Menarik, Menggelitik Semua Bisa Melakukannya. Sebagai Tenaga Ahli Laboratorium Medik atau penamaan / nomenklatur yang tepatnya adalah Ahli Teknologi Laboratorium Medik disingkat ATLM merupakan orang yang pada mulanya melakukan pekerjaan untuk memeriksa segala cairan tubuh manusia, namun belakangan berkembang peran TLM ini juga melakukan pemeriksaan bioteknologi seperti DNA.
Semenjak pandemi COVID-19 kebutuhan tenaga laboratorium menjadi sorotan dikarenakan minimnya tenaga laboratorium yang sangat terbatas. Ditambah lagi, selain minim tenaga laboratorium kliniknya juga minimnya alat dan layanan pemeriksaan untuk pandemi seperti sekarng ini.
Jumlah pasien yang dinyatakan terus bertambah dikarenakan jumlah layanan pemeriksaan sudah ditambah, dan juga banyak institusi yang membuka rekrut untuk menjadi relawan dalam pandemi COVID-19. Menjadi relawan COVID-19 ini harus memenuhi berbagai kriteria dengan syarat yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Di awal pandemi Virus Corona ini dinyatakan sangat virulensi sehingga ketika menjadi relawan berarti kita harus siap kapanpun untuk 'tumbang' jika terjadi kesalahan pemakaian APD dan kesalahan SOP. Sehingga, untuk relawan COVID-19 dibutuhkan orang-orang yang patuh terhadap SOP dan kesehatan psikologis lainnya.
Jika dibandingkan dengan tunjangan yang diberikan, untuk menjadi relawan sungguh sebuah tugas yang sangat berat. Tugas yang tidak bisa di ikuti oleh semua orang.
Menilik betapa seriusnya bencana wabah yang menjangkit seluruh dunia ini tidak serta merta membuat diri kita menggampangkan untuk melakukan pemeriksaan COVID-19 se enaknya. Rapid untuk pemeriksaan anehnya dijual bebas di berbagai marketplace, sehingga banyak muncul tuduhan kepada instansi yang menangani pemeriksaan COVID-19 menarik keuntungan di tengah pandemi.
Kekecewaan kami sebagai tenaga Ahli Laboratorium Medik ketika ada beberapa layanan pemeriksaan yang menerbitkan surat keterangan bebas COVID-19 bukan dari bagian profesi kami. Pihak tersebut yang mengeluarkan surat tersebut akhirnya menyatakan meminta maaf, namun seharusnya ini merupakan pembelajaran bagi kita sebagai profesi yang memiliki kewenangan pemeriksaan.
Identifikasi pemeriksaan COVID-19 seharusnya melalui anamnesa dokter, yang kemudian di lanjutkan dengan wawancara sekaligus penjelasan klinis kepada pasien. COVID019 ini merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan, keberadaan dalam darah jumlahnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sampel orofaring dan nasofaring yang memang benar-benar direkomendasikan.
Dengan dijual bebasnya Rapid COVID-19 semua masyarakat dapat melakukannya tanpa harus berkonsultasi dengan dokter dan juga hasil yang dikeluarkan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil negatif dan juga positif dalam sebuah pemeriksaan laboratorium akan mendapat perlakuan dan tindakan khusus sebelum benar-benar dikeluarkan dalam secarik kertas.
Hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan setelah dilakukan quality control setiap parameter pemeriksaan, setelah di analisis hasil laboratorium akan di verifikasi oleh validator yang memiliki kemampuan menganalisa dan terlatih, setelah itu barulah disetujui oleh dokter patologi klinik.
Sangat panjang prosesnya, tidak seperti yang difikir oleh masyarakat umum yang mengatakan, "owh begini doang, saya juga bisa....." mau bagaimana lagi, kita berada ada pada masa globalisasi. Semua orang bisa melakukannya. Sebagai tenaga ahli laboratorium klinik, saya dan rekan-rekan mengajak untuk bersiap-siap menyongsong era baru.
Era baru tersebut menurut Bpk. Miswar Fatah adalah sebuah era Digital Healh atau Tele Health. Semua akan di digitalisasi. Apakah kita akan siap dengan hal itu?
Telehealth. (Foto : intouchhelath) |
Jumlah pasien yang dinyatakan terus bertambah dikarenakan jumlah layanan pemeriksaan sudah ditambah, dan juga banyak institusi yang membuka rekrut untuk menjadi relawan dalam pandemi COVID-19. Menjadi relawan COVID-19 ini harus memenuhi berbagai kriteria dengan syarat yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Di awal pandemi Virus Corona ini dinyatakan sangat virulensi sehingga ketika menjadi relawan berarti kita harus siap kapanpun untuk 'tumbang' jika terjadi kesalahan pemakaian APD dan kesalahan SOP. Sehingga, untuk relawan COVID-19 dibutuhkan orang-orang yang patuh terhadap SOP dan kesehatan psikologis lainnya.
Jika dibandingkan dengan tunjangan yang diberikan, untuk menjadi relawan sungguh sebuah tugas yang sangat berat. Tugas yang tidak bisa di ikuti oleh semua orang.
Menilik betapa seriusnya bencana wabah yang menjangkit seluruh dunia ini tidak serta merta membuat diri kita menggampangkan untuk melakukan pemeriksaan COVID-19 se enaknya. Rapid untuk pemeriksaan anehnya dijual bebas di berbagai marketplace, sehingga banyak muncul tuduhan kepada instansi yang menangani pemeriksaan COVID-19 menarik keuntungan di tengah pandemi.
Kekecewaan kami sebagai tenaga Ahli Laboratorium Medik ketika ada beberapa layanan pemeriksaan yang menerbitkan surat keterangan bebas COVID-19 bukan dari bagian profesi kami. Pihak tersebut yang mengeluarkan surat tersebut akhirnya menyatakan meminta maaf, namun seharusnya ini merupakan pembelajaran bagi kita sebagai profesi yang memiliki kewenangan pemeriksaan.
Identifikasi pemeriksaan COVID-19 seharusnya melalui anamnesa dokter, yang kemudian di lanjutkan dengan wawancara sekaligus penjelasan klinis kepada pasien. COVID019 ini merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan, keberadaan dalam darah jumlahnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sampel orofaring dan nasofaring yang memang benar-benar direkomendasikan.
Dengan dijual bebasnya Rapid COVID-19 semua masyarakat dapat melakukannya tanpa harus berkonsultasi dengan dokter dan juga hasil yang dikeluarkan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil negatif dan juga positif dalam sebuah pemeriksaan laboratorium akan mendapat perlakuan dan tindakan khusus sebelum benar-benar dikeluarkan dalam secarik kertas.
Hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan setelah dilakukan quality control setiap parameter pemeriksaan, setelah di analisis hasil laboratorium akan di verifikasi oleh validator yang memiliki kemampuan menganalisa dan terlatih, setelah itu barulah disetujui oleh dokter patologi klinik.
Sangat panjang prosesnya, tidak seperti yang difikir oleh masyarakat umum yang mengatakan, "owh begini doang, saya juga bisa....." mau bagaimana lagi, kita berada ada pada masa globalisasi. Semua orang bisa melakukannya. Sebagai tenaga ahli laboratorium klinik, saya dan rekan-rekan mengajak untuk bersiap-siap menyongsong era baru.
Era baru tersebut menurut Bpk. Miswar Fatah adalah sebuah era Digital Healh atau Tele Health. Semua akan di digitalisasi. Apakah kita akan siap dengan hal itu?