Penguasa Tanpa Singgasana. Singgasana identik dengan "penguasa mutlak", segala kebijakan dan ucapannya adalah HUKUM. Namun, apa yang terjadi pada negeri ini. Saya memang bukan pemerhati politik seperti Rocky Gerung. Ucapannya berbobot dengan istilah-istilah yang semua orang akan mengerenyitkan keningnya ketika mendengan ucapan Rocky Gerung. Tapi, saat ini seorang Rocky Gerung yang setelah menghadiri acara capres No. 2 Prabowo-Sandi, ke esokannya dia dolaporkan atas penistaan agama atas ucapannya yang mengatakan bahwa "Kitab suci adalah FIKSI".
Singgasana. (Foto : http://tokoantikkuno.blogspot.com/) |
Apa Itu Raja?
Saya mengutip dari Wikipedia, dimana isitilah Raja adalah gelar penguasa monarki yang paling dikenal dalam bahasa Indonesia. Gelar ini berasal dari India dan mulai digunakan seiring berkembangnya agama Hindu di Nusantara. Wilayah kekuasaan raja disebut kerajaan. Di Nusantara, gelar raja mulai digunakan oleh para penguasa monarki seiring menguatnya agama Hindu di Nusantara. Gelar ini menggeser penggunaan gelar ratu yang sebelumnya digunakan untuk merujuk para penguasa di Nusantara dan perlahan membuat gelar ratu menjadi terkesan kewanitaan.
Bagaimana Raja Tidak Memiliki Singgasana
Politik di Indonesia saat ini menemui titik dimana, seorang presiden tidak memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakannya sendiri. Banyak kebijakan yang dikendalikan oleh siapa yang mengusungnya. Raja tidak punya titah. Ucapannya bukan HUKUM. Ucapannya meleset dari kebenaran. Hal ini memang bertolak belakang jika saya membandingkan Presiden dengan Raja.
Namun, jika kita melihat kebelakang bahwa seorang presiden dapat menentukan kebijakannya sendiri. Keputusan ada ditangan presiden. Semua aspek kehidupan bernegara di dalam wilayah kekuasaannya dapat diputuskan oleh seorang presiden.
Saya berharap bahwa Indonesia memiliki pemimpin yang bisa membuat kedamaian. Kedamaian akan hadir karena negara tersebut memiliki pemimpin yang bisa dipercayai oleh rakyatnya. Segala ucapannya membenarkan perbuatannya. Segala ucapannya dapat dipertanggungjawabkan.
Saya seperti Pak Rocky Gerung. Akan selalu berada di pihak oposisi. Dan lebih spesifiknya, Saya akan berada di garis orang-orang Muslim yang membela Islam, agama yang memperjuangkan negeri ini untuk lepas dari penjajah Belanda.