Sumber : Rakyatku |
Bagi mereka yang memiliki masalah maag pada lambungnya, maka konsumsi obat maag bisa menjadi solusi untuk mencegah datangnya penyakit ini. Sebagai contoh, di bulan puasa ini, banyak orang yang bahkan selalu mengkonsumsi obat maag pada saat sahur karena percaya jika obat ini membuat mereka berpuasa dengan lebih lancar tanpa terganggu datangnya masalah maag pada lambung.
Sayangnya, menurut pakar kesehatan, mengkonsumsi obat maag dalam jangka panjang ternyata bisa berimbas buruk bagi kesehatan tubuh kita. Tak tanggung-tanggung, hal ini bisa meningkatkan resiko terkena osteoporosis dan anemia.
Adalah pakar kesehatan dr. Hardianto Setiawan Ong, Sp.PD-KGEH, FINASIM yang mengungkapkan efek samping dari konsumsi obat maag ini. Menurut beliau, kebanyakan orang berpikir jika semua jenis sakit maag bisa diatasi dengan obat maag yang tersedia di pasaran.
Memang, obat maag memiliki kemampuan menekan asam lambung. Namun, tidak semua jenis sakit maag harus diatasi dengan obat mengingat asam lambung sebenarnya memiliki fungsi penting dalam menyerap asupan mineral, kalsium, serta zat besi pada makanan yang kita konsumsi.
Hal ini berarti, andai kita rutin mengkonsumsi obat maag dalam jangka panjang, saluran pencernaan tidak bisa benar-benar menyerap asupan tersebut dari makanan dan akhirnya memberikan efek buruk pada kesehatan tubuh.
Dalam sebuah penelitian, dr. Hardianto menyebutkan bahwa hanya 40 persen dari sakit maag yang membutuhkan obat. Sisanya, maag ternyata disebabkan oleh masalah psikologis sehingga kita hanya perlu menenangkan pikiran atau menata pola makan dengan lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut.
Memang, obat maag memiliki kemampuan menekan asam lambung. Namun, tidak semua jenis sakit maag harus diatasi dengan obat mengingat asam lambung sebenarnya memiliki fungsi penting dalam menyerap asupan mineral, kalsium, serta zat besi pada makanan yang kita konsumsi.
Hal ini berarti, andai kita rutin mengkonsumsi obat maag dalam jangka panjang, saluran pencernaan tidak bisa benar-benar menyerap asupan tersebut dari makanan dan akhirnya memberikan efek buruk pada kesehatan tubuh.
Dalam sebuah penelitian, dr. Hardianto menyebutkan bahwa hanya 40 persen dari sakit maag yang membutuhkan obat. Sisanya, maag ternyata disebabkan oleh masalah psikologis sehingga kita hanya perlu menenangkan pikiran atau menata pola makan dengan lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut.
Melihat fakta ini, ada baiknya kita tidak sembarangan mengkonsumsi obat maag, khususnya dalam jangka panjang. Jika anda ragu untuk menentukan apakah maag yang muncul ini perlu diobati dengan obat atau tidak, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter untuk mendapatan penanganan medis yang tepat. (Rakyatku).
Baca Juga :
- Cara Daftar PayTren | Peluang Usaha Untuk Merubah Masa Depan Anda
- Mahasiswa UGM Kembangkan Teh Hijau Jadi Obat Radang Gusi
Posting Komentar