Septian duduk di atas kursi roda pemberian Pengawas Sekolah Dasar Hj.Nurul Huda. (Foto : http://poskotanews.com) |
Imad Analis. Seorang murid Kelas V SDN 5 Karangampel Kidul, Kecamatan Karngampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang menderita lumpuh sejak usia 7 bulan mendadak girang. Itu setelah anak usia 12 tahun dan duduk di Kelas 5 itu mendapatkan bantuan kursi roda dari Pengawas SD di lingkungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Karangampel, Hj.Nurul Huda.
Septian Apriyanto nama anak itu, awalnya sempat mengundang perhatian Hj.Nurul Huda, ketika menjadi pembina upacara di sekolah itu. Sorot mata Pengawas Pendidikan SD ini tiba-tiba tertuju pada sosok bocah yang duduk di tanah. Ternyata anak itu adalah seorang peserta upacara bendera di SDN 5 Karangampel.
Hj.Nurul Huda merasa iba. Usai menjadi pembina upacara bergegas mendekati Septian Apriyanto yang baju seragam putihnya kotor karena duduk di tanah saat mengikuti upacara bendera. Ibu yang satu ini mencoba membangunkan Septian. Tapi Septian tidak bisa berdiri. Ternyata anak itu menderita cacat atau lumpuh sehingga tidak bisa berdiri apalagi berjalan.
Akhirnya Hj.Nurul Huda memutuskan membantu kursi roda untuk menunjang aktifitas Septian berangkat ke sekolah. Mulai Hari Sabtu (10/3/18), Septian tidak lagi duduk di tanah saat upacara bendera karena sudah menggunakan kursi roda.
Menurut Korodinator Pengawas SD H.Burhan, Septian termasuk anak yang pintar. Prestasi di kelasnya cukup menonjol. Selalu menduduki rangking teratas. “Terkadang rangking 1, terkadang rangking 2,” ujarnya. Meski Septian mengalami kesulitan berdiri apalagi berjalan kaki, namun semangat anak itu menimba ilmu cukup tinggi, layaknya anak-anak yang normal lainnya.
Septian berangkat sekolah digendong ibunya. Kalau ibunya repot, Septian digendong teman-temannya bergiliran dari rumahnya yang sederhana itu sampai ke ruang kelas.
Perhatian Ny.Nurul Huda tidak berhenti hingga di situ. Ia pun mengajak para Pengawas SD juga Koordinator Pengawas SD H.Burhan dan Ketua PGRI Cabang Karangampel, Kusnadi datang mengunjungi kediaman Septian. “Ternyata ayah Septian sudah meninggal dunia sejak setahun lalu,” katanya.
Sedihnya dampak meninggalnya ayah Septian membuat pendidikan kakak perempuan Nurhalima pun menjadi terganggu karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Nurhalima terpaksa berhenti kuliah di STKIP NU Kaplongan. Melihat kondisi itu Hj.Nurul Huda bersama, Kusnadi dan H.Burhan memutuskan membantu keuangan, walaupun alakadarnya dengan harapan agar Nurhalima melanjutkan kuliah kembali. (Sumber : Poskota News)
Septian Apriyanto nama anak itu, awalnya sempat mengundang perhatian Hj.Nurul Huda, ketika menjadi pembina upacara di sekolah itu. Sorot mata Pengawas Pendidikan SD ini tiba-tiba tertuju pada sosok bocah yang duduk di tanah. Ternyata anak itu adalah seorang peserta upacara bendera di SDN 5 Karangampel.
Hj.Nurul Huda merasa iba. Usai menjadi pembina upacara bergegas mendekati Septian Apriyanto yang baju seragam putihnya kotor karena duduk di tanah saat mengikuti upacara bendera. Ibu yang satu ini mencoba membangunkan Septian. Tapi Septian tidak bisa berdiri. Ternyata anak itu menderita cacat atau lumpuh sehingga tidak bisa berdiri apalagi berjalan.
Akhirnya Hj.Nurul Huda memutuskan membantu kursi roda untuk menunjang aktifitas Septian berangkat ke sekolah. Mulai Hari Sabtu (10/3/18), Septian tidak lagi duduk di tanah saat upacara bendera karena sudah menggunakan kursi roda.
Menurut Korodinator Pengawas SD H.Burhan, Septian termasuk anak yang pintar. Prestasi di kelasnya cukup menonjol. Selalu menduduki rangking teratas. “Terkadang rangking 1, terkadang rangking 2,” ujarnya. Meski Septian mengalami kesulitan berdiri apalagi berjalan kaki, namun semangat anak itu menimba ilmu cukup tinggi, layaknya anak-anak yang normal lainnya.
Septian berangkat sekolah digendong ibunya. Kalau ibunya repot, Septian digendong teman-temannya bergiliran dari rumahnya yang sederhana itu sampai ke ruang kelas.
Perhatian Ny.Nurul Huda tidak berhenti hingga di situ. Ia pun mengajak para Pengawas SD juga Koordinator Pengawas SD H.Burhan dan Ketua PGRI Cabang Karangampel, Kusnadi datang mengunjungi kediaman Septian. “Ternyata ayah Septian sudah meninggal dunia sejak setahun lalu,” katanya.
Sedihnya dampak meninggalnya ayah Septian membuat pendidikan kakak perempuan Nurhalima pun menjadi terganggu karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Nurhalima terpaksa berhenti kuliah di STKIP NU Kaplongan. Melihat kondisi itu Hj.Nurul Huda bersama, Kusnadi dan H.Burhan memutuskan membantu keuangan, walaupun alakadarnya dengan harapan agar Nurhalima melanjutkan kuliah kembali. (Sumber : Poskota News)
Baca juga :
- Sampah Luber ke Jalanan, Baunya Menyengat
- Tinggi, Pengeluaran Masyarakat Indramayu untuk Rokok
- Harga Beras di Indramayu Belum Stabil, Tunggu Puncak Panen
- Stok Beras Medium Melimpah di Gudang Bulog Indramayu
Artikel terkait Indramayu : radar indramayu kriminal, indramayu google map, indramayu hotel, indramayu hari ini, yamaha indramayu, indramayu news, olx indramayu, indramayu job fair, indramayu banjir, rumah indramayu, radar indramayu berita hari ini, olx indramayu hp, indramayu, indramayu hard enduro, indramayu papua nina agustin, indramayu vector,