Oknum Pengumpul Recehan di jalan | http://poskotanews.com/ |
INDRAMAYU (Pos Kota) – Akibat kemacetan lalulintas yang hampir setiap hari terjadi di Jalur Pantura Indramayu – Subang membuat beban pengeluaran masyarakat selaku pengguna jalan naik tajam. Pemborosan uang rakyat akibat kemacetan lalulintas di Jalan Nasional itu, ironinya menimpa rakyat kecil. Mereka terdiri dari petani, bakul sayuran, bakul ikan hasil tangkapan nelayan di laut serta para pedagang kecil lainnya.
Walaupun sudah ada upaya yang dilakukan aparat, namun kemacetan lalu-lintas di Jalur Pantura Indramayu – Subang – Cikalong Kabupaten Karawang itu masih saja terus terjadi setiap saat. “Macet itu sulit dihindari,” kata Yusuf, seorang pengguna jalan di Pantura Indramayu. Kemacetan lalulintas itu salah satunya disebabkan karena kondisi sarana jalan yang mengalami kerusakan sangat parah akibat diterpa guyuran hujan deras Pebruari 2014 silam.
Kemacetan lalulintas itu semakin diperparah oleh perilaku sebagian pengguna jalan sendiri yang kontraproduktif. Misalnya main serobot lahan jalan milik pengendara lain. Sehingga semakin menambah ruwetnya mengurai simpul-simpul kemacetan di jalan Pantura yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat itu.
Macet juga dipengaruhi oleh aktifitas masyarakat di Pasar Tumpah Eretan, Kandanghaur dan Karangsinom. Juga kesibukan para pekerja proyek jalan yang tengah menambal sulam badan jalan Pantura. Seperti yang terjadi di Kecamatan Lohbener, sekarang ini. Separuh badan jalan tersita oleh aktifitas alat berat yang tengah mengaplikasikan aspal pada permukaan jalan yang rusak berlubang.
Kerugian yang mesti ditanggung masyarakat sebagai pengguna jalan, jelas sangat besar dan nyaris sulit dihitung jumlahnya. Setiap hari ratusan juta uang rakyat menguap di jalan yang rusak. Belum lagi pengorbanan waktu dan tenaga para pengguna jalan. Biasanya waktu tempuh Jakarta – Indramayu hanya 3 sampai 4 jam, setelah ruas jalan nasional itu rusak waktu tempuhnya molo0r menjadi 9 bahkan 12 jam.
Kendaraan harus antre saat melewati titik kerusakan jalan yang tersebar di sepanjang jalan Indramayu – Subang. Upaya perbaikan terlihat sudah dimulai. Walaupun hanya sepotong-sepotong. Sehingga masyarakat selaku pengguna jalan sulit berharap kapan waktu perbaikan jalan yang rusak parah di Jalur Pantura itu selesai.
Sebagai gambaran kasar, macet cukup parah terjadi mulai Jalur Pantura Cikalong, Kabupaten Karawang – Subang – Indramayu yang panjangnya mencapai ratusan Km. Jika setiap kendaraan membutuhkan BBM sebanyak 5 liter saja selama melalui jalan yang macet karena rusak itu maka jumlah kerugiannya sudah cukup besar.
Apalagi kerusakan jalan juga bukan hanya sampai ke Indramayu. Melainkan sampai ke Kabupaten Cirebon.
Pemantauan, Jumat (18/4) dampak kerusakan jalan di Pantura Indramayu membuat sebagian pengendara nekad mengalihkan rute perjalanan ke Jakarta melalui Jalur Tengah dengan rute Cijelag (Kabupaten Sumedang, Cikamurang Kab.Indramayu, Subang, Sadang Kabupaten Purwakarta.
Namun ironisnya, yang diharapkan pengendara dengan melintasi Jalur Tengah itu lalulintas menjadi lancer dan waktu tempuh menjadi lebih singkat, nyatanya sami mawon alias sama saja. Di Jalur Tengah pun antrean kendaraan terjadi setiap saat karena kondisi jalan yang berlubang.
Instansi terkait melakukan perbaikan jalan yang rusak melalui betonisasi di daerah Kecamatan Terisi. Aktifitas pekerja dan oknum masyarakat membuat arus kendaraan dipaksa antre berjam-jam. Mereka menutup jalan beton yang kering hanya demi uang receh yang diminta dari para pengendara yang lewat di kawasan hutan Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Jatimunggul itu.
Kalau saja per hari kendaraan yang terjebak kemacetan jumlahnya 50.000 unit kendaraan, setiap kendaraan membuang 5 liter premium atau solarnya di daerah macet maka jumlah kerugian yang diderita masyarakat setiap hari angkanya relative tinggi
Sumber : http://poskotanews.com/2014/04/18/hl-hindari-macet-di-pantura-pengendara-lewat-jalur-tengah-ternyata-sami-mawon/
Posting Komentar