Manusia memiliki perjalanan hidupnya sendiri-sendiri. Manusia memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Walaupun, dalam satu rumah. Kita, memiliki kehidupan kita sendiri-sendiri. Menyakitkan? Iya tentu saja. Karena Allah memiliki ceritanya masing-masing dari setiap individu-individu di dunia ini.
freepik.com/storyset |
Pola fikir manusia tidak bisa kita tebak, maunya mereka seperti apa. Maunya kamu terhadap saya seperti apa? Yang bisa kita lakukan adalah mengutarakannya, baik saya dan kamu memahami tujuan ucapan kamu, dan saya ridha untuk melakukannya. Namun, hal tersebut tentu saja tidak serta merta sesempurna cerita khayalan. Ketidak sesuaian itu selalu saja dan sering terjadi pada sebuah 'komunikasi'.
Dalam sebuah komunikasi, kita harus tahu siapa yang paling DOMINAN dalam menyampaikan informasinya. Saya cenderung menjadi pendengar dan tidak berapi-api dalam menyampaikan informasi. Ucapan yang saya keluarkan kadan dikeluarkan seperlunya saja. Karena apa? Saya dahulu sekali, selalu menyakiti orang dengan ucapan saya, yang akhirnya entah mulai kapan saya sudah belajar mengendalikan ucapan saya ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Tidak perlu menjadi hebat kalau ucapan kamu ingin kamu dengar. Tidak perlu memiliki pangkat tinggi jika kamu ingin di dengar ucapannya oleh orang lain. Kedua ukuran tersebut tidak bisa mendukung 100% kekuatan ucapan kamu untuk diterima oleh orang lain, tidak akan pernah. Walaupun ada orang lain di sekitarmu, mereka bukan temanmu. Ingat itu.
Jadilah adil dalam berkomunikasi. Tidak mendominasi dan tidak mendiskriminasi. Kamu hanya cukup adil dalam berkomunikasi, ketika mendengarkan cukup dengarkan. Ketika kamu bicara jangan sampai memaksakan orang lain dan hasrat kamu terluapkan kepada lawan bicara kamu. Ini sesuatu yang tidak baik.
Posting Komentar