IMAD ANALIS - Saya tengah memahami satu kejadian. Apakah ketika seseorang tersebut merasa 'kuat' secara fisik akan memandang orang lemah? sewajarnya begitu, karena se ekor singapun memiliki wilayah kekuasaannya sendiri, ini yang dikatakan insting.
Ketika kekuasaannya merasa terganggu, dia akan memburunya. Mungkin inilah yang terjadi pada seseorang yang hanya mengandalkan 'kekuatan" saja, hanya mengandalkan insting layaknya hewan.
Apalah daya jika saya tidak memiliki kekuatan? dan juga kemampuan akal yang baik?
Saya bisa terlepas dari hal bodoh, karena dalam diri saya ada fakta. Tidak memiliki kekuatan fisik yang tangguh namun saya harus mengendalikan otak dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya.
Menggeram dalam Kebenaran dan Kesalahan
Apakah saya salah? iya, apakah saya benar? iya. Jadi, apakah saya benar atau salah? banyak benarnya haha. Karena kebenaran dan kesalahan ini menurut saya, bukan orang lain.
Namun, jika di jabarkan dari berbagai sudut pandang. Kepemilikan dari kebenaran saya lebih diterima, karena saya tidak menyangkal satupun apa yang saya ucapkan.
Situasi yang seolah-olah saya bersalah inilah yang membuat saya geram, apakah status sosial yang membuat saya merasa seperti ini? Ataukah saya dianggap lemah secara fisik bukan secara intelektual.
Sekali lagi, ini seharusnya hal yang tidak saya fikirkan. Namun, entah kenapa setiap kali keberadaan seseorang yang membuat saya seperti ini jadi kembali memikirkannya.
Terkadang, saya memikirkan satu hal, "Apakah ini cara Allah, supaya saya menahan diri dari hal-hal yang sudah saya lakukan selama ini yang melencenng dari kebenaran Allah?"
Tentu saja demikian? Ini yang sering saya sebut "Cara Allah", cara Allah dalam meluruskan hati-hati manusia, termasuk hati saya.
Mungkin ini adalah jawaban dari doa istri saya agar saya tetap lurus dan hidup dengan cara-cara yang diajarkan oleh Allah dan Nabinya?
Inilah cara Allah untuk terus melembutkan hati saya. Inilah cara saya meyikapi semua kejadian ini. ***
Posting Komentar