Pernah makan daun kemangi untuk dijadikan lalapan? Ternyata, daun kemangi tidak hanya nikmat dimakan, tetapi juga bisa dijadikan obat anti-nyamuk yang kadarnya tidak jauh berbeda dengan di pasaran.
Inovasi itu dilakukan oleh tiga siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatul Ulama (NU) Trate, Gresik, Jawa Timur, M Fahri Tsaniyahya (14), Dhea Safitri (15), dan Rizky Nabila Firdani (14). Mereka masih tercatat duduk di kelas 8.
Inovasi itu dilakukan oleh tiga siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatul Ulama (NU) Trate, Gresik, Jawa Timur, M Fahri Tsaniyahya (14), Dhea Safitri (15), dan Rizky Nabila Firdani (14). Mereka masih tercatat duduk di kelas 8.
Kemangi sendiri memiliki ciri khas aroma daunnya yang kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Kemangi juga banyak dijumpai tumbuh di Benua Asia dan Amerika, yang tak jarang tumbuh di alam bebas.
“Setelah kami teliti, kemangi ternyata mengandung asam sitrat dan flavoid, yang itu berguna untuk mengganggu sistem pernafasan dan membunuh nyamuk,” ucap Fahri, Selasa (16/5/2017).
Para siswa ini kemudian mengombinasikan daun kemangi dengan ampas tebu. Selain sebagai media mempermudah pembentukan cetakan yang dinginkan, campuran ampas tebu juga memberikan dorongan kuat aroma daun kemangi saat obat anti-nyamuk tersebut digunakan.
“Kami sudah menelitinya selama tiga bulan, dengan hasil yang bervariasi. Namun dari ujian yang telah kami lakukan, nyamuk sudah pada mati sekitar satu jam saat obat ini mulai dipasang untuk digunakan,” jelasnya.
Dari penuturan ketiga siswa itu, semakin banyak daun kemangi yang digunakan sebagai campuran obat anti-nyamuk tersebut, maka dipastikan bakal semakin cepat obat tersebut bekerja dalam melumpuhkan nyamuk.
“Pertama, daun kemangi yang kami gunakan sekitar 5 gram, dan itu baru bekerja membunuh nyamuk sekitar 60 menit. Sementara saat menggunakan 10 gram, baru efektif sekitar 55 menit, dan 15 gram menjadi 50 menit saja. Itu artinya, semakin banyak daun kemangi yang digunakan, maka akan semakin efektif dalam membunuh nyamuk,” jelas Rizky.
“Setelah kami teliti, kemangi ternyata mengandung asam sitrat dan flavoid, yang itu berguna untuk mengganggu sistem pernafasan dan membunuh nyamuk,” ucap Fahri, Selasa (16/5/2017).
Para siswa ini kemudian mengombinasikan daun kemangi dengan ampas tebu. Selain sebagai media mempermudah pembentukan cetakan yang dinginkan, campuran ampas tebu juga memberikan dorongan kuat aroma daun kemangi saat obat anti-nyamuk tersebut digunakan.
“Kami sudah menelitinya selama tiga bulan, dengan hasil yang bervariasi. Namun dari ujian yang telah kami lakukan, nyamuk sudah pada mati sekitar satu jam saat obat ini mulai dipasang untuk digunakan,” jelasnya.
Dari penuturan ketiga siswa itu, semakin banyak daun kemangi yang digunakan sebagai campuran obat anti-nyamuk tersebut, maka dipastikan bakal semakin cepat obat tersebut bekerja dalam melumpuhkan nyamuk.
“Pertama, daun kemangi yang kami gunakan sekitar 5 gram, dan itu baru bekerja membunuh nyamuk sekitar 60 menit. Sementara saat menggunakan 10 gram, baru efektif sekitar 55 menit, dan 15 gram menjadi 50 menit saja. Itu artinya, semakin banyak daun kemangi yang digunakan, maka akan semakin efektif dalam membunuh nyamuk,” jelas Rizky.
Menurut dia, mengolah daun kemangi dan ampas tebu menjadi obat antinyamuk memerlukan serangkaian proses yang memakan waktu satu hingga dua hari.
“Biasanya kita akan mendapati ampas tebu dalam kondisi sedikit basah, karena adanya kandungan kadar air, dan itu membutuhkan penjemuran di bawah terik matahari dulu. Tergantung tingkat kebasahannya, bisa satu hari, bisa juga dua hari,” terang Rizky.
Setelah ampas tebu sudah cukup kering, diblender dengan dicampur kemangi hingga halus.
“Setelah campuran sudah dalam bentuk serbuk baru dicampur dengan tepung kanji dan air sambil dipanaskan dan diaduk hingga mengental. Untuk menyesuaikan bentuk, maka campuran ditaruh dalam plat sablon dulu dan dijemur lagi dua hingga tiga hari. Baru setelah itu, dipotong kecil menyesuaikan alat elektrik yang hendak digunakan,” tutur Dhea.
Hasil penelitian ketiga siswa ini sudah sempat diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah remaja tingkat kabupaten yang diselenggarakan bulan lalu. Karya ini mendapat predikat sebagai juara kedua.
“Biasanya kita akan mendapati ampas tebu dalam kondisi sedikit basah, karena adanya kandungan kadar air, dan itu membutuhkan penjemuran di bawah terik matahari dulu. Tergantung tingkat kebasahannya, bisa satu hari, bisa juga dua hari,” terang Rizky.
Setelah ampas tebu sudah cukup kering, diblender dengan dicampur kemangi hingga halus.
“Setelah campuran sudah dalam bentuk serbuk baru dicampur dengan tepung kanji dan air sambil dipanaskan dan diaduk hingga mengental. Untuk menyesuaikan bentuk, maka campuran ditaruh dalam plat sablon dulu dan dijemur lagi dua hingga tiga hari. Baru setelah itu, dipotong kecil menyesuaikan alat elektrik yang hendak digunakan,” tutur Dhea.
Hasil penelitian ketiga siswa ini sudah sempat diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah remaja tingkat kabupaten yang diselenggarakan bulan lalu. Karya ini mendapat predikat sebagai juara kedua.
Sumber :
Kompas. (2017). 3 Siswa MTs Ciptakan Obat Anti-nyamuk dari Daun Kemangi dan Ampas Tebu. [Online]. Tersedia ; http://regional.kompas.com/read/2017/05/16/11114251/3.siswa.mts.ciptakan.obat.anti-nyamuk.dari.daun.kemangi.dan.ampas.tebu. (18 Mei 2017).
Posting Komentar