http://darmaayunews.blogspot.com/ |
INDRAMAYU, (PRLM).-Kondisi sebagian jalan raya Haurgeulis hingga Anjatan, Kabupaten Indramayu, mengalami kerusakan. Banyak kondisi jalan yang berlubang dan berpasir sehingga mengganggu aktivitas warga yang melalui jalan tersebut.
Berdasarkan penelusuran "PR" Online, antara wilayah Haurgeulis sampai Anjatan, Kamis (29/5/2014), kondisi jalan rusak yang cukup parah terdapat di jalan raya bagian barat Stasiun Kereta Api Haurgeulis.
Di wilayah tersebut, aktivitas perdagangan juga cukup ramai. Banyak terdapat toko-toko kelontong. Kendaraan yang hilir-mudik cukup sering.
Namun demikian, kualitas jalan yang tidak bagus, karena banyak aspal yang terkelupas, tidak sebanding dengan ramainya aktivitas perdagangan yang mensyaratkan tersedianya sarana infrastruktur yang memadai.
Iman, salah seorang pedagang, mengatakan, kondisi jalan yang rusak tersebut bisa mengganggu jalur pengantaran barang-barang yang akan diperdagangkan. Waktu tempuh yang harus dicapai bisa lama.
"Tidak hanya bagi penjual, namun juga bagi pembeli pastinya berpengaruh. Kalau siang jalanan menjadi berdebu. Mereka mungkin akan terganggu oleh debu-debu tersebut," tuturnya.
Dia menambahkan, Pemkab Indramayu masih memiliki tugas untuk memperbaiki jalan yang ada di daerah barat, terutama di daerah Haurgeulis. Menurutnya, kualitas pembenahan jalan yang ada selama ini belum merata.
Kualitas jalan yang jelek tersebut akan banyak dijumpai lagi bila menelusuri jalan sepanjang Haurgeulis menuju Anjatan. Namun demikian, di daerah Anjatan, kualitas jalan tidak seburuk seperti yang ada di daerah Haurgeulis. Di Jalan Raya Anjatan masih terdapat adanya jalan yang mulus.
Di wilayah Kecamatan Anjatan tersebut, jalan yang rusak terpantau ada di daerah Jalan Raya Pasar Wanguk, kemudian di Jalan Raya Kebonwaru, Desa Kopyah. Sementara di jalan raya yang termasuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Patrol, kualitas jalan sudah relatif baik.
Selain menjadi sarana aktivitas warga, jalan raya sepanjang Patrol-Anjatan-Haurgeulis itu menjadi salah satu jalur transportasi untuk masuk ke daerah Indramayu dari arah Subang, maupun sebaliknya.
Tomi Handoyo, salah seorang warga Desa Mekarjati Kecamatan Haurgeulis, mengatakan, sebenarnya jalan tersebut bisa dijadikan jalan alternatif untuk ke luar kota, terlebih dengan suasananya yang relatif sepi, sehingga bisa terhindar dari kemacetan.
"Tapi sayang jalannya rusak. Orang-orang jadinya lebih banyak memilih lewat Sukra untuk ke Subang atau Bandung," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu, Sudirja mengatakan, pihaknya sudah mengajukan anggaran perbaikan jalan yang rusak sebesar Rp 266 miliar pada tahun ini. Namun demikian, dia tidak yakin apakah ajuan tersebut akan disetujui atau tidak.
"Ajuan pendanaan sudah disampaikan kepada bupati, dimana nanti akan diajukan lagi ke pihak kementrian. Pembahasannya akan dilakukan dalam anggaran perubahan pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, selama belum turun anggaran, berarti belum ada perbaikan,” katanya.
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah kerusakan jalan yang terbagi dalam dua kategori, yakni kategori konstruksi jalan aspal, dan konstruksi jalan beton. Khusus konstruksi jalan aspal, terdapat dua sub kategori, yakni sub kategori jalan luar kota, dan sub kategori jalan dalam kota.
Menurut dia, sub kategori jalan luar kota merupakan jalan yang persentase kerusakannya paling besar. Dia menyebutkan, jalan luar kota itu panjang totalnya adalah 575 kilometer, dimana dari luas itu, sebanyak 65 persennya, atau sekitar 373 kilometer, mengalami kerusakan. Untuk jalan luar kota ini, Dinas Bina Marga memproyeksikan biaya perbaikan per kilometernya adalah sebesar Rp 700 juta.
Sementara untuk sub kategori jalan dalam kota, dari total panjang jalan 110 kilometer, sebanyak 58 persennya, atau sekitar 63 kilometer, mengalami kerusakan. Adapun proyeksi biaya perbaikan jalan per kilometernya untuk sub kategori ini adalah sebesar Rp 70 juta.
Kemudian untuk kategori jalan konstruksi beton, merupakan kategori jalan yang tingkat kerusakannya paling kecil, yakni dua persen, atau 2 kilometer dari 128 kilometer. Dinas Bina Marga memproyeksikan perbaikan jalan konstruksi beton per kilometernya sebesar Rp 70 juta.
“Dari keseluruhan kalkulasi terhadap kategori-kategori tersebut, kami mengajukan kepada Bupati untuk pembiayaan pemeliharaan jalan rusak pada tahun ini sebesar Rp 266 miliar,” ujarnya. (Muhammad Ashari/A-89)***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/node/283174
Posting Komentar