Tata Kota #1 Perlu Belajar Ke Hirosima Jepang Untuk Tata Kelola Air Sungai di Indramayu. Mulai hari ini, saya akan berniat mendedikasikan 'meneliti' hahaha kota-kota yang patut di buat rujukan oleh kabupaten Indramayu. Pada episode kali ini, saya akan membuat sebuah harapan dan alasan kenapa saya sandarkan tata kota nya ke sebuah wilayah di Jepang bernama Hirosima.
Peta Hirosima, Jepang. (Foto : Google Map) |
Agaknya, saya terlalu muluk-muluk dengan menyadarkan keinginan saya dengan kota Hirosima yang sejak dahulu sudah menjadi sebuah kawasan kota yang mungkin sejajar dengan Batavia atau Surabaya dibandingkan dengan Indramayu.
Alasan Menyandingkan Tata Kota dengan Kota Hirosima
Saya melihat ada yang bisa dipelajari di salah satu kota besar di Jepang ini, yang pertama dan utama adalah permasalahan pembagian air irigasinya. Yang mana kita tahu bahwa permasalahan Indramayu adalah permasalahan irigasinya yang tidak dikelola dengan baik. Nah, jika melihat potret Indramayu sekarang ini alangkah baiknya para petinggi daerah mulai melirik sistem irigasi di Hirosima ini. Kenapa Hirosima, sekali lagi, saya mulai judul dengan Tata Kota bagian 1, mungkin akan ada kota-kota lain sebagai rujukan sebagai tata kota nya. Nah, yang pertama ini pembahasan saya adalah tata kelola air sungai di Indramayu.
Sebagai warga negara Indonesia yang lahir dan besar di Indramayu, Saya sangat prihatin dengan kejadian tahun 2014 yang merendam separuh kabupaten ini. Juga setiap musim penghujan, pasti ada saja wilayah-wilayah di Indramayu yang terendam. Pemerintah pusat sudah menyiapkan penahan air berupa waduk untuk menahan laju air dari hulu ke hilir. Pembukaan tanah di daerah Sumedang yang sangat cepat, harus direspon cepat juga oleh daerah hilir seperti Indramayu yang mana, semua air dari hulu sebagian besar dialirkan ke daerah ini.
Sungai Ota Membelah Kota Hirosima
Sungai Ota, Hirosima. (Foto : https://travel.detik.com/) |
Dalam artikel Wikipedia, di Hirosima terdapat 10 sungai yang disebutkan yaitu Sungai:Sungai Ōta, Sungai Sanjō, Sungai Seno, Sungai Yahata, Sungai Kyūōta, Sungai Motoyasu, Sungai Tenma, Sungai Kyōbashi, Sungai Enkō, dan Sungai Fuchūōkawa.
Nah, mohon maaf jika bagian ini kurang pas pembahasaannya seolah-olah saya lebih tahu, padahal saya hanya riset melalui website dan pencarian saja.
Kota terbelah menjadi 6 buah daratan yang dipisahkan oleh 7 anak sungai Ota yang bermuara di Teluk Hiroshima. Sudah jelas bahwa Kota Hirosima dibelah oleh sungai besar, yang kemudian pada beberapa titik, sungai tersebut dibuat percabangan-percabangan yang besarnya sama dengan sungai asalnya.
Permasalahan Tata Kelola Air Sungai di Indramayu
Permasalahan klasik pada tata kelola air sungai adalah pendangkalan sungai yang disebabkan oleh banyaknya lumpur yang terbawa dari hulur ke hilir. Pendangkalan yang disebabkan sedimentasi terus menjadi PR besar para penguasa lokal yang terus menerus meminta bantuan dari pemerintah pusat dalam pengelolaan sungai ini.
Selain pendangkalan yang menjadi permasalahan utama, masalah lain adalah adanya pemukiman liar yang berada di sepanjang jalur aliran sungai. Sampai detik ini, tidak ada penertiban yang serius dari pemerintah daerah.
Permasalahan berikutnya adalah Pemerintah Daerah memfasilitasi bangungan liar tersebut dengan membuka akses jalan (pembuatan jalan baru), pemasangan listrik dan pendistribusian air bersih. Permasalahan ini mungkin terkesan tidak manusiawi, dengan dimudahkannya ketiga akses ini membuat tanah PU di sepanjang aliran sungai diperjualbelikan oleh masyarakat disekitar aliran sungai tersebut dan harganya meningkat dengan tajam.
Study Banding Dinas Terkait
Kalau saya berprinsip lebih baik pakai uang sendiri untuk menata rumah sendiri dari pada menunggu untuk mendapatkan bantuan. Toh, ya kalau banjir nnt kita dan seisi rumah kita yang sengsara. Mereka yang memberi bantuan tidak akan pernah ikut merasakan bagaimana rasanya kebajiran saat musim hujan tiba.
Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat banyak. Seharusnya pemerintah daerah dapat membuat perusahaan daerah untuk mengelola sumber-sumber alam ini sehingga tidak dimonopoli oleh pemerintah pusat. Namun, apakah pemerintah daerah kita mampu? Sehingga hasil sumberdaya alam yang terus disedot ini masuk kas daerah dan dapat mengalokasikan sumber dana ini untuk menata aliran sungai dengan baik dan benar.
Saya yakin saat ini pemerintah daerah mendapatkan dana yang cukup banyak dari perusahaan negara yang mengelola sumber daya alam Indramayu. Mungkin saat nya harus dimulai sekarang untuk mengelola air sungai dan membaginya menjadi beberapa aliran baru.
Perlu adanya study banding yang melibatkan instansi-instansi dengan isinya adalah orang-orang yang benar-benar kompetensi di bidangnya. Berbagai ahli dan disiplin ilmu harus dilibatkan. Perlu dana yang besar untuk memulai proyek besar ini. Tentunya harus melibatkan instansi yang kompetens dalam mengelola keuangannya. Haduh pokoknya memang ribet, tapi harus dilakukan untuk Indramayu yang lebih baik dan lebih maju lagi.
Posting Komentar