Regeneron | http://polhudson.lohudblogs.com/ |
Regeneron membukukan penjualan sebesar US$2,1 miliar.
VIVAnews - Leonard Schleifer, pendiri dan CEO Regeneron, salah satu perusahaan bioteknologi diperkirakan Forbes masuk ke dalam daftar miliarder baru. Dikutip dari Forbes, Kamis 27 Februari 2014, harga saham perusahaan miliknya berbasis di Tarrytown, New York meningkat 220 persen dalam dua tahun terakhir.
Leonard S. Schleifer, M.D., Ph.D. | http://www.regeneron.com/ |
Penjualan tahunan Eylea, obat untuk degenerasi makular akibat usia mencapai US$1,9 miliar. Penjualan obat lainnya, seperti obat-obatan eksperimental baru untuk kolesterol tinggi, rematik, dan asma juga cukup besar.
Regeneron membukukan penjualan sebesar US$2,1 miliar pada tahun lalu atau meningkat 53 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Sekarang, orang-orang memperlakukan kami seperti kami sukses hanya dalam waktu semalam. Dua puluh lima tahun kami harus bekerja keras melakukan penelitian," ujar Schleifer. Schleifer merupakan putra dari pengusaha sweater (baju hangat) dan dibesarkan di Queens. Orang tuanya menginginkan dia meneruskan bisnis keluarga yang sudah dibangun, tetapi dia memilih untuk mengejar mimpinya berkarir di bidang medis.
Dia kemudian mendapatkan beasiswa dari Cornell dan mengikuti jejak ayahnya mendapatkan gelar MD-PhD di University of Virginia. Setelah lulus dia kemudian bekerja sebagai ahli saraf dan anggota fakultas junior di New York Hospital. Pada pertengahan 1980an, dia mulai tertarik membaca artikel-artikel dari Genentech, salah satu perusahaan bioteknologi pertama.
"Perusahaan itu telah melakukan penelitian ilmiah yang besar, tidak hanya sekedar artikel yang diterbitkan. Mereka melakukan penelitian ilmu pengetahuan yang paling modern dan itu benar-benar mengesankan," begitu ia membatin.
Namun, sangat disayangkan, waktu itu tidak ada perusahaan bioteknologi serupa yang melakukan penelitian pada penyakit sistem saraf. Dia kemudian berhasil meyakinkan George Sing, seorang kapitalis ventura di Merrill Lynch untuk mendanai US$1 juta untuk melakukan penelitian.
George D. Yancopoulos, M.D., Ph.D. | http://www.regeneron.com/ |
Sadar dengan kemampuannya, diapun merekrut George Yancopoulos, ilmuwan berusia 28 tahun sebagai wakilnya untuk melakukan penelitian terkait penyakit saraf. Awalnya mereka mencoba menemukan obat baru untuk penyakit Lou Gehrig, penyakit neurological yang dapat berakibat fatal karena menyerang sel syaraf pada otak dan tulang belakang di mana mempengaruhi kemampuan pasien mengendalikan pergerakan otot, tetapi gagal. Demikian pula dengan obat kedua, dan obat untuk obesitas.
Selama bertahun-tahun, Regeneron dikenal sebagai perusahaan yang melakukan penelitian ilmiah besar, tetapi tidak bisa meluncurkan produk. Hal ini yang membuat Roy Vagelos, mantan CEO Merck, bergabung di Regeneron dan mencoba membalikkan keadaan.
EYLEA® (aflibercept) Injection | http://www.eylea.us/ |
Obat Eylea mengubah keadaan itu semua. Eylea pada awalnya dikembangkan dari teknologi untuk menemukan faktor-faktor pertumbuhan yang digunakan sebagai obat otak. Salah satu target yang ideal adalah faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF), yang aktif di dalam kanker dan penyakit mata. Schleifer berhasil mendapatkan keuntungan setelah Sanofi, partner penelitiannya, membayar US$50 juta kepada Regeneron karena melanggar kesepakatan penelitian dengan Regeneron, ia juga menjual hak paten secara internasional untuk Bayer.
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/484798-25-tahun-lakukan-riset--peneliti-ini-masuk-dalam-daftar-miliarder-baru
Posting Komentar