Ilustrasi | http://www.republika.co.id/ |
INDRAMAYU, (PRLM).-Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu mengajukan anggaran perbaikan jalan yang rusak sebesar Rp 266 miliar. Perbaikan jalan yang rusak itu terutama ditujukan bagi jalan yang terkena dampak banjir di Indramayu beberapa bulan lalu.
Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu, Sudirja menyebutkan, terdapat sejumlah kerusakan jalan yang terbagi dalam dua kategori, yakni kategori konstruksi jalan aspal, dan konstruksi jalan beton. Khusus konstruksi jalan aspal, terdapat dua sub kategori, yakni sub kategori jalan luar kota, dan sub kategori jalan dalam kota.
Menurut dia, sub kategori jalan luar kota merupakan jalan yang persentase kerusakannya paling besar. Dia menyebutkan, jalan luar kota itu panjang totalnya adalah 575 kilometer, dimana dari luas itu, sebanyak 65 persennya, atau sekitar 373 kilometer, mengalami kerusakan. Untuk jalan luar kota ini, Dinas Bina Marga memproyeksikan biaya perbaikan per kilometernya adalah sebesar Rp 700 juta.
Sementara untuk sub kategori jalan dalam kota, dari total panjang jalan 110 kilometer, sebanyak 58 persennya, atau sekitar 63 kilometer, mengalami kerusakan. Adapun proyeksi biaya perbaikan jalan per kilometernya untuk sub kategori ini adalah sebesar Rp 70 juta.
Kemudian untuk kategori jalan konstruksi beton, merupakan kategori jalan yang tingkat kerusakannya paling kecil, yakni dua persen, atau 2 kilometer dari 128 kilometer. Dinas Bina Marga memproyeksikan perbaikan jalan konstruksi beton per kilometernya sebesar Rp 70 juta.
“Dari keseluruhan kalkulasi terhadap kategori-kategori tersebut, kami mengajukan kepada Bupati untuk pembiayaan pemeliharaan jalan rusak akibat banjir pada tahun ini sebesar Rp 266 miliar,” ujarnya, Rabu (2/4/2014).
Dia mengatakan, tipe tanah yang ada di Kabupaten Indramayu umumnya merupakan tanah lempung. Aspal yang disusun di atas tanah jenis itu, menurut dia, rentan untuk mengalami kerusakan.
Terlebih bila beban perencanaan tidak sesuai dengan beban riil. Menurut dia, daya dukung tanah di Indramayu berkisar1-2 persen. Padahal, idealnya daya dukung tanah mencapai 8 persen.
“Beban perencanaan yang telah tersusun sebesar 5 ton untuk satu kendaraan berat, sedangkan riilnya, banyak kendaraan berat yang melintas di Kabupaten Indramayu, terutama di jalan luar kota, bisa mencapai 8 ton. Hal itu mempercepat kerusakan jalan,” tuturnya.
Dia mengatakan, dalam perencanaan, kerusakan jalan per tahun seharusnya berada di kisaran 5 persen. Akan tetapi, dengan adanya sejumlah kendala, dia menyebutkan kerusakan jalan per tahunnya mencapai kisaran 30-50 persen.
“Seharusnya ada perencanaan pendanaan yang diambil dari pajak khusus untuk perbaikan jalan. Misalnya dari pajak pembelian bensin, atau onderdil, sebesar 35 persen. Sejauh ini kebijakan seperti itu belum ada. Padahal, menurut saya efektif bila pengambilan dana seperti itu,” tuturnya.
Dia mengatakan, dirinya masih belum mengetahui apakah ajuan dana tersebut akan disetujui atau tidak. Namun dirinya mengaku sudah mengajukan pendanaan kepada bupati, dimana nanti akan diajukan lagi ke pihak kementrian. “Ajuan itu akan dibahas pada anggaran perubahan pertengahan tahun ini. Selama belum turun, belum ada perbaikan,” katanya.
Akan tetapi, pada kesempatan sama, Kepala Seksi Jembatan Desa Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu, Koko Teja S, mengatakan, tahun ini merupakan tahun politik. Banyak momentum pemilihan umum, mulai dari pemilihan legislatif, hingga pemilihan presiden.
“Bila melihat momentum pemilu yang banyak diselenggarakan saat ini, sepertinya pendanaan itu akan ada pertimbangan-pertimbangan,” ujarnya. (A-204/A-89)***
Sumber :
http://www.pikiran-rakyat.com/node/276296
Posting Komentar