ImadAnalis. Sudah bertahun - tahun masalah ini belum segera di pecahkan. Ketidak adaan orang yang mau dan memiliki kompetensi dalam bidang ini menyebabkan tidak adanya perhatian pada kualitas dan pengarahan bakat yang ada di Indramayu.
Hal yang paling saya soroti adalah masih kurangnya apresiasi beberapa organisasi, tempat nongkrong atau wisata untuk menyelenggarakan event seperti akustikan atau acara lain yang mendorong kreatifitas generasi muda ini tersalurkan.
Poin-nya adalah baik pihak swasta ataupun pemerintah, harus punya tanggung jawab untuk mewadahi bakat anak - anak mudanya. Misalanya dalam bidang musik, harus ada event reguler yang berjalan, mulai dari perform dan edukasi.
Edukasi ini berupa pengarahan, menuntun agar bakat - bakat daerah ini tidak meraba - raba jalan yang harus mereka lakukan. Mereka tidak harus terjatuh - jatuh terus menerus, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk tidak menekuninya lagi.
Dalam hal, kesenian dan keilmuan lainnya, jika pemerintah dalam hal ini yang memiliki tanggung jawabnya, seharusnya menyediakan wadah ini, berupa EDUKASI dan Wadah untuk mengapresiasi bakat mereka.
Saya rasa miskinnya sumber daya manusia di Indramayu, yang kreatif, inofatif, enerjik inilah sumber permasalahannya. Saat ini yang dilakukan oleh berbagai dinas, hanya mementingkan "Apa yang saya dapat" jika harus melakukan kegiatan ini dan itu. Atau bahasa sini (indramayunya), "Olih apa? megel - megeli bae"? Iya, beginilah cara pandang orang - orang dalam sebuah birokrasi.
Semoga saja, di Indramayu, dilahirkan pemimpin yang visioner, enerjik, dan inovatif, sehingga hal semacam ini bisa di hilangkan. Meningkatkan SDM dengan menggenjot pendidikan orang Indramayu, agar tidak selalu berfikir sempit.