Menurut Dr. Myron Winick, anak 4 tahunan yang menderita obesitas berpeluang 80% kembali mengalami obesitas setelah dewasa. Makanan berkalori tinggi seperti goring-gorengan, soda, pizza, burger, kripik kentang, es krim, yang rata-rata disukai anak-anak adalah sumber lemak tidak sehat. Bila anak sudah kelebihan lemak akan sulit untuk dihilangkan kecuali dengan pola makan tepat dan aktivitas fisik yang seimbang.
Penyebab :
- Refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energy.
- Kegemaran makan yang berlebihan, terutama makanan tinggi kalori, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, sehingga terjadi surplus energy yang disimpan sebgai lemak tubuh.
- Gangguan metabolic dalam tubuh. Misal, akibat tumor di hipotalamus yang menyebabkan makan berlebihan.
- Faktor genetic. Bila kedua orangtua gemuk, ada risiko 80% kondisi itu diturunkan pada anak. Jika hanya salah satu orangtua, peluang anak untuk menjadi gemuk sebesar 40%.
Dampak :
- Seringa merasa kehabisan napas, badan terasa berat, merasa kepanasan, sakit pada bagian pinggang, pinggul, paha, dan lutut. Bila ada tanda-tanda seperti ini, anak memerlukan pengaturan makanan dan aktivitas fisik yang cukup sehingga tubuh tidak semakin gemuk.
- Secara psikologi beresiko kesulitan melakukan aktivitas fisik sehingga mengurangi kesempatannya untuk mengikuti kegiatan social. Bahkan aktivitas biasa juga sulit dilakukan, seperti memasang tali sepatu. Geraknya terbatas dan tidak lincah.
- Kegiatan olahraga berenang semakin dihindari Karena tak ingin bentuk tubuhnya terlihat. Penderita merasa rendah diri lantaran penampilannya tidak ideal, tak mudah mengikuti tren mode, dan mengalami kesulitan membeli pakaian jadi. Bagi wanita dirasakan sebagai hal yang mengurangi nilai estetika. Selain itu, bisa menjadi salah satu faktor risiko depresi atau stress karena berbagai masalah yang muncul dari dirinya ataupun adanya perasaan diskriminasi dari lingkungan sekitarnya.
- Bagi kesehatan beresiko munculnya berbagai penyakit degenerative seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes.
Pencegahan :
- Menurunkan berat badan. Cara ini tentu tak dapat instan karena lemak yang menempel dalam jaringan tubuh terjadi dalam waktu lama (sejak pola makan yang diterapkan salah, yaitu kalori yang masuk ke dalam tubuh berlebihan dan sedikit dikeluarkan).
- Partial Meal Replacement, maksudnya menggantikan 1-2 kali makan dengan makanan pengganti yang tersedia dari produk instan rendah kalori di pasaran. Makanan pengganti ini mengandung rendah kalori (ada yang hanya mengandung 160 Kal) tetapi diperkaya dengan vitamin/mineral dan kandungan protein sekitar 7 g (14% dari angka kecukupan gizi). Cara ini aman dan efektif menurunkan berat badan secara signifikan. Kelebihannya, tersedia di pasaran, harga terjangkau, tak banyak memerlukan bantuan tenaga professional ahli karena cara pemakaian mudah dan informasi kandungan gizinya lengkap terdapat dalam produk tersebut.
- Diet tepat disertai modifikasi perilaku. Intinya, mendisiplinkan anak untuk menghindari kebiasaan makan yang tidak seimbang, mengerem nafsu makan berlebihan terutama makanan berkalori tinggi. Diperlukan pula dukungan lingkunngan dengan tidak menaruh makanan di sembarang tempat. Kunci keberhasilan modifikasi perilaku ini sangat bergantung pada keinginan individu yang bersangkutan untuk berusaha menurunkan berat badannya.
Sumber : Nakita-No. 653/Th.XIII/ 3 – 9 Oktober 2011| Hal : 6
Posting Komentar