Bangkok: Departemen Kesehatan Thailand mengklaim telah berhasil mengembangkan vaksin anti-HIV (human immunodeficiency virus). Uji coba pada ribuan warganya menunjukkan, vaksin ini mampu mengurangi risiko terkena HIV hingga 30 persen.
Vaksin ini diberikan kepada ribuan relawan pria dan wanita yang berisiko terinfeksi HIV dan berusia antara 18 hingga 30 tahun. Separuh dari mereka diberikan injeksi "dummy".
Setelah kurang lebih tiga tahun, hasil yang didapat cukup membanggakan. Dilaporkan dari 8.197 orang yang menerima vaksin ini, hanya 51 orang terinfeksi HIV. Sedangkan dari 8.198 orang yang mendapat injeksi dummy, hanya 74 yang terinfeksi. Ini berarti risiko penularan HIV lebih rendah 31 persen pada orang yang menerima vaksin.
Penelitian ini dilakukan mengingat tingginya penderita sindroma penurunan kekebalan tubuh itu. Hasil ini sangat menggembirakan karena untuk pertama kalinya berhasil sejak 1983 lampau. Riset ini menguji kombinasi dua vaksin yaitu Alvac dan Aidsvac. Alvac dari Sanofi Pasteur, sebuah divisi vaksin dari industri farmasi Sanofi-Aventis, berguna memperkuatkan sistem imunitas. Sementara vaksin Aidsvax penting untuk memperkuat respons tubuh.
Meski hasil ini relatif kecil, Supachai Reks-Ngarm, pemimpin uji coba vaksin ini berpendapat bukti itu sudah cukup memberi harapan. Namun belum diketahui ada tidaknya efek samping vaksin tersebut. Selain itu studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui lama waktu vaksin bekerja dalam tubuh manusia. Untuk itu sudah disiapkan dana US$ 105 juta bagi para ilmuwan guna melanjutkan penelitiannya.
Sumber : Liputan6.com
Vaksin ini diberikan kepada ribuan relawan pria dan wanita yang berisiko terinfeksi HIV dan berusia antara 18 hingga 30 tahun. Separuh dari mereka diberikan injeksi "dummy".
Setelah kurang lebih tiga tahun, hasil yang didapat cukup membanggakan. Dilaporkan dari 8.197 orang yang menerima vaksin ini, hanya 51 orang terinfeksi HIV. Sedangkan dari 8.198 orang yang mendapat injeksi dummy, hanya 74 yang terinfeksi. Ini berarti risiko penularan HIV lebih rendah 31 persen pada orang yang menerima vaksin.
Penelitian ini dilakukan mengingat tingginya penderita sindroma penurunan kekebalan tubuh itu. Hasil ini sangat menggembirakan karena untuk pertama kalinya berhasil sejak 1983 lampau. Riset ini menguji kombinasi dua vaksin yaitu Alvac dan Aidsvac. Alvac dari Sanofi Pasteur, sebuah divisi vaksin dari industri farmasi Sanofi-Aventis, berguna memperkuatkan sistem imunitas. Sementara vaksin Aidsvax penting untuk memperkuat respons tubuh.
Meski hasil ini relatif kecil, Supachai Reks-Ngarm, pemimpin uji coba vaksin ini berpendapat bukti itu sudah cukup memberi harapan. Namun belum diketahui ada tidaknya efek samping vaksin tersebut. Selain itu studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui lama waktu vaksin bekerja dalam tubuh manusia. Untuk itu sudah disiapkan dana US$ 105 juta bagi para ilmuwan guna melanjutkan penelitiannya.
Sumber : Liputan6.com
Posting Komentar