Masih Perlukah Bayi Divaksin?

Posting Komentar
Ilustrasi Bayi DIvaksin
 
Jakarta, Beberapa pihak menganggap bayi tidak perlu divaksin karena sudah memiliki antibodi alami. Tapi keputusan untuk vaksin bayi berpulang lagi pada orangtuanya, apakah anaknya mau divaksin atau tidak. Sebenarnya perlukah bayi divaksin?

"Sangat perlu karena sudah terbukti secara medis. Ada penelitian yang menunjukkan kalau zaman dulu banyak kasus Polio, Hepatitis, Campak dan DPT, tapi berkat imunisasi secara bertahap dan lengkap, penyakit ini jadi berkurang jumlahnya," ujar dr Rifan Fauzie, SpA dari RSAB Harapan Kita Jakarta, saat dihubungi detikHealth, Rabu (20/6/2012).

Di Indonesia, mitos-mitos seputar vaksin masih banyak beredar luas di masyarakat. Kondisi ini merupakan salah satu penghalang yang menyulitkan dokter dalam memberikan vaksin pada bayi atau anak.

Padahal imunisasi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya, kecacatan dan kematian terutama pada bayi yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.

"Kalau vaksin yang bisa mencegah 100 persen memang nggak ada, biasanya perlindungannya sekitar 80-95 persen. Tapi efektif jika sudah diberikan pada anak," ujar dr Rifan yang juga anggota IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

dr Rifan mencontohkan negara seperti Amerika Serikat saja yang anak-anaknya sudah mendapatkan gizi atau nutrisi yang baik tetap memerlukan imunisasi. Ini karena penyakit itu bisa muncul dari lingkungan, kekebalan tubuh anak serta patogenisitas atau keganasan kuman.

Sementara Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI, dalam penjelasannya ke detikHealth menuturkan dengan meningkatkan cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berkurang secara bermakna.

Semua negara telah setuju menyatakan bahwa imunisasi bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, cacat dan kematian. Karenanya imunisasi harus dipertahankan terus agar penyakit yang sudah tidak ada tidak muncul lagi.

Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang imunisasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90 persen yang artinya lebih dari 90 persen anak atau bayi telah mendapat imunisasi.

Selain itu imunisasi juga menjadi bentuk perlindungan yang praktis karena sangat cepat meningkatkan kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak. Dalam waktu 2-4 minggu setelah imunisasi mulai terbentuk kekebalan untuk melawan kuman.

Sumber : Detik Health 
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar