Imadanalis Blog - Sebagai seorang yang tidak lantas jadi seperti ini, saya hidup seperti berjalan menaiki tangga, satu-satu saya melangkah ke atas.
Setiap anak tangga saya belajar hal baru, setiap anak tangga saya mengambil hikmah apa yang harus saya jadikan pedoman agar tidak mudah terjebak pada kondisi yang akan terjadi dimasa yang akan datang.Judul ini saya buat bukan tanpa alasan, perjalanan hidup seseorang memang tidak ada yang tahu karena itu adalah takdir Allah. Rahasia Allah, manusia hanya bisa menjalani saja atas skenario Allah. Apapun, manusia harus bisa menjaga diri.
Berteman sesuai kadarnya saja, jangan terlalu mempercayai seseorang 100% begitulah yang saat ini saya rasakan.
Saya tidak bisa mengetahui apa isi setiap hati seseorang. Begitulah mereka, tidak akan tahu bagaimana isi hati kita. Kita dan Allah sajalah yang mengetahui apa isi hati.
Musuh dalam selimut itu tidak dapat kita ketahui seperti apa mereka. Namun, yang dapat saya rasakan adalah perubahan sikap yang secara tiba-tiba dan juga keputusan yang tentunya selalu bertentangan dengan pemikiran saya sendiri.
Catatan ini adalah pengingat saya, agar suatu saat dapat bisa saya baca kembali seperti apa 'teman dan musuh dalam selimut'.
Teman yang berkamuflase untuk mendekati diri saya setidaknya sudah dapat saya lihat dalam tiga kejadian. Saat kuliah, saat saya bekerja mereka menunjukkan rupa dan tanya yang mereka bawa kepada saya.
Mereka akan datang dengan senyum, namun mereka akan mengambil apa yang kamu miliki bahkan lebih parahnya, menusuk kamu dari depan.
Itulah ironi perjalanan hidup saya selama 36 tahun ini. Dimana tulisan ini adalah 10 hari setelah saya merayakan ulang tahun ke 36.
Semoga Allah mudahkan langkah kaki saya, semoga Allah mudahkan cita-cita saya agar bisa diwujudkan untuk membungkam mulut mereka yang merasa manis dan suci.
Posting Komentar