahap penelitian,” katanya. (Sumber : Gatra)
Baca juga :
- Tutup Bersin dengan Lengan Bukan Tangan
- Infeksi tak Kunjung Sembuh? Waspadai Resistensi Antibiotik!
- Wabah Flu Mereda di Amerika