Jadilah Sesuatu Tanpa Harus Menjatuhkan Orang Lain: Belajar dari Pengalaman Hidup yang Penuh Tantangan

Posting Komentar
Jadilah Sesuatu Tanpa Harus Menjatuhkan Orang Lain Belajar dari Pengalaman Hidup yang Penuh Tantangan


IMADANALIS - Menjadi pemimpin, khususnya dalam organisasi profesional, bukanlah sekadar soal jabatan atau nama. 

Di balik layar, ada proses panjang, perjuangan, hingga konflik yang tak terhindarkan. 

Tapi satu hal yang selalu saya yakini adalah: jadilah sesuatu tanpa harus menjatuhkan orang lain. Sebuah prinsip yang terlihat sederhana, namun penuh tantangan.

Bagi sebagian orang, mencapai posisi yang diidamkan membutuhkan usaha ekstra. Namun, tak sedikit yang, sayangnya, memilih jalan pintas dengan cara menjatuhkan orang lain. 

Dalam perspektif Islam sendiri, perbuatan seperti itu sebenarnya bertentangan dengan semangat ukhuwah dan berprasangka baik, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits: “Janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, saling membelakangi, dan jangan pula menjatuhkan tawaran satu sama lain. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim).

Belajar dari Pengalaman, Menghadapi Tantangan

Saya memulai perjalanan organisasi secara formal sejak usia 26 tahun, tepatnya di tahun 2012. 

Jika dihitung sampai tahun ini, berarti sudah 12 tahun saya mendalami dunia ini bersama PATELKI Indramayu. 

Bahkan sebelum itu, sejak usia 21 tahun, saya sudah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, dengan mimpi-mimpi besar yang ingin saya capai.

Dari perjalanan itu, saya belajar bahwa setiap langkah memiliki hikmahnya. 

Meski ada tantangan, alhamdulillah selalu ada jalan dari Allah jika niat kita lurus. 

Pada akhirnya, saya dipercaya untuk mengemban amanah sebagai ketua DPC PATELKI Indramayu periode 2021–2025. B

ukan tanpa hambatan, tanggung jawab ini datang dengan perjalanan berliku, penuh suka dan duka.

Sebagai ketua, ada cerita tentang “musuh abadi” yang mungkin sering muncul dalam perjalanan seseorang di posisi seperti ini. 

Tapi saya memilih untuk tidak larut. Prinsipnya jelas: lebih baik fokus pada tujuan bersama daripada memecah energi pada hal yang tidak produktif.

Dihasut, Difitnah, Namun Tidak Menyerah

Ketika kita berjuang di jalan yang lurus, tak semua orang akan suka atau setuju. Ada saja pihak yang tak segan menjatuhkan demi keuntungan mereka sendiri. 

Dalam pengalaman saya, beberapa orang menganggap bahwa saya memiliki “ambisi berlebih” untuk menjadi ketua. Ada pula yang tak henti mencela di berbagai kesempatan.

Di sinilah ujian kesabaran datang. Saya memilih diam. Seperti pepatah Tiongkok mengatakan, “Diam adalah jawab yang paling tajam bagi mereka yang berusaha menjatuhkanmu.” 

saya, diam bukan berarti kalah atau menyerah. Diam adalah bentuk kekuatan, bukti bahwa kita memilih untuk tidak terjebak dalam permainan yang sama.

Kunci Sukses: Fokus Pada Tujuan dan Jaga Integritas

Prinsip “jadilah sesuatu tanpa harus menjatuhkan orang lain” menjadi pegangan saya dalam memimpin. 

Integritas yang baik akan membawa kita menuju tujuan yang diridhai Allah, meskipun mungkin jalannya berliku.

Dalam dunia kerja atau organisasi, godaan untuk bersaing secara tidak sehat bisa datang dari berbagai arah. 

Namun, pada akhirnya, hasil terbaik akan diperoleh mereka yang menjaga niat, berusaha dengan jujur, dan bekerja keras. 

Sebagaimana kata-kata terkenal, “Kami adalah apa yang kami lakukan secara berulang-ulang. Keunggulan, oleh karena itu, bukanlah sebuah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan.”

Tips Bertahan di Tengah Tekanan dan Fitnah

Agar tidak terseret arus negatif, berikut beberapa tips sederhana yang bisa membantu:

  • Tetap Tenang: Jangan mudah terpancing emosi ketika ada gosip atau fitnah. Sebab, merespons gosip hanya akan memperbesar masalah.
  • Jaga Relasi Baik: Bangun hubungan baik dengan siapa saja, bahkan mereka yang mungkin tidak suka pada kita. Dengan begitu, mereka bisa melihat nilai kita dari perspektif yang berbeda.
  • Fokus pada Prestasi: Prestasi adalah jawaban terbaik atas semua keraguan. Dengan kerja keras, orang lain akan lebih menghargai kita.
  • Berprasangka Baik: Jika kita yakin ada jalan yang benar, jangan ragu. InsyaAllah, rezeki, kehormatan, dan jalan hidup yang baik akan datang sesuai waktu yang tepat.

Menjadi yang Terbaik Tanpa Menjatuhkan Orang Lain

Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa sukses sejati bukanlah soal kemenangan pribadi, tapi bagaimana kita bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat tanpa menjatuhkan orang lain. 

Pada akhirnya, manusia yang paling kuat adalah yang tetap teguh pada prinsipnya meski cobaan terus berdatangan.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153). 

Sabar dan terus berusaha menjadi yang terbaik tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan adalah kunci menuju kebahagiaan dan sukses yang sejati.

Jadi, mari terus melangkah dengan kepala tegak, hati yang bersih, dan tekad yang kuat. Sukses sejati adalah tentang seberapa banyak kita bisa memberi manfaat tanpa harus mengorbankan orang lain.***

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder infolabmed.com, bankdarah.com, buku pertama "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Content writer di atlm-edu.id, indonewstoday.com, eksemplar.com dan kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com. Media sosial : https://lynk.id/imaduddinbadrawi.

Related Posts

Posting Komentar