Penyakit "Japanese Encephalitis" (JE) atau penyakit radang otak paling banyak ditemukan di Provinsi Bali dengan persentase 69,3 persen dari total di seluruh Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (3/4/2017), menyebutkan sebanyak 326 kasus JE terjadi di Indonesia pada 2016 dengan 226 kasus di antaranya ditemukan di Bali.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (3/4/2017), menyebutkan sebanyak 326 kasus JE terjadi di Indonesia pada 2016 dengan 226 kasus di antaranya ditemukan di Bali.
http://www.faculty.ucr.edu |
Penyakit radang otak tersebut disebabkan oleh virus "Japanese Ensefalitis" yang termasuk family Flavivirus dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Asia termasuk di Indonesia.
Penularan virus tersebut sebenarnya hanya terjadi antara nyamuk, babi, dan burung rawa. Manusia bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk "Culex Tritaeniorhynchus" yang terinfeksi. Nyamuk golongan Culex yang lebih aktif pada malam hari banyak terdapat di persawahan dan area irigasi. Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan.
"Di Bali, tingginya kejadian Japanese Encephalitis dikaitkan dengan banyaknya persawahan dan peternakan babi di area tersebut," kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc.
Sebagian besar penderita JE hanya menunjukkan gejala yang ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Gejala berupa demam, menggigil, sakit kepala, lemah, mual, dan muntah dapat muncul lima sampai 15 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi virus.
"Tidak bisa sembarangan menyatakan seseorang didiagnosis JE. Selain berdasarkan pemeriksaan fisik atas gejala, juga diperlukan pemeriksaan laboratorium dan tidak bisa dilakukan di laboratorium klinik biasa," kata Jane.
Hingga saat ini, kata Jane, belum ada obat untuk mengatasi infeksi JE. Pengobatan hanya bersifat suportif untuk mengurangi tingkat kematian akibat JE yang diberikan berdasarkan gejala yang diderita pasien berupa istirahat, pemenuhan kebutuhan cairan harian, pemberian obat pengurang demam, dan pemberian obat pengurang nyeri.
Pasien perlu dirawat inap supaya dapat diobservasi dengan ketat agar penanganan yang tepat bisa segera diberikan bila timbul gejala gangguan saraf atau komplikasi lainnya.
Sebanyak 85 persen kasus JE yang dilaporkan pada tahun 2016 terjadi pada kelompok umur di bawah 15 tahun. Temuan kasus tersebut menyebabkan JE dianggap sebagai penyakit pada anak, padahal JE juga dapat berjangkit pada semua umur.
Sumber :
- Netral News. (2017). Nyamuk Ini yang Membawa Virus Radang Otak. [Online]. Tersedia : http://www.netralnews.com/news/nasional/read/66427/nyamuk.ini.yang.membawa.virus.radang.otak
Posting Komentar