Indramayu Pecahkan Rekor Membatik 'Complongan' Tercepat. Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memecahkan rekor membatik "complongan" selama 100 meter bersama dengan durasi sementara tercepat yaitu 492 detik dan dicatat terhadap Original Rekor Indonesia (ORI).
Ilustrasi batik camplongan. (Foto : https://halloindo.com) |
Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memecahkan rekor membatik "complongan" sepanjang 100 meter dengan durasi waktu tercepat yaitu 492 detik dan dicatat pada Original Rekor Indonesia (ORI).
"Dengan adanya rekor ini, memperlihatkan komitmen dan kerja mirip untuk membangun Indramayu mampu dilakukan oleh siapa saja bersama latar belakang profesinya," kata Wakil Bupati Indramayu Taufik Hidayat di Indramayu, Minggu (6/10/2019).
Penyerahan rekor dilakukan oleh manajemen ORI kepada Wakil Bupati Indramayu Taufik Hidayat, di mana rekor yang sukses dicatat terhadap Original Rekor Indonesia (ORI) adalah pembuatan batik "complongan" selama 100 mtr. bersama durasi selagi 492 detik.
Taufik menjelaskan batik bersama tehnik "complongan" ini hanya terkandung di Indramayu dan biasanya terkandung terhadap batik tulis halus pakai bahan kain primis sejalan pertumbuhan batik cap pun mampu dicomplongi supaya harganya mampu terjangkau.
Alat yang digunakan dalam membatik "complongan" terbuat dari sejumlah jarum denngan ukuran mata jarum 15 hingga 25, yang disusun secara beraturan, dan dijepit dua potong kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 2 cm, bersama tali jagung sebagai pengikat.
"Membuat complongan terhadap kain batik butuh selagi dua hingga empat hari, terkait dari kerumitan motif batiknya. Lubang-lubang halus itu akan menutup sendiri terhadap selagi pewarnaan," ujarnya.
Taufik melanjutkan bahwa biiasanya warna bintik-bintik halus ikuti warna yang paling gelap atau warna terakhir dalam pewarnaan, tapi saat ini mampu dilakukan hanya dalam selagi 492 detik untuk panjang 100 meter.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Kabupaten Indramayu Nani Indriyani Supendi menjelaskan batik "complongan" adalah tidak benar satu tehnik membatik bersama cara melubangi kain batik bersama deretan jarum membentuk pola khusus yang menjadikan ciri khas batik tersebut.
"Kata 'complongan' berasal dari kata 'complong' dalam bahasa Indramayu yang berarti melubangi. Lubang dibuat bersama jarum diameter kira-kira 0,5 milimeter. Teknik ini dilakukan sebelum akan kain diwarnai atau setelah kain di-tembok bersama lilin," katanya.
Namun lanjut Nani, tidak seluruh anggota kain dilubangi, hanya anggota khusus yang udah di-tembok cocok permintaan pembatiknya, hasilnya berupa titik-titik kecil bak deretan semut yang mempercantik motif kain batik. (Hallo Indonesia)