Selasa 29 04 2025
  • Jelajahi

    Copyright © 2025 Imad Analis Blog
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Merelaksasi Perubahan dan Perkembangan Peradaban Manusia

    Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
    Kamis, 10 April 2025, 09.35 WIB Last Updated 2025-04-10T16:35:26Z

     

    Merelaksasi Perubahan dan Perkembangan Peradaban Manusia

    IMAD ANALIS - Manusia tumbuh dan perkembang dari satu peradaban ke peradaban lain. Dan peradaban manusia setiap dekade terus berubah-ubah dikarenakan berbagai kepentingan ekonomi, kekuasaan bahkan bencana alam?


    Peradaban tertua manusia tertua tercatat pada tahun 3.300 SM, yaitu peradaban Sumeria di Mesopotamia tepatnya di antara sungai Tigris dan Efrat (sekarang wilayah Irak bagian selatan).


    Seperti kita tahu, bahwa peradaban tertua ini berada sangat beririsan dengan sejarah lain yang tentu Anda familiar dengannya. 


    Sejarah lain apa? Dakwahnya Nabi Ibrahim AS. 


    Dalam tradisi dan sejarah keagamaan, terutama dalam kitab-kitab seperti Alkitab dan Al-Qur’an, Nabi Ibrahim (Abraham) hidup sekitar abad ke-20 hingga ke-18 SM dan berasal dari kota Ur, yang merupakan bagian dari wilayah Mesopotamia.


    Siapa raja ketika itu yang berkuasa? Ya, Anda tidak salah, raja yang berkuasa ketika itu adalah Raja Nimrod (Namrud). 


    Jadi, peradaban manusia yang maju akan beririsan dengan sang pembawa pesan Tuhan. 


    Pada saat itu, peradaban manusia di zaman Nabi Ibrahim, Kerajaan Babilonia memiliki penguasa yang dzalim yang harus Nabi Ibrahim luruskan agar kembali kepada Allah. 


    Jadi, ketika sebuah peradaban ini dikatakan 'Maju' dan penguasa bersikap dzalim, maka akan ada 'utusan' sebagai juru selamat yang Allah akan kirimkan kepada bangsa tersebut. 


    Temen-temen akan mendapatkan banyak cerita seperti ini pada berbagai peradaban maju setelahnya. 


    Seperti peradaban Mesir, ketika Fir'aun, sebutan penguasa Mesir saat ini pada puncak peradabannya, dan berlaku dzalim, maka Allah utus seorang Nabi dan juga Rasul yaitu Harun dan Musa. 


    Sampai pada titik dimana Rasulullah di utus, saat itu dua imperium besar berdiri dan saling berebut hegemoni global yaitu Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan Kekaisaran Persia (Sasaniyah).


    Kedua idiologi ini saling bertentangan, sehingga kemudian Allah memberikan utusan dalam 1000 tahun dua kali, yaitu Isa AS dan Muhammad SAW. 


    Kini, 1300 tahun berlalu setelah Nabi Muhammad SAW meninggalkan kita semua. Apakah manusia kini sedang berada di puncak peradaban? 

    Saat ini, salah satu pemimpin negara super power memberlakukan kebijakan yang membuat negara lain garuk-garuk kepala, ada yang manut ada yang menentang. 


    Negara seperti Indonesia, juga terkena imbasnya atas kebijakan pemimpin negara superpower ini. 


    Trump, presiden terpilih Amerika Serikat tengah memberlakukan peningkatan pajak impor di negaranya untuk menjaga daya saing perusahaan Amerika atas serbuan barang dari luar negeri. 


    Efek tersebut membuat ekonomi Indonesia melemah, bahkan sampai hari ini rupiah telah terkapar di angka Rp. 16.823/1 dollar AS.


    Satu-satunya negara yang berani melawan dominasi Amerika Serikat adalah China. Yang memang sedari awal Trump telah meingkatkan pajak kepada China secara bertahap sehingga per hari ini, pajak tersebut sudah meningkat hingga mencapai 104%. 


    Kabinet Merah Putih beberapa hari lalu telah mengumpulkan para ekonom untuk menghadapi perang dagang dua kekuatan besar dunia ini. 


    Saya sebagai masyarakat hanya bisa melihat, saya juga bersyukur jika ekonomi dunia stabil, tidak ada ketegangan dan investasi di Indonesia juga meningkat. 


    Artinya, kita akan tetap hidup seperti biasa, tidak ada kekhawatiran kekurangan makan dan juga keamanan akan terjaga. 


    Ya walaupun saya masih merasa khawatir dua kekuatan global ini tidak hanya perang dagang semata, semoga itu terjadi nanti saja, saya tidak ingin membayangkan hal tersebut terjadi. 


    Bagaimana puncak peradaban ini akan berakhir? Apakah dunia ini akan di reset kembali oleh Allah dengan mengirimkan utusan?


    Wallahualam bishawab.


    Komentar

    Tampilkan