Kota Tua Indramayu, sebuah kawasan bersejarah yang terletak di Jawa Barat, menjadi saksi bisu perjalanan panjang perekonomian di era penjajahan Belanda. Kawasan ini menyimpan cerita menarik tentang bagaimana Indramayu menjadi pusat aktivitas perdagangan dan perniagaan, dengan bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri kokoh sebagai bukti kejayaannya di masa lalu.
Pesona Arsitektur Kolonial dan Pengaruh Tionghoa
Kawasan Kota Tua Indramayu, yang berlokasi di sepanjang Jalan Cimanuk-Veteran-Siliwangi, memukau para pengunjung dengan pesona arsitektur kolonial yang kental. Gaya bangunan yang didominasi oleh pengaruh Belanda dan Tiongkok ini menjadi ciri khas kawasan tersebut. Bangunan-bangunan bersejarah ini, yang sebagian besar dibangun pada abad ke-19, menampilkan detail unik seperti dinding yang lapuk, jendela kayu berukir, dan atap bergaya kolonial.
Bangunan Bersejarah dan Peran Pentingnya
Beberapa bangunan penting di Kota Tua Indramayu menjadi saksi bisu dari masa kejayaan kawasan ini. Salah satunya adalah Vihara Dharma Rahayu yang telah berdiri sejak tahun 1848, yang dulunya dikenal sebagai Klenteng An Tjeng Bio Indramayu. Vihara ini dipindahkan ke lokasi saat ini pada tahun 1880 oleh Tan Liong Siang. Selain itu, terdapat pula bangunan eks Stasiun Paoman yang masih berdiri kokoh di Jalan Siliwangi. Bangunan ini menjadi tempat tinggal bagi keluarga pegawai kereta api yang pernah bertugas di sana, serta gudang-gudang tua yang dahulunya digunakan untuk menyimpan komoditas hasil bumi.
Sungai Cimanuk: Jalur Vital Perdagangan
Lokasi Kota Tua Indramayu yang strategis, dekat dengan aliran Sungai Cimanuk, memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi di masa lalu. Sungai ini menjadi jalur transportasi utama untuk pengangkutan barang dagangan. Komoditas hasil bumi seperti padi dan rempah-rempah dari berbagai wilayah diangkut melalui sungai ini sebelum dikirim ke Eropa melalui jalur laut atau didistribusikan ke berbagai daerah melalui Stasiun Jatibarang, termasuk Cirebon dan Jakarta.
Yayasan Indramayu Historia Foundation: Penjaga Sejarah
Menurut catatan dari Yayasan Indramayu Historia Foundation, bangunan-bangunan bersejarah di kawasan ini dibangun antara tahun 1820 hingga 1828 pada masa penjajahan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Nang Sadewo, Founder Yayasan Indramayu Historia Foundation, dalam sebuah wawancara pada Minggu (7/9/2025), menyatakan bahwa kawasan ini merupakan jantung aktivitas warga Tionghoa sekaligus pusat ekonomi Indramayu pada masanya. Yayasan ini memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah dan menjaga bangunan-bangunan bersejarah di Kota Tua Indramayu.
Kota Tua Indramayu: Potensi Wisata Bersejarah
Meskipun beberapa bangunan mengalami kerusakan dan menjadi sasaran vandalisme, nuansa sejarah yang kental tetap menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Kota Tua Indramayu menawarkan pengalaman wisata yang unik, memungkinkan wisatawan untuk merasakan langsung suasana dan sejarah di masa lalu. Dengan revitalisasi dan upaya pelestarian yang berkelanjutan, kawasan ini berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pariwisata di Indramayu.