Ada yang bertanya, kenapa nama yang Saya bawa saat ini Lord Imad. Lord imad itu nama sebuah band yang Saya ciptakan. Kehidupan Saya itu sudah bermetamorfosis, mungkin jika dianalogikan Saya sekarang dalam fase “kepompong”, kemungkinannya dua, kepompong ini akan mati atau berubah menjadi kupu – kupu.
Fase kehidupan Saya dalam mebentuk band, dimulai ketika Saya memulai debut pertama Saya membentuk Band bernama “Sainore 2” Saat itu, Saya termasuk personil paling tua, yang sudah lulus SMA, sedangkan personil lainnya masih Sekolah Menengah Pertama (SMP). Singkat cerita, Saya mengatur segalanya, mulai dari latihan dan pembuatan mini album ala Saya dahulu. Menurut Kami saat itu bagus, namun jika dilihat oleh Saya saat ini, itu adalah sebuah hal yang menjijikan but its a prosess, jika Saya tidak melakukan itu, Saya tidak akan pernah sampai pada tahap ini.
Fase berikutnya, ketika Saya mulai kuliah di Bandung, dan itu memerlukan waktu 3 tahun Saya menempuh pendidikan, band yang Saya uruspun bubar jalan. Namun, setiap libur semester Saya menyemangati teman – teman untuk terus berkarya. Setibanya saya kembali ke kampung halaman, alih – alih terjun lagi ke dunia musik, Saya menukangi band yang dulu Saya bentuk, dengan nama yang sama yaitu “SAINORE” tanpa angka 2 dibelakngnya. Dan mulailah Kami berperang lagi.
Di Fase ini perjalanan sangat berliku – liku, dalam perjalanannya, Saya tidak hanya membentuk Sainore, ada Ninki Zhupi dan Girl band Indramayu yaitu D’Gluuf. Kesemuanya Saya buat dalam satu wadah manajemen musik, namun di perjalanan semuanya terhenti. Inilah takdir yang di gariskan kepada Saya. Apakah Saya menyeselai? TIDAK.
Allah memberikan banyak kawan kepada Saya, Materi yang saya keluarkan bukan apa – apa. Dari panjangnya perjalanan itu, Saya jadi tahu kawan yang benar – benar dan kawan yang hanya menginginkan “sesuatu” dari Saya.
Komunikasi yang bisa Saya lakukan, mungkin bisa disebut pencapaian tertinggi Saya adalah bisa melakukan komunikasi dengan baik dengan Jakarta. Kami setidaknya mendapatkan gambaran sebuah industri musik, melalui perkenalan kami dengan manajemen musik indie di Jakarta.
Fase ketiga, mungkin bukan fase terakhir dalam karir bermusik Saya, dan Saya berharap bukan itu yang Saya inginkan. Fase ini ingin sekali Saya membuat mini album sendiri, yaitu karya Saya sendiri. Dan, Alhamdulillah pada lagu pertama, Saya dibantu oleh RAP CHRONIC pada single “Aku Ingin Kamu”, dan lagu kedua dibantu oleh Rizal Fahlevi (Additional NEBUCADNEZAR dan Music Enginering) dari Gabus Wetan dalam menggarap lagu “AKU MENYERAH”.
Fase ini akan terus berlanjut, seiring waktu yang tak pernah tahu kapan akan berhenti. Sampai lelah berkarya. Saya berkarya hanya untuk kepuasan diri sendiri, bagi kalian yang tidak menyukainya tidak apa – apa, karena lagu – lagu yang saya baut bukan untuk di promosikan di radio – radio, Saya hanya membuatnya, dan jika Suka Boleh download sesuka Kalian.
Agustus, 2016
Lord Imad
Posting Komentar