Ilustrasi Bakteri meningitis, Telegraph.co.uk | http://www.tempo.co/ |
TEMPO.CO , Jakarta:Penggunaan antibiotik yang berlebihan dipercaya membuat bakteri menjadi lebih resistan. Infeksi yang disebabkan bakteri pun menjadi lebih sulit ditangani. Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi rasa sakit dan nyeri, demam dan radang diyakini memiliki kemampuan untuk melawan bakteri.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar dua juta orang di Amerika Serikat terinfeksi bakteri yang resistan terhadap antibiotik. Kondisi ini berujung pada kematian sekitar 23 ribu jiwa setiap tahun karena sulitnya pengobatan untuk mengatasi bakteri semacam itu.
Dalam laporan di Cell Press journal Chemistry and Biology, 13 Maret 2014, obat-obatan yang tergolong anti-inflamasi non-steroid (NSAID) disebutkan bereaksi terhadap bakteri. Namun obat-obatan itu memiliki cara yang berbeda dari yang dilakukan antibiotik. Kondisi ini bisa membuka jalan mengembangkan obat untuk menghadapi superbug alias bakteri dengan gen tertentu yang membuat mereka kebal terhadap antibiotik.
Peneliti dari Universitas Wollongong, Australia, Dr. Aaron Oakley, mengatakan beberapa obat anti-inflamasi yang dipakai pada manusia dan hewan memiliki kemampuan rendah untuk membunuh bakteri. "Tapi obat-obatan itu bisa menghambat bakteri meniru DNA yang mereka perlukan untuk menggandakan diri," kata Oakley.
Para peneliti menganalisis tiga obat dalam kategori NSAID, yaitu bromofenac, carprofen, dan vedaprofen. Oakley dan koleganya berhasil mengidentifikasi kemampuan oba anti-inflamasi untuk mengikat dan menghalangi protein dalam bakteri yang disebut DNA clamp. Protein yang terdapat dalam beragam spesies bakteri ini merupakan bagian dari enzim untuk menyintesis molekul DNA dari susunan nucleotiden mereka.
Oakley mengatakan efek mematikan bakteri dari obat anti-inflamasi memang berbeda dari obat konvensional. Namun hal ini bisa dikembangkan untuk membuat antibiotik baru yang efektif melawan superbug. "Superbug telah menjadi sangat resistan terhadap banyak antibiotik yang tersedia saat ini," kata Oakley. SCIENCEDAILY | FOXNEWS | GABRIEL TITIYOGA
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/03/15/095562385/Obat-Pereda-Sakit-Hambat-Bakteri-Tiru-DNA
Posting Komentar