Aditya Ahmad dan Isfira Febiana |
Sebuah film pendek Indonesia, bercerita tentang ritual unik menghentikan hujan mencuri perhatian dalam Festival Film Berlin 2014. Aditya Ahmad, menjadi sutradara termuda yang lolos seleksi kategori Crystal Bears.
Rombongan murid sekolah dasar sejak pagi mengantri di Haus der Kulturen der Welt Berlin. Pagi itu, enam film pendek yang lolos seleksi Crystal Bears, Festival Film Berlin diputar, salah satunya dari Indonesia.
“Sepatu Baru”, karya Aditya Ahmad, 25 tahun dari Makassar. Sebuah film pendek yang membawa nuansa lain. Film yang merupakan tugas akhir sang sutradara di bangku kuliah ini secara mengejutkan digarap dengan sangat baik.
Bercerita tentang “perburuan” celana dalam oleh seorang anak perempuan. Berkeliling kampung kumuh di sela hujan, mencuri pakaian dalam untuk dilempar ke atap agar hujan berhenti, supaya ia bisa segera memakai sepatu barunya.
Dengan detail gambar yang indah dan kesederhanaan tema, film ini mencuri perhatian. Dalam pemutaran premier, film ini paling banyak dihujani pertanyaan, dalam pemutaran kedua sejumlah pertanyaan polos meluncur dari anak-anak, misalnya: ”Apakah di Indonesia memang sering banjir?”.
“Di sekeliling saya memang masih banyak yang percaya bahwa melempar celana dalam bisa menghentikan hujan,” kata Aditya Ahmad atau Adit kepada DeutscheWelle.
DW:Darimana datangnya ide film ini?
Adit:Ide ini datangnya dari sekeliling saya karena ada banyak yang percaya bahwa membuang celana dalam ke atap bisa menghentikan hujan. Sampai teman-teman di kampus kalau bikin acara masih manggil pawang hujan…
DW:Apa bagian paling sulit dalam pembuatan film ini ?
Adit:Karena kita harus menunggu hujan baru bisa shooting, dan waktu itu meski musim hujan bulan Februari, tapi hujan datang hanya sebentar. Dua jam hujan lalu kemudian panas lagi sekitar empat jam. Kita sempat berpikir untuk memanggil pawang hujan agar mengirimkan hujan ke tempat kita. Tapi kebetulan sebelum kita menelepon, tiba-tiba mendung dan hujan. Jadi kita langsung shooting. Stand by terus dari pagi sampai sore menunggu hujan. Jadi waktu hujan langsung semangat, lompat semua langsung keluar…
Adit, adalah sutradara termuda yang lolos seleksi untuk bersaing memperebutkan penghargaan Crystal Bears, untuk film pendek di Berlinale 2014.
Sumber : DW
(http://www.dw.de/mitos-indonesia-disambut-hangat-di-berlin/a-17435285)
Posting Komentar