Ilustrasi PNS (Google) |
Kabupaten Indramayu saat ini masih kekurangan sekitar 4.000 PNS, khususnya tenaga kesehatan dan guru. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Indramayu, Drs H Eddy Mulyadi MM menjelaskan, untuk mengatasi kekurangan tersebut, BKD telah mengajukan usulan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN). Meskipun demikian, kekurangan tersebut tidak akan bisa dipenuhi sekaligus melainkan secara bertahap.
“Untuk masalah CPNS kami sudah mengajukan usulan ke Men-PAN sesuai dengan kebutuhan. Adapun berapa kuota atau formasi yang akan diberikan kepada kita, tentunya tergantung kondisi di pusat, termasuk masalah anggaran,” ujar Eddy di ruang kerjanya.
Meskipun demikian, Eddy juga mengkhawatirkan soal persyaratan khusus dari Men-PAN untuk rekrutmen CPNS hanya bisa dilakukan bagi daerah yang memiliki struktur belanja pegawai di bawah 50 persen dalam APBD. Sementara untuk Kabupaten Indramayu sendiri, belanja pegawai mencapai 52 persen dari APBD.
“Struktur belanja pegawai ini memang bisa menjadi masalah bagi kita. Namun kita tetap mengajukan usulan dan berharap bisa dikabulkan dengan sejumlah pertimbangan, terutama pertimbangan karena kita masih kekurangan pegawai dalam jumlah banyak untuk tenaga pendidikan dan kesehatan,” tandas Eddy.
Kondisi ini diperparah dengan adanya moratorium (penghentian sementara) penerimaan PNS oleh pemerintah pusat. Di samping itu, sepanjang tahun 2010-2011, ada 831 pegawai yang pensiun dan posisinya belum terisi. Jumlah ini akan semakin membengkak dengan bertambahnya pegawai yang pensiun pada tahun 2012 ini.
Apalagi pada kurun waktu 2012-2015 akan terjadi pensiun masal guru-guru di Kabupaten Indramayu. Mereka adalah guru yang ditempatkan di Kabupaten Indramayu melalui Program Inpres sejak beberapa puluh tahun yang lalu.
“Selain karena banyak yang pensiun, kekurangan pegawai juga terjadi karena ada yang pindah dan meninggal dunia. Kondisi ini diperparah dengan adanya moratorium penerimaan PNS oleh pemerintah pusat,” terang Eddy.
Dijelaskan Eddy, kekurangan pegawai paling banyak adalah untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Untuk tenaga guru (dari tingkat SD sampai SLTA), masih kurang 4.200 orang. Persoalan yang juga dihadapi adalah soal pemerataan penempatan tenaga pengajar. Hal tersebut saat ini masih terus dibenahi.
Sementara untuk tenaga kesehatan juga masih kurang. Apalagi dengan naik kelasnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu menjadi Type B, otomatis jumlah karyawan harus menyesuaikan. Jumlah tenaga di RSUD Indramayu saat ini hanya ada sekitar 350 orang, padahal idealnya untuk rumah sakit type B jumlah karyawan sebanyak 536 orang. Belum lagi masih banyak kebutuhan tenaga kesehatan untuk di puskesmas-puskesmas.
“Untuk masalah CPNS kami sudah mengajukan usulan ke Men-PAN sesuai dengan kebutuhan. Adapun berapa kuota atau formasi yang akan diberikan kepada kita, tentunya tergantung kondisi di pusat, termasuk masalah anggaran,” ujar Eddy di ruang kerjanya.
Meskipun demikian, Eddy juga mengkhawatirkan soal persyaratan khusus dari Men-PAN untuk rekrutmen CPNS hanya bisa dilakukan bagi daerah yang memiliki struktur belanja pegawai di bawah 50 persen dalam APBD. Sementara untuk Kabupaten Indramayu sendiri, belanja pegawai mencapai 52 persen dari APBD.
“Struktur belanja pegawai ini memang bisa menjadi masalah bagi kita. Namun kita tetap mengajukan usulan dan berharap bisa dikabulkan dengan sejumlah pertimbangan, terutama pertimbangan karena kita masih kekurangan pegawai dalam jumlah banyak untuk tenaga pendidikan dan kesehatan,” tandas Eddy.
Kondisi ini diperparah dengan adanya moratorium (penghentian sementara) penerimaan PNS oleh pemerintah pusat. Di samping itu, sepanjang tahun 2010-2011, ada 831 pegawai yang pensiun dan posisinya belum terisi. Jumlah ini akan semakin membengkak dengan bertambahnya pegawai yang pensiun pada tahun 2012 ini.
Apalagi pada kurun waktu 2012-2015 akan terjadi pensiun masal guru-guru di Kabupaten Indramayu. Mereka adalah guru yang ditempatkan di Kabupaten Indramayu melalui Program Inpres sejak beberapa puluh tahun yang lalu.
“Selain karena banyak yang pensiun, kekurangan pegawai juga terjadi karena ada yang pindah dan meninggal dunia. Kondisi ini diperparah dengan adanya moratorium penerimaan PNS oleh pemerintah pusat,” terang Eddy.
Dijelaskan Eddy, kekurangan pegawai paling banyak adalah untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Untuk tenaga guru (dari tingkat SD sampai SLTA), masih kurang 4.200 orang. Persoalan yang juga dihadapi adalah soal pemerataan penempatan tenaga pengajar. Hal tersebut saat ini masih terus dibenahi.
Sementara untuk tenaga kesehatan juga masih kurang. Apalagi dengan naik kelasnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu menjadi Type B, otomatis jumlah karyawan harus menyesuaikan. Jumlah tenaga di RSUD Indramayu saat ini hanya ada sekitar 350 orang, padahal idealnya untuk rumah sakit type B jumlah karyawan sebanyak 536 orang. Belum lagi masih banyak kebutuhan tenaga kesehatan untuk di puskesmas-puskesmas.
Sumber : JPNN.com
Posting Komentar