Mengintip Stasiun Lobener Indramayu yang Dibangun Tahun 1912, Masih Berdiri Walau Mengkhawatirkan. Di satu sudut Desa Telukagung, Kecamatan/ Kabupaten Indramayu, berdiri suatu bangunan memiliki.
Stasiun Lobener Yang Tidak Terurus. (Foto : https://jabar.tribunnews.com/) |
Saat ini kondisinya mengkhawatirkan, tetapi bangunan itu masih berdiri kuat. Pada zamannya bangunan ini jadi tempat yang berarti. Bangunan itu merupakan Stasiun Lobener. Stasiun Lobener sendiri ialah salah satu stasiun non- aktif yang masih berdiri bangunannya di Kabupaten Indramayu.
Stasiun ini ialah stasiun penghubung antara jalan kereta Jatibarang- Indramayu." Jadi stasiun Lobener ini ialah salah satu stasiun aset pemerintahan kolonial Belanda yang dibentuk oleh Staatsspoorwegen ( SS) pada tahun 1912," ucap Pimpinan Komunitas Cirebon Herigate, Muhammad Jupri( 28) dikala mendatangi stasiun tersebut, Minggu( 21/ 2/ 2021).
Jupri berkata, bersumber pada studi yang dicoba komunitasnya, dulu stasiun ini digunakan buat mengangkat penumpang, hasil bumi, serta hasil laut buat kepentingan dagang baik dari Jatibarang ke Indramayu ataupun kebalikannya.
Jupri berkata, Stasiun Lobener Indramayu ini kemudian ditutup ataupun dinonaktifkan dekat tahun 1970- an. Perihal ini bersamaan dengan ditutupnya Jalan Jatibarang- Indramayu oleh pihak PT KAI.
Dia berkata, alibi ditutupnya stasiun tersebut sebab pada dikala itu transportasi kereta api kalah bersaing dengan tipe transportasi yang lain, semacam bis serta truk. Dia berkata, alibi ditutupnya stasiun tersebut sebab pada dikala itu transportasi kereta api kalah bersaing dengan tipe transportasi yang lain, semacam bis serta truk.
Posisi rel kereta api yang bersisian langsung dengan jalur raya membuat warga lebih berminat memakai transportasi mobil buat berpergian. Bagi pantauan di posisi, material bangunan Stasiun Lobener ini masih otentik semacam aslinya.
Mulai dari ukiran kayu, tempat loket, loket pesan, fondasi, sampai pintu stasiun. Ada pula buat tapak rel Jalan Jatibarang- Indramayu saat ini telah tiada serta tertutup tubuh jalur raya.
Walaupun keelokan arsitektur dari stasiun yang satu ini masih tersisa, tetapi kondisinya nampak tidak terpelihara serta sangat terbengkalai. Saat ini, stasiun tersebut dikenal dipergunakan warga dekat selaku garasi mobil.
" Sebab bisa jadi terbengkalai serta tidak digunakan jadi warga dekat memakainya selaku garasi," ucap ia.
Stasiun ini pula mempunyai keunikannya sendiri di banding stasiun- stasiun yang lain. Keunikan dari stasiun ini merupakan posisi jalan rel keretanya. Rel kereta di Stasiun Lobener ini dikenal terletak di muka depan stasiun, sementara itu pada biasanya jalan rel biasa terletak di balik stasiun.
" Saat ini sisa- sisa rel itu telah tidak terdapat sebab tertutup tubuh jalur," ucap ia.
Jupri berkata, ada pula dari segi wujud bangunannya, stasiun yang satu ini mempunyai kemiripan dengan stasiun tetangganya yang pula telah non- aktif. Ialah, Stasiun Paoman yang berlokasi di bantaran Sungai Cimanuk ataupun pusat kota Indramayu.
Kesamaan yang lain pula nampak di Stasiun Stasiun Kuraitaji, Stasiun Pauhkambar serta Stasiun Naras di Sumatera Barat. Dalam pembangunannya, Jupri berkata, stasiun- stasiun itu dibentuk murni memakai material kayu jati selaku kerangka fondasinya tanpa memakai besi sama sekali.
Perihal tersebut dikenal bersumber pada hasil studi yang dicoba komunitasnya sepanjang mengulik sejarah stasiun- stasiun yang saat ini telah tidak aktif.
" Jadi kerangkanya seluruh dibuat dari kayu jadi bukan besi, kayunya itu terbuat kerangka kemudian disusun dengan bata- bata serta di depannya tentu ada hiasan ukiran kayu khas kolonial," ucapnya. (Sumber : Tribun News)
Posting Komentar