Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menambahkan sebuah penyakit misterius - dijuluki 'Penyakit X' - ke dalam daftar penyakit yang dikhawatirkan dapat memicu pandemi global di masa depan.
Imad Analis. Sejak tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahunnya menyusun daftar penyakit yang berpotensi memicu epidemi global. Tahun ini, untuk pertama kalinya "penyakit X" masuk dalam daftar tersebut. Menurut WHO, "penyakit X" mengacu pada penyakit yang asal-usulnya, pola penularan dan juga dampaknya belum diketahui, namun bisa memiliki efek berbahaya pada manusia.
Sejauh ini, terdapat delapan penyakit yang telah diketahui ada dalam daftar milik WHO ini: Ebola, demam Lassa, virus Zika, Demam berdarah Krimea-Kongo, virus Mers-CoV, Nipah dan virus Henipa, serta demam Rift Valley.
"Dari sejarah dapat dipelajari bahwa wabah besar berikutnya kemungkinan akan menjadi sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya," dikatakan John-Arne Rottingen, ilmuwan yang menjadi penasehat WHO, seperti dikutip harian Telegraph.
Meskipun cukup aneh untuk menambahkan penyakit X ke dalam daftar, namun sangatlah penting untuk mempersiapkan diri jika terjadi keadaan darurat. Diperlukan cara dan sistem yang memungkinkan untuk dilakukannya tindakan penanggulangan berbagai macam penyakit dengan cepat.
Penyakit X masih misterius juga karena belum jelas apakah penyakit ini disebabkan patogen mutan, seperti flu Spanyol, atau apakah pemicunya adalah patogen yang telah diketahui namun menunjukkan fitur yang sebelumnya tidak diketahui. Atau mungkin juga bisa muncul pemicu yang tidak diketahui sebelumnya, demikian menurut WHO.
Menurut para ahli, kemungkinan besar adalah bahwa "penyakit X" merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan dari binatang liar ke manusia, seperti pandemi Ebola di Afrika Barat (2013-2016). Pandemi Ebola ini terjadi setelah seekor kelelawar yang terinfeksi virus menggigt seorang bocah, yang kemudian menginfeksi keluarganya. Virus kemudian menyebar dengan cepat menewaskan hampir 11.000 orang meninggal di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Penyakit X masih misterius juga karena belum jelas apakah penyakit ini disebabkan patogen mutan, seperti flu Spanyol, atau apakah pemicunya adalah patogen yang telah diketahui namun menunjukkan fitur yang sebelumnya tidak diketahui. Atau mungkin juga bisa muncul pemicu yang tidak diketahui sebelumnya, demikian menurut WHO.
Menurut para ahli, kemungkinan besar adalah bahwa "penyakit X" merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan dari binatang liar ke manusia, seperti pandemi Ebola di Afrika Barat (2013-2016). Pandemi Ebola ini terjadi setelah seekor kelelawar yang terinfeksi virus menggigt seorang bocah, yang kemudian menginfeksi keluarganya. Virus kemudian menyebar dengan cepat menewaskan hampir 11.000 orang meninggal di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Dilaporkan harian Süddeutsche Zeitung, satu instansi milik pemerintah AS yang meneliti prediksi penyakit juga telah mengidentifikasi daerah potensial di mana virus berbahaya kemungkinan besar akan mucul: koloni kelelawar di Amerika Tengah dan Selatan, tikus di Afrika Tengah.
"Seiring ekosistem dan habitat manusia yang terus berubah, selalu ada risiko bahwa penyakit yang diderita hewan akan menular pada ke manusia. Ini merupakan proses alami dan sangat penting bahwa kita menyadarinya dan mempersiapkannya. Ini kemungkinan menjadi risiko terbesar," dikatakan John-Arne Rottingen.
Satu pemicu lain yang kemungkinan menjadi sumber "penyakit X" adalah pengembangan penyakit menular yang disengaja untuk digunakan sebagai senjata, seperti yang dilaporkan harian Inggris Telegraph.
Beberapa waktu lalu, telah dilaporkan adanya rencana penggunaan senjata biologis mematikan. Pada tahun 2014, sebuah laptop milik ISIS yang berhasil disita mengungkapkan rencana serangan dengan menggunakan bakteri penyebab penyakit pes.
"Seiring ekosistem dan habitat manusia yang terus berubah, selalu ada risiko bahwa penyakit yang diderita hewan akan menular pada ke manusia. Ini merupakan proses alami dan sangat penting bahwa kita menyadarinya dan mempersiapkannya. Ini kemungkinan menjadi risiko terbesar," dikatakan John-Arne Rottingen.
Satu pemicu lain yang kemungkinan menjadi sumber "penyakit X" adalah pengembangan penyakit menular yang disengaja untuk digunakan sebagai senjata, seperti yang dilaporkan harian Inggris Telegraph.
Beberapa waktu lalu, telah dilaporkan adanya rencana penggunaan senjata biologis mematikan. Pada tahun 2014, sebuah laptop milik ISIS yang berhasil disita mengungkapkan rencana serangan dengan menggunakan bakteri penyebab penyakit pes.
Apapun kasus yang mungkin terjadi, WHO berharap bahwa daftar penyakit yang disusunnya ini akan memacu pemerintah di seluruh dunia untuk meningkatkan sistem kesehatan. Sistem perawatan primer (dokter dan perawat) adalah kunci untuk menjaga kesehatan masyarakat, karena ini adalah pilihan terbaik untuk mendeteksi wabah penyakit baru sejak dini, dan membendungnya sebelum menyebar.
Lebih jauh WHO mengatakan, beberapa penyakit, seperti demam hemoragik dan enterovirus non-polio dihapus dari daftar. Namun WHO memperingatkan bahwa patogen penyakit-penyakit tersebut masih bisa menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan masyarakat, dan harus "diawasi dengan cermat". (Sumber : DW)
Lebih jauh WHO mengatakan, beberapa penyakit, seperti demam hemoragik dan enterovirus non-polio dihapus dari daftar. Namun WHO memperingatkan bahwa patogen penyakit-penyakit tersebut masih bisa menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan masyarakat, dan harus "diawasi dengan cermat". (Sumber : DW)
Baca juga :
- Pengembangan Vaksin Rotavirus RV3-BB Direspon Positif
- Kanker Serviks, Ini Pentingnya Program Nasional Vaksin HPV
- Tak Perlu Panik, Rock Melon Australia Tak Masuk Indonesia