Dengue |
TRIBUNEWS.COM MARYLAND - Uji coba vaksin demam berdarah dengue pada manusia baru saja selesai, dan senyawa eksperimental tersebut terlihat menjanjikan dalam menawarkan perlindungan terhadap penyakit kompleks yang dibawa nyamuk dan menjangkiti jutaan orang di wilayah tropis dan sub-tropis tersebut.
Demam dengue, disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, disebabkan oleh empat virus yang berbeda namun berhubungan, membuat pengembangan vaksin sulit dilakukan, menurut Anthony Fauci, direktur Lembaga Nasional untuk Penyakit Alergi dan Infeksi di Amerika Serikat yang dilansir VOA.
“Masalah dengan vaksin dengue adalah tidak seperti virus lainnya dimana jika terinfeksi atau divaksinasi maka Anda akan terlindungi, lalu selesai dan sembuh. Dengue melibatkan empat jenis virus, dan diperlukan vaksin untuk melindungi Anda dari keempat virus tersebut sebab jika hanya terlindungi dari satu atau dua virus, Anda masih rentan terhadap virus lainnya,” ujar Fauci.
Uji coba yang didanai pemerintah Amerika tersebut berskala kecil, melibatkan 112 pria dan perempuan sehat berusia antara 18 dan 50. Tujuannya adalah untuk melihat apakah vaksin eksperimental tersebut, dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan, aman dan menstimulasi respon antibodi melawan semua tipe dengue.
Para peneliti di Johns Hopkins School of Public Health di Baltimore, Maryland merumuskan empat versi berbeda dari vaksin kombinasi tersebut, dan menguji sebuah vaksin terpisah pada empat kelompok beranggotakan 20 peserta penelitian. Semua vaksin tersebut memproduksi respon antibodi. Namun satu senyawa eksperimental, disebut TV003, merangsang respon imunitas melawan empat virus dengue dalam 45 persen peserta. Dan sebuah respon imunitas atas tiga virus terlihat pada 90 persen peserta. Kombinasi vaksin tersebut aman, hanya mengakibatkan gatal-gatal ringan pada sekitar 60 persen peserta, menurut Fauci.
“Saya optimis kita akan memiliki vaksin setelah satu periode waktu. Tapi ini baru fase-fase yang sangat awal, baru Fase 1 uji coba,” ujar Fauci.
Vaksin dengue eksperimental akan mengalami pengujian keselamatan dan efektivitas dalam uji Fase 2 dan Fase 3, dengan para peneliti melihat bagaimana ia dapat menciptakan respon imunitas melawan keempat virus dengue di Brazil dan Thailand, di mana penyakit tersebut endemik.
Demam dengue, juga dikenal sebagai demam tulang patah, menginfeksi sekitar 50 juta sampai 100 juta orang di negara-negara berkembang setiap tahun. Para ahli mengatakan bahwa vaksin dapat berbiaya kurang dari US$1 per dosis untuk diproduksi, membuatnya dapat diakses oleh negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh penyakit tersebut.
Demam dengue, disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, disebabkan oleh empat virus yang berbeda namun berhubungan, membuat pengembangan vaksin sulit dilakukan, menurut Anthony Fauci, direktur Lembaga Nasional untuk Penyakit Alergi dan Infeksi di Amerika Serikat yang dilansir VOA.
“Masalah dengan vaksin dengue adalah tidak seperti virus lainnya dimana jika terinfeksi atau divaksinasi maka Anda akan terlindungi, lalu selesai dan sembuh. Dengue melibatkan empat jenis virus, dan diperlukan vaksin untuk melindungi Anda dari keempat virus tersebut sebab jika hanya terlindungi dari satu atau dua virus, Anda masih rentan terhadap virus lainnya,” ujar Fauci.
Uji coba yang didanai pemerintah Amerika tersebut berskala kecil, melibatkan 112 pria dan perempuan sehat berusia antara 18 dan 50. Tujuannya adalah untuk melihat apakah vaksin eksperimental tersebut, dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan, aman dan menstimulasi respon antibodi melawan semua tipe dengue.
Para peneliti di Johns Hopkins School of Public Health di Baltimore, Maryland merumuskan empat versi berbeda dari vaksin kombinasi tersebut, dan menguji sebuah vaksin terpisah pada empat kelompok beranggotakan 20 peserta penelitian. Semua vaksin tersebut memproduksi respon antibodi. Namun satu senyawa eksperimental, disebut TV003, merangsang respon imunitas melawan empat virus dengue dalam 45 persen peserta. Dan sebuah respon imunitas atas tiga virus terlihat pada 90 persen peserta. Kombinasi vaksin tersebut aman, hanya mengakibatkan gatal-gatal ringan pada sekitar 60 persen peserta, menurut Fauci.
“Saya optimis kita akan memiliki vaksin setelah satu periode waktu. Tapi ini baru fase-fase yang sangat awal, baru Fase 1 uji coba,” ujar Fauci.
Vaksin dengue eksperimental akan mengalami pengujian keselamatan dan efektivitas dalam uji Fase 2 dan Fase 3, dengan para peneliti melihat bagaimana ia dapat menciptakan respon imunitas melawan keempat virus dengue di Brazil dan Thailand, di mana penyakit tersebut endemik.
Demam dengue, juga dikenal sebagai demam tulang patah, menginfeksi sekitar 50 juta sampai 100 juta orang di negara-negara berkembang setiap tahun. Para ahli mengatakan bahwa vaksin dapat berbiaya kurang dari US$1 per dosis untuk diproduksi, membuatnya dapat diakses oleh negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh penyakit tersebut.
Sumber : Tribun News
Posting Komentar