Harapan Baru Berantas Virus Ebola

Posting Komentar

http://www.koran-jakarta.com/

Penangkal wabah virus Ebola (EVD) menemukan titik terang. Sebuah penelitian yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Medecins Sans Frontieres (MSF), Norwegian Institute of Public Health dan otoritas kesehatan negara Guinea menyatakan, temuan vaksin yang diberi nama rVSV-EBOV ini mampu membasmi penyakit mematikan ini secara efektif.

Siapa sangka virus yang ditemukan pada 1976 ini menjadi salah satu virus paling ditakuti dan mematikan di dunia. Berdasarkan data yang dirilis WHO, virus Ebola yang merebak di Afrika Barat telah menimbulkan korban lebih dari 10 ribu jiwa, sebagian besar dari mereka berasal dari Liberia, Guinea dan Sierra Leone.

Wabah penyakit virus Ebola paling luas penyebarannya dalam sejarah di sejumlah negara di Afrika Barat. Wabah ini berawal di Guinea pada Desember 2013 dan menyebar ke Liberia dan Sierra Leone.

Tak hanya itu, wabah yang tidak terlalu luas, sekitar dua belas kasus juga ditemukan di Nigeria, dan satu kasus di Senegal. Infeksi sekunder terhadap tenaga medis juga terjadi di Amerika Serikat dan Spanyol, meskipun tidak sampai menyebar lebih luas, munculnya penyakit ini telah membuat panik masyarakat dunia.

Hal tersebut dibuktikan dengan hampir seluruh negara menerapkan larangan terbang ke Afrika Barat, termasuk Indoneisa. Kebijakan ini juga bisa diartikan sebagai bentuk “isolasi” terhadap negara yang kaya akan potensi pariwisatanya ini.

Namun kini masalah wabah virus Ebola telah menemukan titik terang, sebuah kajian yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan terkait salah satu vaksin Ebola yang kini dikenal dengan nama rVSV-EBOV.

Dalam kajian tersebut dinyatakan bahwa efektivitas vaksin 100 persen ampuh. Uji coba yang dimulai sejak Maret 2015 di Guinea, berfokus pada “lingkaran” orang-orang di sekitar pasien yang terinfeksi serta tenaga kesehatan yang berada di garda depan menangani para penderita penyakit Ebola.

http://www.globalresearch.ca/the-curious-case-of-ebola-patents/5404969


Memutus Rantai Penyebaran

Dalam uji coba ini, melibatkan 1.200 tenaga kesehatan di Guinea, termasuk dokter, perawat, paramedis, staf laboratorium, tenaga kebersihan, dan tim pemakaman. Dan uji coba tersebut, terlihat vaksin rVSV-EBOV mampu melindungi mereka dari Ebola.

“Meskipun jumlah sampel hanya sedikit dan penelitian serta analisis lebih lanjut masih dibutuhkan, skala kedaruratan kesehatan masyarakat yang disebabkan Ebola mendorong kita untuk segera memakai vaksin ini sekarang juga untuk melindungi mereka yang paling berisiko terpapar pada penyakit, yaitu orang-orang yang bersentuhan dengan pasien dan para tenaga kesehatan yang berada di garis depan,” jelas Direktur Medis MSF Dr. Bertrand Draguez dalam siaran pers yang diterima Koran Jakarta beberapa waktu lalu.

Ada harapan vaksin baru tersebut akan menjadi terobosan dalam memerangi wabah virus Ebola. Meski para peneliti belum memperoleh data mengenai, secepat apa rVSV-EBOV bekerja dan berapa lama efektivitasnya. Draquez menegaskan kalau penelitian masih terus berlangsung, sambil melihat data yang terjadi di lapangan.

“Karena kini kita sudah mengetahui cara kerja vaksin ini, orang-orang yang membutuhkannya harus segera mendapatkannya untuk memutus rantai penyebaran. Pendekatan ini, memfokuskan kepada mereka yang paling berisiko terinfeksi,” jelasnya.

MSF dalam hal ini telah mengambil keputusan untuk berpartisipasi penuh dalam memerangi kasus Ebola. Di Guinea, mereka sudah memvaksinasi 1.200 tenaga kesehatan pada fase pertama uji coba ini. “Karena hasil awal efektivitas vaksin sudah diketahui, MSF berencana memperluas, mendorong dan berkontribusi terhadap uji coba yang serupa di Sierra Leone dan Liberia,” sambung Draquez.

Strategi Membasmi

Vaksin rVSV-EBOV, tentu menjadi solusi dalam krisis kesehatan di era modern ini. Namun bagaimana cara membuat vaksin efektif untuk memberantas wabah Ebola? Draquez meminta agar pemerintah di negara-negara yang berpotensi, untuk segera menggunakan vaksin ini meski masih di dalam kerangka penelitian.

Apalagi pola wabah saat ini bergerak secara sporadis dengan rantai transmisi yang relatif kecil dan kerap muncul di mana-mana. Berdasarkan pergerakan tersebut, maka seluruh komponen pemberantasan Ebola harus terus digulirkan. Ini termasuk pada penanganan kasus Ebola, isolasi pasien, menjangkau masyarakat, pemakaman yang aman, promosi kesehatan, dukungan psikososial sampai dengan melacak orang-orang yang bersentuhan dengan orang yang terjangkit Ebola.

Sementara itu dengan ditemukan vaksin penangkal ini, tentu pembasmian virus Ebola berpotensi akan segera tuntas. Strategi yang dilakukan untuk menuntaskan mata rantai penyebaran Ebola saat ini masih dengan cara melindungi orang-orang yang bersentuhan dengan pasien yang terinfeksi.

Saat ini, wabah sudah terlokalisir hanya di beberapa titik saja di kawasan yang terdampak. Artinya, akan lebih baik jika fokus pada pemberian vaksin kepada tenaga dan sumber daya untuk memvaksinasi orang-orang yang bersentuhan langsung dengan pasien dan para tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan.

“Mereka adalah orang-orang yang paling berisiko terkena penyakit, maka merekalah yang harus diprioritaskan,” pungkas Draquez. 

Sumber : http://www.koran-jakarta.com/?34188-harapan-baru-berantas-virus-ebola
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar