Jika hati terkena penyakit yang ringan saja, rasanya sudah serba salah. Betapa tidak, hati termasuk satu organ penting dalam metabolisme tubuh. Jika hati terganggu, maka seluruh sistem tubuh pun bisa terganggu. Nah, apa jadinya jika kankerlah yang bersarang di hati?
Tulisan ini saya angkat dari Majalah favorit saya yaitu DOKTER KITA, edisi 11 thn IX November 2014 Halaman 20 - 22. Buat yang mau menulis ulang, jangan lupa mencantumkan sumbernya yaitu Majalah Dokter Kita dan weblog saya, www.imadanalis.blogspot.com
Untuk menegakkan diagnosis kanker hati diperlukan beberapa pemeriksaan seperti menggunakan teknik pencitraan yang meliputi ultrasonografi, Computerized Tomography (CT) Scan dan MRI. Selain itu juga dilakukan biopsi dan pemeriksaan alfa-fetoprotein (AFP).
1. Pencitraan.
Menggunakan alat diantaranya USG, CT(Computerized tomography) dan MRI (Magnetic resonance imaging).
USG (Ultarasonografi)
USG memberikan sensitivitas sebesar 45% dan spesifitas 98%. Oleh karena sensitivitas tes ini maka setiap massa tumor yang terdeteksi oleh ultrasonografi harus dianggap sebagai keganasan.
Karsinoma hati sekunder memberikan gambaran berupa nodul yang diameternya kecil dengan tingkat kepadatan pencitraan tinggi serta dikelilingi oleh gema berdensitas rendah. Gambaran ini berbentuk seperti mata sapi.
CT-scan dan Angiografi
CT-scan telah banyak digunakan untuk melakukan karakterisasi lebih lanjut dari tumor hati yang dideteksi melalui ultrasonografi. CT-scan dan angiografi dapat mendeteksi tumor hati yang berdiameter 2 cm.
Walaupun ultrasonografi lebih sensitif dari angiografi dalam mendeteksi kanker hati, tetapi angiografi dapat lebih memberikan kepastian diagnositik oleh karena adanya hipervaskularisasi tumor yang tmapak pada angiografi.
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI umumnya digunakan secara rutin untuk screening penderita sirosis. Pada studi yang dilakukan oleh Krinsky dan kawan - kawan menunjukkan sensitivitas untuk diagnosis kanker hati dilaporkan 53%. Hal ini disebabkan oleh lesi - lesi yang tidak terdeteksi tersebut kebanyakan mempunyai diameter kecil yaitu rata - rata 1,3 cm.
2. Biopsi
Pengambilan sampel kecil dari sel - sel hati yang diambil dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Pengambilan sampel hati dengan cara memasukkan jarum halus diantara tulang rusuk kemudian ke hati. Biopsi tidak hanya dapat memastikan adanya sirosis, tetapi juga dapat mengungkapkan penyebabkanya. Untuk pemastian diagnosis kanker hati, diperlukan biopsi dan pemeriksaan histopatologi. Biopsi dilakukan terhadap massa yang terlihat pada ultrasonografi,CT-scan atau melalui angiografi.
3. AFP (alfa-fetoprotein)
Karsinoma hati dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran empedu atau merusak sel - sel hati oleh karena penekanan massa tumor atau karena invasi sel tumor hingga terjadi gangguan hati yang tampak kelainan SGOT, SGPT, alkali fosfatase, laktat dehidrogenase.
Alfa-fetoprotein (AFP) adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul sebesar 70,000. AFP disintesis oleh hati, usus dan yolk sac janin. Pada manusia, AFP mulai terdeteksi pada fetus umur 6-7 minggu kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-13. Pada bayi baru lahir, kadarnya adalah sebesar 10,000 - 100,000 ng/ml. Kemudian menurun dan pada usia 250 - 300 hari kelahiran kadarnya sama dengan kadar pada orang dewasa.
Adanya pengingkatan kadar AFP diduga karena sel - sel hati mengalami diferensiasi menyerupao sel hati pada janin. AFP merupakan petenda karsinoma hati. Rentang normal AFP serum adalah 0 - 20 ng/ml. Kadar AFP meningkat pada 60-70% dari pasien kanker hati.
Posting Komentar