Si Kembar Lena dan Leni, Tak Kenal Menyerah demi Kehormatan Bangsa | Asian Games 2018

Si kembar Lena dan Leni berjuang demi Indonesia di sepak takraw Asian Games 2018. (Foto : https://www.timesindonesia.co.id)
Si kembar Lena dan Leni berjuang demi Indonesia di sepak takraw Asian Games 2018. (Foto : https://www.timesindonesia.co.id)

Imad Analis. Dari hiruk pikuk Lipsus Asian Games 2018 menyelipkan sebuah kisah unik dari si kembar Lena dan Leni yang memperjuangkan nama Bangsa Indonesia di cabang sepak takraw. 



Dilahirkan di Indramayu pada 7 Juni 1989, beratnya kehidupan sudah dirasakan Lena dan Leni sejak kecil. Apalagi kedua orang tua mereka, Pak Surtina dan Bu Toniah hanya berstatus buruh tani.

Paham akan kesulitan biaya yang dipikul kedua orang tuanya, Lena dan Leni diam-diam mendaftar sendiri ke SMP di daerahnya. Untuk membiayai sekolah, kedua bocah kembar ini rela melakukan apa saja - mulai jadi buruh cuci hingga mencuci piring di kantin agar punya uang saku.

Tak putus nyali demi bisa sekolah, jalan mulai terbuka saat keduanya hendak masuk SMA. Satu hari mereka melihat pengumuman beasiswa bagi siswa yang berprestasi untuk sepak takraw. Melihatnya sebagai jalan keluar agar bisa terus sekolah, mereka pun ikut berlatih sepak takraw.

Meski tak pernah tahu sepak takraw, keduanya ngotot berlatih itu agar bisa dapat beasiswa dan terus sekolah. Niat keras Lena dan Leni itu berbuah hasil. Pertandingan antar sekolah dan daerah mulai mereka ikuti, dan juara pula.

Beasiswa pun di tangan, meski itu hanya membebaskan dari biaya sekolah saja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka pun tak ragu mengais rezeki halal, bahkan dengan memulung sekalipun. Walhasil, dari terpaksa, kini mereka justru dikenal di seantero Indramayu bahkan Indonesia.

Mengikuti berbagai kejuaraan sejak 2006, Lena dan Leni akhirnya masuk pelatnas. Salah satu prestasi membanggakan mereka adalah medali emas King's Cup 2016 di Thailand, 3 emas PON mewakili Jawa Barat, perak di Sea Games serta dua perunggu di Asian Games 2014 Korea Selatan.

Berkat sepak takraw pula, Lena dan Leni bisa memuliakan kedua orang tuanya. Bonus PON 2010 digunakan untuk mendaftarkan orang tua mereka berhaji, meski mereka tak sempat mengantarkan pasangan Surtina dan Toniah karena harus berlaga di Korea.

Lipsus Asian Games 2018 melaporkan jika Lena dan Leni pun berjuang membawa nama Indonesia di pentas dunia. Buah dari pantang menyerah, dua anak perempuan kembar yang hidup sulit di masa kanak-kanaknya itu kini dielukan di lapangan sepak takraw. Terus berjuang, Lena dan Leni. (Sumber : Times Indonesia)

Terimakasih sudah berkunjung di Blog Imad Analis. Semoga artikel ini bermanfaat. Blog ini merupakan blog berbagi berita daerah Indramayu, Kesehatan, Politik dan Edukasi Islam. Selamat membaca blog sederhana dari Saya, Imad Analis
Baca juga :
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Related Posts