Bakteri Wolbachia Mampu Kurangi Penularan DBD dari Aedes Aegypti

Posting Komentar
http://www.science20.com


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius di Indonesia. Tim riset Eliminate Dengue Project Yogyakarta (EDP Yogya) dengan teknologi Wolbachia berhasil mengendalikan DBD dengan menggunakan nyamuk Aedes aegypti berwolbachia.

Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di dalam sel tubuh serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui telur. Wolbachia ditemukan pada lebih dari 60 persen jenis serangga yang ada di bumi, termasuk kupu-kupu, lebah dan lalat buah, namun tidak terdapat pada nyamuk Aedes aegypti yang menularkan DBD.


Sebagai langkah awal, kajian riset yang dirintis sejak 2011 ini baru diterapkan di empat wilayah terbatas di Sleman dan Bantul. Tujuannya untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dengan menyebar nyamuk Aedes aegypti berwolbachia lalu kawin secara alami mampu menghasilkan populasi nyamuk wolbachia 80-90 persen di alam sehingga menurunkan terjangkitan DBD.

Riset ini pun kemudian dikaji analisis risikonya yang dilakukan oleh lima ahli dalam tim independen dan 20 peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan badan penelitian dan pengembangan yang dibentuk oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Kementerian Kesehatan, Dewan Riset Nasional dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Ketua Tim Kajian Analisis Risiko Nyamuk Berwolbachia Prof Damayanti Buchori mengatakan, dalam kajian ada empat kelompok besar yang dikaji yakni ekologi nyamuk, faktor sosial, budaya, ekonomi, manajemen efikasi nyamuk dan kesehatan masyarakat.

"Hasilnya kajian peluang terjadinya dampak pengurangan pelepasan nyamuk berwolbachia dapat diabaikan. Kekhawatiran dampak negatifnya pun dapat diabaikan," katanya di Jakarta, Jumat (2/9).

Hanya saja di faktor sosial ekonomi ketika dilakukan pelepasan nyamuk berwolbachia bersifat low risk, risiko ada tapi rendah.

EDP Yogya ini dimotori oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan didanai Yayasan Tahija Indonesia.

Pada awal 2016 lalu, badan kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan untuk memperluas penelitian terkait penggunaan Wolbachia untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti, diantaranya untuk penanganan DBD.

Selain Indonesia, negara lain yang telah melakukan kajian nyamuk berwolbachia adalah Vietnam, Australia, Brazil dan Tiongkok.

Peneliti utama EDP Yogya Adi Utarini mengungkapkan, bahkan di Tiongkok pengembangan nyamuk berwolbachia untuk pengendalian hama tanaman pertanian seperti wereng coklat dan lalat buah.

"Kami akan memulai fase 3 riset ini di 40 persen wilayah Yogyakarta dengan nyamuk berwolbachia," ucapnya.

Riset fase ketiga ini untuk membuktikan efektifitas riset dan seberapa besar penurunan angka DBD. Ditargetkan fase ketiga riset ini rampung tahun 2019.




Sumber :
Berita Satu. 2016. Bakteri Ini Mampu Kurangi Penularan DBD dari Aedes Aegypti. Diakses tanggal 4 September 2016. Link ; http://www.beritasatu.com/sains/383366-bakteri-ini-mampu-kurangi-penularan-dbd-dari-aedes-aegypti.html
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar