Sentra Kerupuk di Indramayu | http://www.antarafoto.com/ |
INDRAMAYU, (PRLM).-Pencemaran meliputi kali di sepanjang sentra industri kerupuk di Blok Dukuh, RW 6, Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Warna air di kali yang melintas di sepanjang sentra tersebut berwarna kemerah-merahan.
Di kawasan Blok Dukuh terdapat belasan pabrik pengolahan kerupuk. Di depan kawasan pabrik itu, melintas sebuah kali, dan di sisi kali itu terpasang sebuah pipa yang berasal dari pabrik. Pipa tersebut menjadi saluran pembuangan limbah dari pabrik.
Pada saat pantauan, Kamis (3/4/2014), air yang ada di kali tersebut tidak mengalir, sehingga tampak jelas warna air memerah karena tumpukan limbah yang dibuang dari pabrik.
Naem (27), salah seorang warga yang tinggal di Blok Dukuh, membenarkan, bahwa air yang berwarna di kali tersebut merupakan limbah yang dibuang dari pabrik-pabrik yang ada di sentra industri kerupuk. Praktik pembuangan limbah tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun, dan belum ada langkah penyelesaian yang kongkrit hingga sekarang.
"Seingat saya, orang-orang dari kementrian dan dinas sudah pernah datang ke tempat ini. Beberapa pabrik juga ada yang diberikan bantuan berupa tempat penampungan limbah. Tapi tampaknya hal itu tidak berhasil, karena lihat saja, sampai sekarang limbah-limbah dari pabrik masih tetap ada di kali," ujarnya, Kamis (3/4/2014).
Dia mengatakan, pada dasarnya, beberapa warga ada yang terganggu dengan pembuangan limbah ke kali tersebut. Alasannya, limbah yang dibuang ke kali menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, adanya pembuangan limbah tersebut membuat lingkungan menjadi tidak asri lagi.
Meski demikian, sejumlah warga seringkali tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak warga Blok Dukuh yang menjadi pekerja di pabrik pengolahan tersebut. Dengan demikian, mereka merasa segan bila mempertanyakan pencemaran limbah di sana.
"Saya tidak bekerja di pabrik tersebut. Sehari-hari saya berdagang. Saya sendiri merasakan tidak nyaman dengan adanya pembuangan limbah ke kali. Tapi, bagi beberapa orang lainnya, ini sudah termasuk masalah perut juga," tuturnya.
Sementara itu, warga Blok Dukuh lainnya yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, dirinya pernah hendak makan, akan tetapi tidak jadi, karena bau tidak sedap yang keluar dari kali tersebut sangat menyengat. Rumahnya memang dekat dengan salah satu pabrik yang membuang limbah ke kali, sekitar 50 meter. Pabrik tersebut bernama Padi Kapas.
Dia menyebutkan, pabrik yang ada di Blok Dukuh umumnya membuang limbah pada pagi hari, sekitar pukul 8.00-10.00. "Kalau musim hujan, biasanya terbawa air. Tapi, kalau jarang hujan seperti sekarang, limpahan limbah dari pabrik sangat banyak, karena air di kali juga kan memang sedikit," tuturnya.
Dia menyebutkan, dirinya bersama warga di sana pernah membendung bagian kali agar limbah yang terbuang tidak mengalir lebih jauh ke area warga. Bendungan itu dibuat dengan cara menggunduk tanah secara melintang sehingga bisa menghalau limbah yang ada.
Akan tetapi, menurut dia, tidak lama kemudian pihak pabrik mengucurkan air dari salah satu pipa yang ada di bagian kali. Hal itu membuat permukaan air meninggi, sehingga bisa melewati pembatas yang telah dibuat oleh warga.
"Limbah yang ada di kali ini memang sudah berlangsung menahun. Sampai sekarang belum selesai-selesai juga. Sementara, sebagian besar warga di blok ini bekerja di pabrik-pabrik tersebut. Namun mereka juga terkadang takut bila hendak protes, karena posisinya itu sebagai pekerja," ujarnya.
Kasi Pembinaan dan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wahyurini mengatakan, sentra pabrik di kawasan Blok Dukuh memang ada yang membuang limbahnya ke kali.
Menurut dia, pabrik yang ada di sana idealnya memasang instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). "Pihak kami pun sempat menyarankan bagi pabrik di sana untuk memasang IPAL," tuturnya. (A-204/A-89)***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/276398
Posting Komentar