Saat mendengar berita bahwa masih ada anak yang putus sekolah dikarenakan biaya, Saya merasa miris, diakrenakan Pemerintah Daerah sudah menggulirkan biaya khusus untuk mereka yang tidak mampu. Ada kartu Pintar yang dikhususkan untuk mereka yang benar - benar membutuhkan.
Melihat situasi sosial yang ada di masyarakat, mungkin yang membedakan adalah kebutuhan. Ada yang benar - benar membutuhkan pendidikan tinggi ada yang memang "tidak" membutuhkannya. Saya akan menyoroti kenapa ada anak yang tidak mau melanjutkan sekolahnya, karena apa?
Ilustrasi Sebuah Keluarga. (Sumber ; https://www.innerengineering.com) |
Tidak heran jika ada program pemerintah yang jelas - jelas pro terhadap rakyat, tapi malah tidak dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah program pendidikan gratis tingkat SD, SMP dan SMA.
Di Indramayu sendiri, setiap sekolah negeri pasti ada kuota untuk anak yang tidak mampu. Pengasuhanak Saya saja, anaknya sekarang sekolah di SMP Negeri 1 Indramayu, dengan jalur khusus dikarenakan dari kalangan benar - benar tidak mampu.
Intinya adalah, sampai sejauh mana kemauan anak untuk menempuh pendidikan. Apakah si Anak ini memerlukan pendidikan. Saya kebetulan memiliki dua contoh real tentang hal ini. Satu adalah anak dari Pengasuh anak Saya yang sekarang menempuh pendidikan di SMP Negeri. Dan satu lagi adalah cucu dari ibu kantin dimana Saya bekerja, dia memilih untuk tidak melanjutkan sekolah.
Alasan pastinya Saya tidak tahu, padahal Saya sudah menyarankan untuk mendaftar di sekolah negeri dikarenakan sekolah negeri pasti memiliki kuota bagi anak yang bener - bener ingin sekolah dan dari kelaurga tidak mampu.
Menurut Saya ada beberapa alasan yang membuat anak tidak ingin melanjutkan sekolahnya ;
1. Pola Didikan Orang tua.
Pendidikan orangtua mempengaruhi cara berfikir dan cara mengambil keputusan anak. Anak selalu memperhatikan kebiasaan orangtuanya. Bagaimana orangtua mengarahkan dan memberikan solusi kepada anak.
Anak dari pengasuh anak Saya, mungkin si Ibu tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk berkomunikasi bagaimana dan seharusnya si Anak sekolah tinggi dll. Namun, kemampuan si Ibu bisa membaut si Anak mau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.
2. Pengaruh Lingkungan
Jika pola kehidupan di kelaurga tidak mendukung cara berfikir anak, maka anak akan mencari kehidupannya di luar. Anak akan mencari hal - hal yang menurut dia asik tanpa memikirkan masa depannya. Yang perlu di perhatikan bagi orang tua adalah menanamkan nilai - nilai kebaikan kepada anak agar mampu menilai dan memilih mana yang baik bagi anak.
Dari ke dua pengaruh itu bisa membuat cara pengambilan keputusan anak berbeda dari yang di inginkan oleh orang tua. Maka, sebagus apapun pemerintah mengambil kebijakan bagi rakyatnya, jika rakyatnya tidak pro akrtif dalam megnedukasi anaknya di rumah, maka program apapun akan menjadi sia - sia.
Semoga saja, kita baik itu saya dan Anda, mudah - mduahan menjadi orang tua yang bisa memberikan kenyamanan bagi anak, dan memberikan penilaian yang baik terhadap hidup.
Baca juga :
Bagaimana Tentang Posisi Indonesia? Ekonomi
Anakku Sembelit, Susah Buang Air Besar
Menekan Sebuah Hasrat
Posting Komentar