teacher | http://okcs.schooldesk.net/ |
Pada hari selasa kemarin, saya di telephone oleh Bp. Haji Arif selaku kepala kurikulum di salah satu SMK Kesehatan Swasta di Indramayu. Saat itu memang saya sudah mengirimkan lamaran kerja kepada beliau untuk mengajar mata pelajaran yang berdasarkan kepada basic saya sebagai Analis Kesehatan, yaitu Analisa Keperawatan Dasar.
Sungguh sangat disayangkan, kondisi saya kaetika mengirimkan lamaran kerja dengan kondisi saya sekarang berbeda jauh dengan keadaan saya sekarang ini. Diamana ketika itu, saya hanya sebagai Analis pelaksana Laboratorium Klinis di sebuah Rumah Sakit Negeri di Indramayu dan sebuah Klinik Swasta di Indramayu. Dan juga pada saat itu orientasi pemikiran saya hanya sebagai "pegawai" saja, saya harap bisa menambah pos - pos pemasukan saya.
Karena dengan beberapa catatan, bahwa petugas medis sekarang ini jauh dari harapan saya , karena hanya untuk membeli susu, makan dan perlengkapan bayi saya saja sudah pas (minus), bagaimana dengan hidup saya dan istri saya. Yap, petugas medis semacam saya bukannya tidak mensyukuri dengan apa yang sudah saya dapatkan sekarang ini, dengan gajih pokok dibawah UMR sangatlah memperihatinkan buat saya dan kawan - kawan sejawat dan yang lainnya disini. Lebih buruknya adalah TIDAK ADA TUNJANGAN KESELAMATAN KERJA, bahkan Ditempat kerja juga tidak menerapkan SOP dengan BENAR.
Yang membuat saya bertahan adalah keinginan orang tua dan ketidak beranian saya untuk "MOVE ON" dari tempat kerja ini. Yang menghabiskan waktu tua saya tanpa harus melakukan apa - apa, malah memperbanyak kesalahan dalam hidup melalui konflik - konflik dengan sesama yang menguras energi dan fikiran untuk saling menggulingkan, dan akhirnya saya terus memilih untuk menjadi sebuah boneka permainan kehidupan.
MENAJADI SEORANG GURU ADALAH "DARAH" SAYA
Lahir dari keluarga terdidik, saya adalah anak seorang guru sekaligus penilik di sebuah wilayah di Indramayu, dan beberapa pengalaman saya dalam mengajar beberapa kesempatan di sebuah surau membuat saya cukup memiliki pengalaman bicara di depan banyak orang, apalagi siswa.
Saya juga pernah menjadi Imam ketika shalat Jumat waktu SMA dulu, juga sering menjadi pembicara/narasumber ketika acara Musik yang saya adakan. Dari beberapa kesempatan dan pelajaran itulah saya banyak mendapat Ilmu baru tentang Public Speaking, berbicara di depan banyak orang, yang juga hal tersebut adalah sebuah faktor keturunan.
Sampai saat ini, pola fikir saya adalah berbagi ilmu dengan siapa saja.
Kesempatan mengajar itu hilang begitu saja, ketika saya sudah mengembangkan sayap usaha saya dibidang clothing yaitu MEDICAL CLOTH INDONESIA. Saya akan fokus dengan medical Cloth karena Medical Cloth sangat membutuhkan saya untuk tumbuh dan besar.
Jiwa Usaha saya tumbuh dan selalu berfikir bahwa saya harus bisa SUKSES. Karena jika saya mengambil kesempatan mengajar yang saya lakukan adalah menempuh jarak puluhan kilometer hanya untuk mengajar 2 jam/hari. Sangat melelahkan. Bukan hidup yang saya inginkan. Tidak bisa keluar negeri hanya dengan gajih pegawai. Tidak bisa membeirkan kebahagiaan kepada orang tua yang lebih baik, karena saya ingin orang tua saya bisa Umrah ke tanah suci, dan dengan gaji pegawai saya tidak bisa melakukan itu. SAYA HARUS JADI PENGUSAHA SUKSES.
KARENA :
- Saya mau Orang tua saya berangkat ke Tanah Suci
- Bisa memiliki tabungan di hari tua
- tidak merepotkan anak jika saya tua nanti
- Bisa membiayai anak sekolah setinggi - tingginya
- Lebih mendekatkan diri sama Allah.
Semoga sikap saya dalam mengambil keputusan ini adalah BENAR. Semoga Allah selalu selalu membimbingku dalam setiap nafas hidupku, amiin
Posting Komentar